Apa Itu Plasmapheresis?
Gambar mesin plasmapheresis di RSCM |
Plasmapheresis adalah suatu prosedur medis di mana plasma darah, cairan bening berwarna keemasan yang mengandung antibodi, dipisahkan dari sel-sel darah lainnya. Pada orang yang menderita penyakit autoimun, plasma darah sering mengandung antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Proses plasmapheresis melibatkan pemisahan plasma yang mengandung antibodi tersebut, yang kemudian digantikan dengan plasma sehat. Hal ini dilakukan menggunakan mesin khusus dalam sebuah prosedur yang dikenal juga dengan sebutan plasma exchange (pertukaran plasma). Proses ini mirip dengan cuci darah yang dilakukan pada pasien gagal ginjal.
Selain digunakan untuk pengobatan penyakit autoimun, plasmapheresis juga digunakan dalam prosedur donor plasma. Dalam hal ini, plasma darah diambil dari pendonor, sementara sel-sel darah lainnya dikembalikan ke tubuh pendonor. Meskipun prosedur ini dapat digunakan untuk berbagai kondisi medis, aplikasi utama plasmapheresis adalah untuk mengobati gangguan autoimun yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Kapan Plasmapheresis Dilakukan?
Plasmapheresis sering digunakan untuk mengobati berbagai gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Beberapa kondisi yang dapat diobati dengan plasmapheresis antara lain Myasthenia Gravis (MG), Guillain-Barré Syndrome (GBS), dan Lambert-Eaton Myasthenic Syndrome. Selain itu, plasmapheresis juga digunakan untuk mengobati Multiple Sclerosis (MS), serta untuk pasien yang baru saja menjalani transplantasi organ untuk mencegah penolakan organ oleh tubuh.
Belakangan ini, terapi plasmapheresis juga semakin banyak digunakan untuk mengobati pasien kritis yang mengalami gangguan autoimun atau infeksi berat. Meskipun banyak digunakan untuk pasien dengan gangguan kekebalan tubuh, proses ini juga dapat dilakukan pada pasien dengan masalah medis lain yang membutuhkan pengaturan plasma darah.
Bagaimana Proses Plasmapheresis Dilakukan?
Selama terapi plasmapheresis, pasien atau pendonor akan beristirahat di ruang khusus. Sebuah alat bernama Mahokar akan dipasang pada area tubuh tertentu, seperti lipatan paha atau leher, tergantung pada kondisi pasien. Biasanya, untuk pendonor, akses vena akan ditempatkan di lengan, dengan memilih arteri yang cukup besar. Setelah itu, darah akan diambil dan diproses menggunakan mesin khusus. Plasma darah yang mengandung antibodi "buruk" akan dipisahkan dari sel-sel darah, dan plasma baru yang sehat akan dipasangkan dengan sel-sel darah tersebut, lalu dikembalikan ke tubuh pasien.
Selama prosedur ini, hanya plasma darah yang diganti, sedangkan sel-sel darah lainnya tetap dipertahankan. Proses plasmapheresis dapat memakan waktu antara satu hingga tiga jam, dan dalam beberapa kasus bahkan hingga lima jam, tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit. Pasien mungkin memerlukan beberapa sesi terapi plasmapheresis dalam seminggu, dengan frekuensi yang bervariasi tergantung pada respons tubuh terhadap pengobatan. Donor plasma, di sisi lain, biasanya dapat dilakukan dua kali seminggu, dengan setiap sesi donor memakan waktu sekitar 90 menit.
Manfaat Plasmapheresis
Manfaat utama dari plasmapheresis adalah kemampuannya untuk meredakan gejala penyakit autoimun yang melibatkan kelemahan otot dan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti pada pasien dengan Myasthenia Gravis (MG). Pasien dapat merasakan perbaikan dalam waktu beberapa hari setelah menjalani terapi, meskipun dalam beberapa kondisi, efek positif dari plasmapheresis baru akan terasa setelah beberapa minggu. Namun, perlu dicatat bahwa perbaikan ini bersifat sementara dan biasanya membutuhkan perawatan ulang secara berkala. Dalam banyak kasus, plasmapheresis dilakukan pada pasien dengan kondisi MG yang kritis, terutama mereka yang berisiko mengalami gagal pernapasan.
Risiko dan Efek Samping Plasmapheresis
Meskipun plasmapheresis umumnya dianggap aman, prosedur ini dapat menyebabkan beberapa efek samping. Efek samping yang paling umum adalah penurunan tekanan darah dan perasaan pusing atau hampir pingsan. Pasien juga dapat merasakan keringat dingin, sakit perut, atau ketidaknyamanan lainnya. Meskipun jarang terjadi, beberapa risiko lebih serius dapat muncul, seperti perdarahan yang disebabkan oleh obat pengencer darah yang digunakan selama prosedur. Efek samping lainnya yang pernah dilaporkan termasuk kejang, kram perut, dan sensasi kesemutan pada tungkai.
Persiapan Sebelum Terapi Plasmapheresis
Sebelum menjalani plasmapheresis, penting bagi pasien untuk mengonsumsi makanan bergizi agar tubuh siap menjalani prosedur ini dengan baik. Pemberian makanan yang cukup juga dapat membantu pasien menghindari komplikasi terkait penurunan tekanan darah selama atau setelah prosedur. Selain itu, pasien disarankan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai persiapan medis lainnya yang perlu dilakukan sebelum menjalani terapi ini.
Apa yang Terjadi Setelah Plasmapheresis?
Setelah menjalani plasmapheresis, beberapa pasien melaporkan merasa lelah atau lemah. Namun, banyak pasien yang bisa mentolerir prosedur ini dengan baik dan melanjutkan aktivitasnya setelah beberapa waktu istirahat. Beberapa mungkin perlu menjalani terapi lanjutan untuk memastikan hasil yang optimal dan mencegah kekambuhan gejala. Oleh karena itu, pemantauan medis sangat penting setelah prosedur untuk mengevaluasi hasil dan memutuskan apakah terapi tambahan diperlukan.
Biaya Terapi Plasmapheresis
Biaya untuk menjalani terapi plasmapheresis bisa sangat mahal, terutama jika tidak menggunakan BPJS Kesehatan. Di luar sistem asuransi, biaya satu sesi plasmapheresis di Indonesia bisa mencapai antara 12 hingga 15 juta rupiah. Pasien yang membutuhkan terapi lebih dari satu kali per minggu, seperti pada kasus pasien kritis, bisa menghabiskan biaya yang lebih tinggi. Biaya ini bisa meningkat lagi dengan tambahan biaya pemasangan akses vena (seperti mahokar) dan biaya rawat inap di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi plasmapheresis seringkali menjadi beban finansial yang berat bagi pasien tanpa asuransi yang memadai.
Tempat yang Menyediakan Layanan Plasmapheresis
Layanan plasmapheresis dapat ditemukan di beberapa rumah sakit besar di Indonesia. Beberapa fasilitas yang menawarkan terapi ini termasuk:
- RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta)
- RS Hasan Sadikin Bandung
- PMI Semarang
- PMI Surabaya
- RS Soetomo Surabaya
- RS Sardjito Yogyakarta
- PMI Yogyakarta
- PMI Samarinda
- PMI Makassar
- Freport
- RS Columbia Asia Medan
- RS Adam Malik Medan
- RS Murni Teguh Medan
- PMI Padang
- RS Siti Khadijah Palembang
- PMI Lampung
- RS Kanker Dharmais Jakarta
- PMI Kab. Tangerang
Karena fasilitas yang terbatas, tidak semua rumah sakit dapat menyediakan layanan plasmapheresis. Oleh karena itu, pasien yang membutuhkan terapi ini sebaiknya mencari rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas tersebut dan berkonsultasi dengan dokter mengenai ketersediaannya.
Rekomendasi bacaan untuk Anda:
Mirip alat cuci darah.
BalasHapuskudu harus hati-hati ya mas, jangan sampai kita terkena jenis penyakit di atas ;D
BalasHapusWih pas banget nih gan...., saya di sekolah ambil program IPA mungkin dilain waktu ada juga penjelasan tentang Plasmapheresis.
BalasHapus