Rezeki Tak Selalu Berbentuk Uang
Saat pulang ke rumah dalam keadaan selamat dan tetap utuh, sebenarnya ada karunia besar yang telah diberikan Allah kepada kita. Meskipun pada saat itu kita tidak sedang memperoleh penghasilan, keselamatan adalah salah satu nikmat yang sering kali kita abaikan.
Mari kita coba merenung sejenak. Bayangkan jika dalam perjalanan, baik berangkat maupun pulang, kita mengalami kecelakaan yang memaksa kita untuk dirawat di rumah sakit. Misalnya, jika kita yang menjadi korban dan si penabrak bersedia bertanggung jawab, tetap saja kita harus menanggung penderitaan selama masa perawatan. Hari-hari yang seharusnya bisa kita manfaatkan untuk bekerja atau berkumpul bersama keluarga pun hilang begitu saja. Belum lagi, keluarga kita harus bersusah payah mengurus kita, bolak-balik ke rumah sakit. Jika lokasi rumah sakitnya dekat, mungkin itu tidak terlalu merepotkan. Namun, jika kita harus dirawat di luar kota, ceritanya akan menjadi jauh lebih rumit.
Itu baru jika kondisi kita tidak terlalu parah. Bagaimana jika kecelakaan tersebut menyebabkan cedera serius? Misalnya, kita harus menjalani operasi besar atau bahkan menghadapi kenyataan pahit berupa amputasi. Selain rasa sakit yang harus kita tanggung, biaya perawatan yang bisa mencapai jutaan rupiah akan menjadi beban tambahan. Belum lagi, kita harus merelakan bagian tubuh yang tak tergantikan. Kehilangan seperti ini akan mengubah banyak aspek dalam hidup kita.
Persoalan menjadi semakin rumit jika si penabrak melarikan diri. Dalam situasi ini, tidak hanya kita yang menderita, tetapi juga keluarga kita. Mereka harus mengurus segala biaya dan waktu untuk memastikan kita mendapatkan perawatan terbaik. Hari-hari produktif yang hilang tidak hanya memengaruhi kita sebagai individu, tetapi juga keluarga kita secara keseluruhan.
Lalu, bagaimana jika situasinya terbalik? Misalnya, kita yang menjadi penabrak. Meskipun mungkin kita tidak kehilangan waktu sebanyak korban, kita harus menanggung beban moral dan material yang tidak ringan. Kita bertanggung jawab atas kondisi korban, baik secara finansial maupun emosional. Beban ini akan semakin berat jika korban mengalami cedera serius atau cacat permanen. Apalagi jika korban tersebut adalah kepala rumah tangga yang menjadi tulang punggung keluarganya. Bayangkan bagaimana beratnya dampak yang harus ditanggung oleh keluarganya.
Situasi akan menjadi jauh lebih tragis jika kecelakaan tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia. Kehilangan seorang anggota keluarga adalah pukulan besar bagi siapa pun, baik bagi keluarga korban maupun kita sebagai pelaku. Penyesalan, rasa bersalah, dan beban moral yang harus kita pikul akan menjadi luka yang sulit disembuhkan.
Semua rangkaian cerita ini berawal dari sesuatu yang sering kita anggap sepele: keselamatan. Padahal, keselamatan adalah salah satu bentuk rezeki yang luar biasa. Rezeki tidak selalu berbentuk uang atau harta benda. Kesehatan, keselamatan, dan kesempatan untuk pulang ke rumah dalam keadaan utuh adalah warna lain dari rezeki yang patut kita syukuri.
Oleh karena itu, mari kita belajar untuk lebih menghargai nikmat yang sering kali kita abaikan. Setiap kali kita pulang ke rumah dalam keadaan sehat dan selamat, ingatlah bahwa itu adalah anugerah besar dari Allah. Bersyukurlah atas kesempatan untuk menjalani hari-hari berikutnya tanpa kehilangan apa pun yang berharga. Keselamatan bukan hanya soal terhindar dari bahaya, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan rasa syukur.
"Dan Dia telah memberimu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." [QS. Ibrahim : 34]
BalasHapushal yang sering dilupakan anak Adam : sehat..
BalasHapustermasuk saya, hehe..
jazakumullahu khoir sudah mengingatkan..
Dan inilah kadang yang sering dilupakan orang. Padahal menjadi seorang blogger itu bisa menjadi sebuah rejeki juga.
BalasHapusSetuju dgn Anda mas Ridha...jadi blogger itu berkah
HapusSetuju mas, pasti selain Uang yang menurut saya paling utama adalah SEHAT dan IMAN....Insya Allah...
BalasHapusmemang benar tak selamanya rezeki itu berbentuk uang,!! thanks infonya
BalasHapusSangat inspiratif mas, terkedang kesehatan tidak mampu kita syukuri padahal kesehatan amat penting, dgn tubuh yang sehat kita lebih mudah untuk berkarya. Trims atas sharingnya mas
BalasHapussetuju banget pak, memang tidak semua rezeki kita adalh uang, banyak hal yang bisa di karegorikan anugrah, termasuk kesehatan,makasih sharingnya pak
BalasHapusbetul sekali, sebetulnya banyak orang yang tidak menyadari sebetulnya banyak lhoo rezeki dan nikmat alloh yang di berikan selain uang, cuma terlalu banyak orang yang lupa sehingga mereka tidak sadar akan bersyukur
BalasHapussangat setuju sekali kang, tidak semua rezeki itu datangnya dari Uang, dengan terus hidup sehat itupun sudah dikatakan rezeki paling indah, karena sehat itu Mahal hehehhe
BalasHapussetuju mas yang namanya rezeki itu memang tak harus berbentuk uang bahkan kesehatan pun bisa disebut rezeki :)
BalasHapusterkadang cobaan juga bisa di sebut sebagai rejeki mas, tergantung bagai mana cara kita menyikapinya... heeeeeee
BalasHapusBenar sekali mas, rejeki tak harus uang saja tetapi kesehatan justru lebih berharga.
BalasHapusDari sini kita harus menyadari bahwa kesehatan itu mahal harganya, sebab mencari uang atau nafkah itu tidaklah mudah banyak hal yang harus dilewati.
BalasHapusSemoga rezeki yang kita peroleh dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan berkah bagi kehidupan. Aamiin.
kesehatan itu sebenernya mahal harganya tp masih banyak orang yg kurang mensyukurinya yamas.
BalasHapus