Fakta dan Mitos Informasi Nilai Gizi pada Produk Makanan
Seringkali, label informasi gizi pada produk makanan disajikan dengan cara yang bisa membuat kita bingung atau bahkan menyamarkan zat aditif berbahaya seolah-olah itu baik untuk kesehatan. Jika kita gagal memahami informasi pada label, risiko kesehatan bisa meningkat, seperti mengonsumsi lemak trans secara berlebihan. Padahal, asupan lemak trans yang disarankan hanya kurang dari 1,11 gram per hari. Konsumsi berlebih dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang pastinya tidak kita inginkan.
Dengan memahami cara membaca label gizi dan membedakan fakta dari mitos, kita bisa memilih produk makanan dengan lebih bijak dan tetap menikmati makanan dengan sehat.
Fakta: Cara Membaca dan Memahami Informasi Gizi
Takaran Saji (Serving Size)
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah ukuran porsi yang sebenarnya kita makan. Takaran saji menunjukkan jumlah yang disarankan per sajian. Namun, perlu diingat bahwa jumlah sajian per kemasan seringkali tidak sama dengan takaran sajian yang tertera.
Contohnya, jika sebuah kemasan keripik memiliki takaran saji 10 keping, tetapi dalam satu kemasan ada 20 keping, berarti satu kemasan itu untuk dua kali sajian.
Kalori (Calories)
Kalori mengukur seberapa banyak energi yang kita dapatkan dari satu sajian makanan. Perlu diingat, jumlah sajian yang kita konsumsi akan mempengaruhi total kalori yang kita makan. Misalnya, jika kita makan dua sajian, maka kita mengonsumsi dua kali lipat kalori yang tertera di label.
Sebagai acuan, berikut ini adalah rentang kalori untuk menilai apakah suatu produk berkalori tinggi atau rendah:
- 40 kalori = rendah
- 100 kalori = sedang
- 400 kalori atau lebih = tinggi
Konsumsi kalori yang berlebihan dapat berhubungan langsung dengan masalah kegemukan (obesitas).
Nutrisi yang Perlu Dihindari
Beberapa nutrisi, seperti lemak jenuh (saturated fat), lemak trans (trans fat), kolesterol (cholesterol), dan sodium, sebaiknya dibatasi karena dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan tekanan darah tinggi. Para ahli kesehatan menyarankan agar kita tetap menjaga asupan lemak jenuh dan lemak trans seminimal mungkin dalam diet seimbang.
Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan
Banyak orang kekurangan serat (dietary fiber), vitamin A, vitamin C, kalsium (calcium), dan zat besi (iron) dalam pola makan mereka. Memenuhi kebutuhan nutrisi ini dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Misalnya, dengan cukup mengonsumsi kalsium, kita dapat mencegah osteoporosis. Vitamin C membantu proses penyembuhan luka, dan serat berperan penting dalam menjaga sistem pencernaan tetap sehat.
Selain itu, diet yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang mengandung serat (terutama serat larut), serta rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Kebutuhan Gizi Harian (Daily Value)
Persentase angka kebutuhan gizi (AKG) di label memudahkan kita untuk menghitung berapa banyak nutrisi yang sudah kita penuhi dari satu sajian makanan.
Misalnya, jika sebuah produk sirup mengandung 37% karbohidrat (semuanya gula), itu berarti kita sudah memenuhi sepertiga kebutuhan karbohidrat harian. Contoh lainnya, jika produk susu mengandung 45% kalsium, artinya hampir setengah dari kebutuhan kalsium harian kita sudah tercukupi.
Dengan memahami cara membaca label gizi ini, kita bisa membuat pilihan yang lebih cerdas dan lebih sehat untuk tubuh kita!
Mitos-Mitos Seputar Label Gizi yang Perlu Anda Waspadai
Banyak label nutrisi atau informasi nilai gizi (nutrition fact) yang disajikan kepada konsumen dengan cara yang bisa menyesatkan. Lalu, bagaimana cara mematahkan slogan pemasaran yang menggoda itu?
"Terbuat dari Gandum Utuh"
Apakah roti gandum benar-benar lebih sehat? Dengar-dengar, roti gandum terbuat dari gandum utuh yang kaya serat, dan kita tahu serat itu penting untuk diet sehat, kan?
Sayangnya, klaim "terbuat dari gandum utuh" tidak menjamin bahwa produk tersebut benar-benar kaya gizi. Kalimat itu hanya berarti produsen mungkin menggunakan gandum utuh, tetapi kita tidak tahu pasti bagaimana gandum tersebut diproses atau berapa banyak yang digunakan dalam produk akhir.
Gula yang Disamarkan
Ketika melihat kandungan gula tinggi pada label, kita mungkin langsung berpikir bahwa produk tersebut kurang bernutrisi. Tapi hati-hati! Anda mungkin tertipu oleh berbagai bentuk gula yang ditulis dengan nama berbeda. Misalnya, sirup jagung, fruktosa, atau jus buah konsentrat, yang semuanya adalah jenis gula. Ketika dicampur, jumlah total gula dalam produk bisa lebih tinggi dari yang kita kira.
"Bebas Lemak Trans"
Lemak trans memang berbahaya, dan karena itu produsen makanan diharuskan mencantumkan kandungannya pada label. Namun, beberapa produsen malah mencoba mengelabui kita dengan klaim "lemak trans = 0" atau "0 trans fat". Jangan terkecoh! Untuk mengurangi lemak trans, sebagian produsen malah menggantinya dengan lemak jenuh yang juga tidak sehat.
Mengandung Omega-3
Banyak produk yang mengklaim kaya akan omega-3, yang dikenal dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Namun, klaim ini hanya berlaku jika produk tersebut juga rendah lemak jenuh dan faktor risiko lainnya. Bahkan, meski suatu produk mengandung omega-3, belum tentu itu omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Misalnya, telur mengandung omega-3, tapi juga tinggi kolesterol. Begitu juga dengan kacang walnut, yang mengandung omega-3, tapi bukan jenis yang berhubungan dengan kesehatan jantung. Jadi, hati-hati dengan klaim omega-3 yang ada pada label!
"Terbuat dari Buah Asli"
Buah memang sangat baik untuk tubuh, kaya akan vitamin dan nutrisi penting. Tapi sama seperti klaim "terbuat dari gandum utuh", klaim "terbuat dari buah asli" juga perlu dipertanyakan. Kita tidak tahu bagaimana proses buahnya atau seberapa banyak kandungan buah yang sebenarnya ada di dalam produk tersebut. Bahkan, jus buah konsentrat adalah bentuk gula yang tersembunyi.
Selain itu, produk yang berlabel "minuman buah" bisa saja hanya mengandung 10% buah asli, sementara sisanya sebagian besar adalah air dan gula atau pemanis buatan.
Itulah beberapa mitos yang sering kita temui pada label gizi produk makanan. Semoga kita lebih pintar dalam memilih dan memilah makanan serta minuman agar tetap sehat!
Waduhh Mas.. Saya baru tahu nih... ternyata semua hanya mitos ya mas??
BalasHapusterbuat dari buah asli, berarti bisa dikatakan itu bohong ya mas, hmmm kudu harus hati-hati ni :D
BalasHapusbuah aslinya mungkin benar, tapi kita tidak tahu berapa persen kandungan buahnya
HapusWaduuuhhhh.... Parah nih. Wah kalau boleh dijabarin ajah nama mereknya, sebel banget nih beli makanan tapi kena booingin.
BalasHapusterlalu beresiko kalo sebut merek :)
HapusEmang iya sih. Wah berati mesti ngapalin nih kata-kata yang ngadalin calon pembeli.
HapusNice share mas (y) Sekarang saya jadi tau.. (y) sip dah hehe
BalasHapusJadi selama ini ditipu dongs :(
BalasHapusmemang sebaiknya kita harus mengurangi makanan berkemasan ya pak...
BalasHapus