Hemodialisa atau Cuci Darah Ditanggung BPJS Kesehatan

Ada cerita tentang seorang pasien hemodialisa (HD) yang sudah menjalani perawatan ini selama sekitar 8 tahun. Beliau tidak memiliki asuransi dan tidak ada yang mendukung secara finansial. Saya sempat merasa prihatin karena beliau sampai harus menjual rumah, tanah, dan kebun. Sekarang, beliau tinggal menumpang di rumah adiknya. Alhamdulillah, setelah mendaftar BPJS Kesehatan, kondisi beliau mulai membaik. Kini suaminya juga bisa mulai menabung dan sedikit demi sedikit membayar kembali utang yang digunakan untuk biaya HD sebelumnya. Terima kasih, BPJS!

Apa sih hemodialisa itu?

Hemodialisa, atau cuci darah, adalah prosedur medis yang digunakan untuk menggantikan sebagian fungsi ginjal bagi orang dengan penyakit ginjal kronis. Fungsi ginjal sendiri meliputi:

  • Membuang racun dan sisa metabolisme (ureum dan kreatinin). Pada pasien gagal ginjal, kadar ureum dan kreatinin di darah bisa sangat tinggi.
  • Mengeluarkan cairan berlebih. Pasien gagal ginjal sering kali kesulitan buang air kecil, sehingga cairan menumpuk di tubuh, menyebabkan bengkak-bengkak, perut buncit, atau bahkan sesak napas karena cairan tertimbun di paru-paru.
  • Mengatur keseimbangan asam-basa dalam darah. Pada pasien gagal ginjal, sering terjadi kondisi asidosis metabolik, yang bisa ditandai dengan napas cepat dan dalam.
  • Mengatur metabolisme elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, fosfat, dan asam urat. Pasien gagal ginjal sering mengalami gangguan ini, yang bisa menyebabkan masalah seperti hiperkalemia (kalium tinggi), hipokalsemia (kalsium rendah), hiperfosfatemia (fosfat tinggi), dan hiperurisemia (asam urat tinggi).
  • Mengatur tekanan darah. Gagal ginjal seringkali menyebabkan hipertensi.
  • Memproduksi eritropoetin yang penting untuk produksi sel darah merah. Pasien gagal ginjal seringkali mengalami anemia.

Dengan hemodialisa, beberapa fungsi ginjal ini bisa dibantu, seperti menurunkan kadar ureum dan kreatinin, mengeluarkan cairan berlebih, serta mengatasi asidosis dan hiperkalemia. Namun, untuk hipertensi dan anemia, hemodialisa tidak bisa memberikan banyak bantuan, sehingga tetap dibutuhkan pengobatan darah tinggi dan transfusi darah atau eritropoetin.

Biaya Hemodialisa

Jika seorang pasien harus menjalani cuci darah tiga kali seminggu dengan biaya sekitar Rp 1.000.000 per kali, maka dalam sebulan pasien akan mengeluarkan sekitar Rp 12.000.000, dan setahun bisa mencapai Rp 144.000.000 hanya untuk biaya cuci darah. Itu belum termasuk obat dan pemeriksaan lainnya. Bayangkan berapa biaya yang diperlukan untuk pengobatan jangka panjang!

Tidak mengherankan jika BPJS Kesehatan mengalami defisit pada tahun pertamanya, karena sebagian besar pasien yang berobat menggunakan BPJS memang membutuhkan biaya tinggi. Pasien hemodialisa yang hanya membayar Rp 25.500 setiap bulan bisa mendapatkan 12 kali perawatan cuci darah dalam sebulan dan BPJS menanggung biaya perawatan ini seumur hidup.

Berapa kali cuci darah yang ditanggung BPJS?

BPJS Kesehatan hanya menanggung hemodialisa sebanyak 2 kali seminggu, meskipun kondisi medis pasien membutuhkan lebih banyak. Jika pasien memerlukan lebih dari 2 kali per minggu, seperti 3 kali seminggu, maka hal ini bisa dilakukan jika ada indikasi medis tertentu. Namun, fasilitas hemodialisa di beberapa rumah sakit masih terbatas, sehingga meskipun membayar biaya umum, tetap hanya bisa mendapatkan 2 kali seminggu.

Untuk obat-obatan, BPJS menanggung sejumlah obat tertentu. Misalnya, obat-obatan seperti hemapo, recormon, dan eprex diberikan 4 kali sebulan; venofer diberikan 8 kali sebulan. Obat-obatan yang diminum dapat diberikan sebulan sekali. Untuk transfusi darah, pasien harus dirawat inap.

Rekomendasi Rumah Sakit untuk Hemodialisa

Pelayanan hemodialisa bisa bervariasi di setiap rumah sakit, terutama rumah sakit swasta. Jika memungkinkan, pilihlah rumah sakit yang sudah berpengalaman dalam menangani pasien hemodialisa dengan BPJS Kesehatan.

Salah satu yang dapat direkomendasikan adalah RS Pelni, yang memiliki fasilitas hemodialisa terbaik di Indonesia, dengan 100 unit mesin canggih dan terkini. Perawatan dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis ternama dan petugas berpengalaman. Ruang tunggu hemodialisa di RS Pelni juga sangat nyaman dan bersih, lengkap dengan fasilitas Wifi dan TV kabel.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

5 komentar untuk "Hemodialisa atau Cuci Darah Ditanggung BPJS Kesehatan"

  1. syukurlah ya mas..ada penajminan yg ditanggung seperti hemodialisa..
    ada teman jg yg rutin cuci darah ..seminggu sekali..

    padahla klw diliat dari bentuk pisik seperti tidak sakit. aneh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. @mas aldino, orang dengan penyakit kronis memang rata-rata tidak terlihat sakit secara kasat mata. tidak hanya orang dengan penyakit ginjal. orang dengan diabetes, hipertensi, lupus, dll.. juga sama. bagi kami tidak aneh jika ada orang yang mengatakan "tapi kamu kelihatannya sehat", sementara kita telah sangat terbiasa dengan sakit yang mendera sepanjang waktu. Alhamdulillah BPJS menanggung sebagian besar pengobatan penyakit kronis.

      Hapus
  2. ngeri kang kalo sudah cuci darah. harus jaga kesehatan biar ga sampe kaya gini.

    BalasHapus
  3. Di rs kariadi kalo HD+transfusi bisa kok, ga harus rawat inap tap cuma dapat 1 kolf darah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih infonya. Kalau di RS milik pemerintah, terutama tipe A, umumnya memang lebih banyak yang bisa dijamin karena tarif klaimnya lebih besar dibanding RS tipe B/C.

      Hapus