Apa Itu Depresi: Pengertian Depresi Secara Medis

Kita semua pasti pernah merasakan kebahagiaan dan kesedihan. Namun, sering kali kita salah mengartikan kesedihan sebagai depresi. Dalam dunia medis, kesedihan tidak selalu menjadi bagian dari depresi. Gejala depresi biasanya melibatkan sikap apatis, mudah marah, dan perilaku sembrono.

Bagaimana Rasanya Depresi?
Pernahkah kamu bertanya-tanya seperti apa rasanya mengalami depresi?
Depresi bisa menghambat kemampuan seseorang untuk bekerja, belajar, makan, tidur, bahkan menikmati hidup. Orang yang mengalami depresi sering merasakan keputusasaan yang mendalam dan terus-menerus. Banyak yang menggambarkan perasaan ini seperti "hidup di dalam lubang hitam tanpa jalan keluar."

Apa Itu Depresi?

Depresi adalah kondisi serius dalam dunia medis yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak. Depresi juga berdampak pada kebiasaan serta kesehatan fisik. Ada berbagai jenis depresi, namun yang paling umum adalah gangguan depresi mayor (GDM) atau Major Depressive Disorder. GDM adalah bentuk depresi berat yang bersifat jangka panjang dan dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, belajar, makan, dan tidur.

Bagian Otak yang Terpengaruh oleh Depresi

Depresi juga memengaruhi kinerja otak. Beberapa bagian otak menjadi kurang aktif, sementara bagian lainnya justru menjadi terlalu aktif. Perubahan ini berkontribusi pada munculnya emosi negatif serta berbagai gejala fisik yang dialami oleh penderita depresi.

Bagian pada otak yang terpengaruh depresi

Berikut adalah bagian-bagian otak yang terpengaruh oleh depresi:

  1. Thalamus
    Thalamus mengontrol tingkat gairah dan kesadaran, termasuk pola tidur dan kewaspadaan. Bagian ini juga berperan dalam menstimulasi amygdala. Saat seseorang mengalami depresi, thalamus menjadi sangat aktif.

  2. Hypothalamus
    Hypothalamus memproduksi zat neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati dan emosi. Jalur serotonin di hypothalamus membantu mengatur mood, namun gangguan pada fungsi ini sering dikaitkan dengan depresi.

  3. Amygdala
    Amygdala berperan penting dalam memproses perasaan negatif. Ketika seseorang depresi, aktivitas di amygdala meningkat drastis, yang bisa memperburuk emosi negatif seperti takut, cemas, atau sedih.

  4. Anterior Cingulate Cortex
    Bagian ini bertanggung jawab atas pengelolaan emosi, pengendalian kemarahan, dan mengenang memori yang berkesan. Anterior cingulate cortex menjadi sangat aktif saat seseorang mengalami depresi.

  5. Prefrontal Cortex
    Prefrontal cortex berperan dalam proses berpikir kompleks, pengambilan keputusan, kepribadian, dan pembentukan kebiasaan. Aktivitas abnormal pada bagian ini sering ditemukan pada penderita depresi.

Apa Itu Neurotransmitter?

Neurotransmitter adalah senyawa kimia yang bertugas membawa pesan antar sel-sel saraf di otak. Zat ini memengaruhi suasana hati, kebiasaan, dan cara berpikir seseorang. Ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak sangat terkait dengan kondisi depresi.

Tanda dan Gejala Depresi Mayor

Seseorang mungkin mengalami depresi mayor jika mengalami lima atau lebih dari gejala berikut selama lebih dari dua minggu:

  • Perasaan sedih atau hampa yang berlangsung lama
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari
  • Perubahan nafsu makan atau berat badan tanpa alasan jelas
  • Gangguan tidur (insomnia atau tidur berlebihan)
  • Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari
  • Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan
  • Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan
  • Pikiran tentang kematian atau keinginan untuk bunuh diri

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan ke dokter atau tenaga kesehatan yang terpercaya.

Gambar gejala depresi

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Depresi?

Meskipun depresi sering dipicu oleh masalah pribadi seseorang, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi. Kadang-kadang, faktor-faktor ini saling berkombinasi, memperbesar risiko.

  1. Faktor Keturunan
    Beberapa jenis depresi memiliki kecenderungan untuk muncul dalam keluarga. Namun, tidak semua orang dengan riwayat keluarga depresi pasti akan mengalami gangguan ini.

  2. Jenis Kelamin
    Penelitian menunjukkan bahwa perempuan dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan laki-laki.

  3. Perubahan Hormon
    Perubahan hormon, seperti yang terjadi setelah melahirkan (postpartum depression), juga dapat memicu depresi pada beberapa individu.

  4. Penggunaan Alkohol dan Narkoba
    Penyalahgunaan alkohol dan narkoba dapat meningkatkan risiko depresi, baik sebagai penyebab langsung maupun sebagai faktor yang memperburuk kondisi mental.

  5. Efek Samping Obat
    Beberapa jenis obat-obatan memiliki efek samping yang dapat memicu depresi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai setiap obat yang dikonsumsi.

  6. Penyakit Fisik
    Penyakit serius seperti stroke, serangan jantung, kanker, gangguan hormon, infeksi virus, atau penyakit kronis lainnya (contohnya myasthenia gravis) juga dapat menyebabkan depresi.

  7. Stres dan Trauma
    Pengalaman traumatis, seperti kehilangan orang terkasih, tekanan pekerjaan, atau masalah besar lainnya, dapat menjadi pemicu depresi.

Jenis Penyakit Depresi Lainnya

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit depresi lainnya:

  1. Dysthymic Disorder (Dysthymia)
    Dysthymia adalah jenis gangguan depresi yang lebih ringan tetapi lebih kronis dibandingkan dengan Gangguan Depresi Mayor (GDM). Penderita dysthymia dapat merasa depresi pada satu hari tetapi kembali normal pada hari berikutnya. Namun, penyakit ini memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi GDM jika tidak ditangani dengan baik.

  2. Bipolar Disorder (Manic-Depressive Illness)
    Bipolar disorder ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem, dari mood yang "sangat tinggi" (mania) hingga mood yang "sangat rendah" (depresi).

  • Saat mania: Penderita merasa sangat percaya diri, energik, impulsif, berbicara terus-menerus, dan sering mengambil risiko tanpa berpikir panjang. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan kurang tidur, mudah marah, dan pengambilan keputusan yang buruk.
  • Saat depresi: Penderita merasa putus asa, sulit berkonsentrasi, dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.
  1. Suicide (Bunuh Diri)
    Orang yang mengalami depresi memiliki risiko tinggi untuk bunuh diri, terutama jika merasa hidupnya tidak lagi berarti. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami perasaan seperti ini, segera cari bantuan medis.

Tanda-Tanda Depresi yang Perlu Diwaspadai:

  • Sering gelisah, mondar-mandir, atau perubahan suasana hati yang cepat
  • Bertindak anarkis atau mengancam dengan kekerasan
  • Mengancam atau berbicara tentang bunuh diri
  • Menjauh dari aktivitas sosial dan keluarga
  • Ingin hidup sendiri dan tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
  • Melakukan kebiasaan berisiko yang tidak biasa

Jika tanda-tanda di atas muncul, segera hubungi tenaga kesehatan mental profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pengobatan Dan Terapi Depresi

Depresi dapat ditangani secara efektif dengan diagnosis yang tepat. Karena beberapa obat atau kondisi kesehatan tertentu juga dapat menyebabkan depresi, diagnosis harus dilakukan oleh dokter spesialis kejiwaan. Setelah diagnosis ditegakkan, berikut beberapa langkah pengobatan dan terapi yang biasanya dilakukan:

  1. Obat Antidepresan
    Obat ini berfungsi menyeimbangkan kadar neurotransmitter (zat kimia pemancar sinyal saraf) di otak. Efeknya mungkin tidak langsung terasa dan membutuhkan waktu. Dokter biasanya meresepkan obat ini berdasarkan kondisi pasien.

  2. Konseling (Psikoterapi)
    Melalui konseling, pasien diajak untuk memahami perasaan mereka, mengatasi masalah, serta mengubah kebiasaan buruk. Proses ini dilakukan oleh terapis yang terlatih.

  3. Obat Penstabil Mood
    Obat ini membantu menjaga kestabilan suasana hati, terutama bagi penderita bipolar disorder. Penggunaan obat penstabil mood dapat mencegah fluktuasi emosi yang ekstrem.

  4. Terapi Alternatif

  • Terapi Herbal: Untuk kasus depresi ringan, terapi herbal bisa menjadi pilihan, tetapi harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
  • Berolahraga: Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu meningkatkan mood dengan memengaruhi senyawa kimia di otak, terutama bagi penderita depresi ringan.

Kesimpulan

Depresi adalah gangguan mental yang serius dan bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan, dari fisik hingga emosional. Meskipun faktor pribadi sering menjadi pemicu, ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi, seperti keturunan, jenis kelamin, perubahan hormon, dan kondisi medis lainnya. Berbagai jenis depresi, seperti Dysthymic Disorder dan Bipolar Disorder, memiliki ciri khas dan dampak yang berbeda pada penderita.

Namun, kabar baiknya adalah bahwa depresi dapat diobati dengan berbagai pendekatan, termasuk penggunaan obat antidepresan, konseling psikoterapi, obat penstabil mood, dan terapi alternatif seperti olahraga atau pengobatan herbal. Penting untuk mengidentifikasi gejala sejak dini dan segera mencari bantuan medis agar depresi dapat ditangani dengan efektif.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala depresi, jangan ragu untuk menghubungi profesional kesehatan mental. Penanganan yang tepat dapat membantu pemulihan dan mengembalikan kualitas hidup.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

10 komentar untuk "Apa Itu Depresi: Pengertian Depresi Secara Medis"

  1. Tanya pak dokter ah,
    Apa benar kalau kondisi depresi itu hanya 'menyerang' kondisi jiwa saja, bukan kondisi fisik atau tubuh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi saya bukan dokter :D

      secara tidak langsung bisa menyerang fisik

      orang yang depresi sangat mungkin terkena penyakit fisik lain seperti: sakit kepala, insomnia, kelelahan, gangguan pencernaan, peningkatan berat badan / obesitas, nyeri otot, tekanan darah tinggi bahkan serangan jantung dan stroke

      perlu dicatat bahwa depresi berbeda dengan rasa sedih
      rasa sedih bisa berangsur hilang seiring berjalannya waktu, sedangkan depresi adalah gangguan mood berkepanjangan atau berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun

      Hapus
    2. Oooo, jadi istilah sekarang itu, depresi = galau tingkat akut alias gak mau move on berbulan-bulan. hehehe

      Hapus
    3. Akut istilah untuk kondisi yang ganas dan prosesnya singkat.

      Lebih tepatnya galau kronik. Kronik istilah untuk kondisi yang menahun atau berlangsung lama.

      Jika galau itu sangat menggangu pikiran, mood dan perbuatan serta aktifitas hidup sehari-hari yg berlangsung berbulan-bulan. Ya, itu depresi.

      Hapus
  2. Berarti para Blogger, jauh dari depresi ya Pak Dokter? Kan selalu mengingat apa yang akan ditulis, Yes!

    BalasHapus
  3. Wah.. barusan saya posting tentang masa dimana saya pernah depresei berat. Yang hebatnya saat itu saya sadar kalau saya lagi depresi

    BalasHapus
  4. Selalu bersyukur terhadap apa yang telah kita capai dan dapatkan, bisa juga sebagai sarana untuk menjauhkan kita dari depresi.

    BalasHapus
  5. wah makasih ya setiap saya berkunjung kesini pasti wawasan saya bertambah, makasih ya sharenya pak dokter :)

    BalasHapus
  6. depresi memamg penyaakit yang harus dijaga ya mas, jangan sampai itu terjadi pada kita semua :D

    BalasHapus
  7. wah ternyata perasaan bersalah, takut dan tidak berguna itu termasuk gejala depresi ya mas?
    waduh .... :(

    BalasHapus