Apa Itu Myasthenia Gravis: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Mungkin sebagian dari kalian belum familiar dengan penyakit ini, tapi jangan khawatir, saya pun dulu tidak tahu apa itu Myasthenia Gravis. Saya baru mengetahui tentang penyakit ini setelah mengalaminya sendiri sejak tahun 2012.
Secara harfiah, Myasthenia Gravis berarti "kelemahan otot serius". Nama ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu "Myo" (μυο) yang berarti "otot", "asthenia" (ἀσθένεια) yang berarti "kelemahan", dan dari bahasa Latin, "gravis" yang artinya "berat" atau "serius".
Secara medis, Myasthenia Gravis adalah penyakit autoimun, yaitu kondisi di mana sistem imun tubuh yang seharusnya melindungi tubuh, malah menyerang organ tubuh, terutama sambungan antara saraf dan otot.
Proses normalnya begini: ketika otak mengirimkan perintah untuk menggerakkan anggota tubuh, saraf akan melepaskan neurotransmitter yang disebut asetilkolin. Asetilkolin ini kemudian diterima oleh reseptor, dan tubuh kita bisa bergerak. Namun, pada penderita Myasthenia Gravis, sistem imun "memblokir" asetilkolin sehingga reseptor tidak bisa menerimanya, yang menyebabkan kesulitan dalam bergerak.
Ciri khas dari penyakit ini adalah otot yang semakin lemah saat digunakan untuk beraktivitas, meskipun aktivitasnya ringan. Tapi, saat istirahat, kondisi otot akan sedikit membaik.
Myasthenia Gravis adalah penyakit langka yang diperkirakan terjadi pada sekitar 3 hingga 30 orang per satu juta penduduk setiap tahunnya. Seringkali, keterlambatan dalam penanganan penyakit ini bisa menyebabkan Krisis Myasthenia, yaitu melemahnya otot pernapasan yang bisa berujung pada kematian jika tidak segera ditangani.
Gejala Myasthenia Gravis
Gejala Myasthenia Gravis umumnya ditandai dengan kelemahan otot, antara lain:
- Kelopak mata turun, bisa sebelah atau keduanya (ptosis)
- Penglihatan ganda (diplopia)
- Lengan terasa lemah dan kesulitan mengangkat beban
- Kesulitan naik tangga atau berjalan karena otot kaki lemah
- Kesulitan mengunyah akibat otot wajah yang melemah
- Kesulitan menelan, bahkan hanya untuk meneguk segelas air
- Suara melemah dan terdengar sengau
- Kesulitan berbicara dalam waktu lama (misalnya saat ceramah atau pidato)
- Kesulitan bernapas
Gejala-gejala ini bisa datang dan pergi, dengan kecenderungan semakin parah pada malam hari. Selain itu, tidak semua penderita Myasthenia Gravis mengalami gejala yang sama.
Test dan Diagnosa Myasthenia Gravis
Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan sebelumnya, itu belum tentu berarti Anda menderita Myasthenia Gravis. Pasalnya, ada beberapa penyakit lain dengan gejala yang mirip. Oleh karena itu, diagnosis Myasthenia Gravis biasanya dibuat berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan klinis oleh dokter spesialis saraf.
Beberapa tes yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis Myasthenia Gravis antara lain:
Tes Elektrostimulasi Saraf. Tes ini mencakup Repetitive Nerve Stimulation (RNS) dan Single Fiber Electromyography (SFEMG). SFEMG adalah alat tes diagnostik yang paling sensitif, yang berarti hampir semua kasus Myasthenia Gravis dapat terdeteksi melalui tes ini.
Tes Darah. Tes darah dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap reseptor asetilkolin. Meskipun tes ini sangat spesifik, tingkat sensitivitasnya tidak mencapai 100%. Artinya, meski banyak kasus Myasthenia Gravis dapat terdeteksi melalui tes ini, ada juga beberapa kasus yang tidak bisa. Sekitar 85% pasien dengan generalized myasthenia gravis dan 50% pasien dengan ocular myasthenia gravis menunjukkan hasil positif terhadap antibodi dalam serum.
CT Scan Dada. Sekitar 15% pasien Myasthenia Gravis mengalami thymoma (pembengkakan kelenjar timus). CT scan pada dada bagian atas sering dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya kelainan ini dan untuk membantu diagnosis.
Pengobatan dan Terapi Myasthenia Gravis
Setiap penyakit pasti ada obatnya, dan Insya Allah, Myasthenia Gravis bisa sembuh dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Beberapa pilihan pengobatan untuk Myasthenia Gravis antara lain:
Mestinon
Obat ini berfungsi untuk memperbaiki neurotransmitter atau sambungan saraf-otot. Mestinon bekerja dengan "memperpanjang" waktu asetilkolin berada di persimpangan neuromuskular, sehingga lebih banyak reseptor yang bisa diaktifkan.Prednison / Imuran
Obat-obat seperti prednison dan imuran digunakan untuk menekan reaksi abnormal sistem imun yang menyerang tubuh, serta untuk mengurangi efek inflamasi akibat Myasthenia Gravis.Immunoglobulin
Immunoglobulin diberikan melalui infus untuk memberikan dukungan sistem imun dari luar tubuh. Terapi ini dapat mempercepat perbaikan kondisi pasien. Namun, biayanya cukup tinggi, sekitar Rp 15 juta untuk satu kali suntikan, dan pasien membutuhkan sekitar lima hari pengobatan untuk hasil yang optimal.Plasmapheresis
Terapi plasmapheresis, atau penukaran plasma darah, mirip dengan proses cuci darah pada pasien gagal ginjal. Terapi ini bertujuan untuk mengangkat antibodi abnormal dari plasma darah. Beberapa liter darah akan diambil dan diganti dengan plasma tiruan. Proses ini dilakukan berulang selama dua minggu, terutama jika pasien mengalami kondisi parah seperti krisis pernapasan atau sebelum menjalani pembedahan. Biaya sekali terapi plasmapheresis sekitar Rp 11 juta.Operasi Pengangkatan Kelenjar Thymus (Thymectomy)
Kelenjar thymus yang terletak di belakang tulang dada berperan penting dalam sistem imun. Pengangkatan thymus melalui operasi dapat memberikan manfaat jangka panjang, seperti mengurangi kebutuhan akan pengobatan medis di masa depan. Namun, prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga profesional di rumah sakit yang berpengalaman dengan teknik thymectomy.
Penyakit Myasthenia Gravis Ini sama dengan penyakit stroke gag pak sucipto?? maklum saya sedikit awam dalam dunia medis. kondisi bapak sekarang bagaimana..... mudah2an pak sucipto diberikan kesembuhan dan artikel ini sangat berguna bagi orang awam sep[erti saya. Terimakasih
BalasHapusdari gejalanya, serupa tapi berbeda...
BalasHapusstroke disebabkan pembuluh darah pada otak yang tersumbat / pecah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak, sedangkan myasthenia gravis merupakan penyakit kelainan neuromuskular (saraf & otot)
adapun gejala stroke ditandai dengan F.A.S.T (face-arm-speech-time), misalkan mulut tiba2 tidak simetris, tangan lemah, lidah kaku... dan gejalanya tidak berubah-ubah
myasthenia gravis memiliki gejala kelemahan otot yang fluktuatif, terkadang memburuk dan membaik,
khasnya kalau bangun tidur / pagi hari tetap terasa segar dan bertenaga penuh.. tapi begitu beraktifitas langsung lemah seperti bubur
Oh seperti itu ya pak sucipto.... Terimakasih penjelasanya. Pengalaman pribadi bapak ini semoga bisa berguna untuk saya dan pembaca lainya. Agar selalu dapat menjaga kesehatan karena kesehatan itu ternyata sangat mahal harganya.
BalasHapus