Kesendirian dan Myasthenia Gravis

Saya hidup bersama Myasthenia Gravis. Di Indonesia diperkirakan ada 10.000 kasus Myasthenia Gravis, itu artinya hanya 0.004% dibanding penduduk Indonesia yang 250 juta jiwa. Atau bisa juga ditulis, hanya ada 4 dari 100.000. Kalau ada 100.000 orang memenuhi stadion sepakbola, bisakah kita lihat 4 orang tersebut? bisa kita dengar teriakannya?

Coba perhatikan baik-baik stadion tersebut, 4 dari 100.000 orang, begitulah rasanya hidup dengan Myasthenia Gravis. Hanya melihat gambar stadion bisa membuat saya merasa sendiri. Benda berharga biasanya langka, tapi tidak begitu ketika itu penyakit langka. Kesendirian adalah tantangan yang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi, kita hidup di era internet dan internet itu ajaib.


Di kota-kota besar ada perkumpulan orang-orang yang men-support penderita Myasthenia Gravis, hanya saja tidak semua orang hidup di dekat kota besar, dan tidak semua orang masuk dalam perkumpulan.

Myasthenia Gravis itu berat dan bikin frustasi. Saya tahu bagaimana rasanya. Orang lain juga berpikir demikian. Di sini saya menulis tentang Myasthenia Gravis, tentunya ada juga blogger lain di luar sana, jika Anda menulis tentang Myasthenia Gravis, tolong beri tahu saya. Jika Anda punya facebook, silahkan bergabung dengan group resmi Myasthenia Gravis Indonesia.

Myasthenia Gravis Indonesia

Di group tersebut, ada banyak penderita Myasthenia Gravis yang sangat memahami apa yang Anda alami. Myasthenia Gravis membuat kita kesepian, tapi Anda tidak sendiri. Di stadion yang berkapasitas 100.000 orang tadi, mari kita duduk bersama. Kita mungkin hanya bagian kecil, tapi kita bisa menjadi kuat bersama-sama.

Sucipto Kuncoro –

1 komentar untuk "Kesendirian dan Myasthenia Gravis"