Belajar Tidak Hanya Berhenti di Sekolah

Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa Dia akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Namun, pernahkah kita bertanya, sebenarnya apa yang dimaksud dengan "ilmu" di sini? Apakah ilmu itu diukur dari gelar akademik yang panjang di belakang nama seseorang? Atau mungkin dari berapa lama seseorang menghabiskan waktunya menimba ilmu di sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainnya?

Atau, apakah ilmu dihitung dari kemampuan seseorang dalam menghafal, menghitung, atau melakukan berbagai aktivitas intelektual lainnya?

Saya rasa jawabannya adalah tidak. Ilmu yang dimaksud tidak terbatas pada apa yang kita dapatkan di institusi formal seperti sekolah atau kampus. Ilmu itu jauh lebih luas daripada sekadar gelar, angka, atau sertifikat.

Sumber-Sumber Ilmu: Tidak Terbatas pada Institusi

Ilmu bisa datang dari banyak sumber. Tidak hanya dari buku-buku pelajaran atau ruang kelas, tapi juga dari berbagai kajian agama, pengalaman hidup, maupun pengamatan terhadap perjalanan orang lain. Bahkan, jalan kehidupan itu sendiri adalah guru terbaik bagi mereka yang mau membuka hati dan pikirannya.

Seorang nelayan yang memahami pasang surut air laut, seorang petani yang tahu kapan harus menanam dan memanen, atau seorang ibu rumah tangga yang piawai mengelola waktu dan keuangan keluarga—semua itu adalah ilmu. Mereka mungkin tidak pernah mencicipi bangku sekolah tinggi, tapi Allah bisa saja mengangkat derajat mereka karena ilmu yang mereka miliki, jika ilmu itu digunakan dengan baik dan bermanfaat.

Ilmu vs. Harta: Sebuah Perbandingan

Ada banyak perbedaan antara ilmu dan harta, yang membuat ilmu jauh lebih berharga di mata Allah dan manusia.

1. Ilmu Bertambah Ketika Dibagi
   Harta, jika dibagi-bagi, pasti akan berkurang dan pada akhirnya habis. Namun, ilmu justru bertambah ketika dibagi. Semakin banyak kita berbagi ilmu dengan orang lain, semakin dalam pemahaman kita, dan semakin luas manfaat yang bisa kita sebarkan.

2. Ilmu Tidak Bisa Dicuri
   Harta bisa dicuri, dirampas, atau hilang. Tapi ilmu yang sudah tertanam dalam diri seseorang tidak akan pernah bisa dicuri oleh siapa pun. Itulah sebabnya ilmu adalah aset yang paling aman dan tak tergantikan.

3. Ilmu Menyelamatkan, Harta Bisa Menyesatkan
   Ilmu memiliki potensi untuk menyelamatkan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Ilmu membimbing kita untuk membedakan yang benar dari yang salah, yang halal dari yang haram. Sebaliknya, harta yang tidak dikelola dengan baik justru bisa menjerumuskan kita pada keserakahan, kezaliman, atau bahkan kehancuran.

4. Ilmu Tak Akan Memudar
   Harta yang disimpan bisa tetap utuh secara nominal, tapi tidak menghasilkan manfaat kecuali digunakan. Sebaliknya, ilmu yang hanya disimpan tanpa diamalkan akan memudar dan kehilangan maknanya. Namun, ketika diamalkan, ilmu akan terus hidup dan memberikan manfaat yang tak pernah habis.

Belajar Sepanjang Hayat

Oleh karena itu, kita diajarkan untuk selalu semangat dalam belajar. Belajar itu bukan tugas yang berhenti ketika kita lulus sekolah atau mendapatkan gelar sarjana. Belajar adalah perjalanan seumur hidup, dari buaian hingga ke liang lahat.

Belajar bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tidak harus di ruang kelas, tapi bisa melalui pengalaman, interaksi dengan orang lain, atau bahkan merenungi ciptaan Allah di sekitar kita.

Jadi, mari kita jadikan ilmu sebagai prioritas dalam hidup. Jadikan belajar sebagai ibadah, karena ilmu yang bermanfaat adalah salah satu amal yang pahalanya akan terus mengalir bahkan setelah kita meninggalkan dunia ini.

Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk terus menuntut ilmu, mengamalkan, dan membagikannya, sehingga ilmu tersebut menjadi cahaya yang menerangi perjalanan kita di dunia dan akhirat.

PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Berbagi :