Apa Itu Diabetes Mellitus: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronis yang terjadi ketika jumlah insulin yang dibutuhkan tubuh tidak seimbang dengan jumlah insulin yang dihasilkan. Ketidakseimbangan ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah.

Meskipun DM bukanlah penyakit yang langsung menyebabkan kematian, pengelolaan yang tidak tepat dapat membawa dampak serius bagi kesehatan. Penanganan DM memerlukan pendekatan multidisiplin, meliputi terapi non-obat seperti perubahan gaya hidup, serta terapi obat untuk mengontrol kadar gula darah.

Pada tahun 2013, Indonesia tercatat memiliki sekitar 8,5 juta penderita diabetes, menjadikannya negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi keempat di Asia dan ketujuh di dunia. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 12 juta pada tahun 2020, seiring dengan semakin mudanya usia penderita yang mulai terkena diabetes.

Fisiologi Diabetes Mellitus

Sel beta di pankreas berfungsi memproduksi insulin dan protein C-peptide. Keduanya dilepaskan ke aliran darah ketika kadar glukosa dalam darah meningkat. Insulin bertugas membantu glukosa masuk ke dalam sel, serta menyimpan glikogen di hati untuk menyediakan energi. Selain itu, insulin juga mendukung sintesis protein dan menyimpan asam lemak bebas ke dalam jaringan lemak (adiposa).

Jika tubuh kekurangan insulin, nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, dan lemak yang seharusnya digunakan untuk energi tidak dapat menembus membran sel, sehingga tubuh tidak dapat memanfaatkan sumber energi tersebut secara optimal.

Penyebab Diabetes Mellitus

Penyebab pasti diabetes mellitus belum diketahui secara jelas. Namun, beberapa faktor seperti genetika, autoimun, infeksi virus, lingkungan, dan kondisi sosial-ekonomi diyakini berperan dalam perkembangannya.

  1. Diabetes Tipe 1
    Diabetes tipe ini sering terjadi akibat respon autoimun pada individu dengan predisposisi genetik. Infeksi virus atau bakteri tertentu dapat memicu antibodi tubuh menyerang sel beta pankreas. Akibatnya, terjadi inflamasi yang merusak sel beta, sehingga produksi insulin menjadi sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

  2. Diabetes Tipe 2
    Tipe ini lebih sering terjadi akibat obesitas dan pola hidup yang tidak sehat. Meskipun kadar insulin biasanya masih normal, tubuh mengalami resistansi insulin, sehingga insulin tidak dapat bekerja dengan efektif.

Jenis Diabetes Mellitus

  1. Tipe 1

    • Memerlukan insulin (tergantung insulin).
    • Perkembangan penyakitnya cepat (onset akut).
    • Membutuhkan cek gula darah setiap hari.
  2. Tipe 2

    • Bisa dikelola dengan obat oral atau insulin injeksi.
    • Dapat dikontrol melalui pola makan sehat dan olahraga.
    • Perkembangannya lambat (onset bertahap).
    • Cek gula darah dilakukan sesuai kebutuhan.
  3. Diabetes Gestasional

    • Terjadi selama kehamilan.
    • Disebabkan oleh peningkatan hormon yang mengganggu efektivitas insulin.
  4. Diabetes Surgical

    • Disebabkan oleh gangguan fungsi pankreas setelah operasi.
  5. Diabetes Chemical

    • Disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid (contoh: cortisone, prednisone), yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

Gejala Diabetes Mellitus

Gejala utama diabetes mellitus sering disebut sebagai "3P":

  1. Poliuria – Sering buang air kecil.
  2. Polidipsia – Sering merasa haus.
  3. Polifagia – Nafsu makan meningkat atau mudah lapar.

Selain itu, penderita sering merasa lelah (fatigue). Terdapat ciri khas berdasarkan tipe diabetes:

  • Tipe 1: Penurunan berat badan, perkembangan cepat, dan tergantung pada insulin.
  • Tipe 2: Peningkatan berat badan, perkembangan lambat, dan biasanya cukup dikelola dengan obat oral.

Komplikasi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh:

  1. Sistem Saraf:

    • Retinopati atau katarak (kebutaan).
    • Mati rasa atau kesemutan (neuropati perifer).
  2. Kardiovaskular:

    • Penyakit jantung koroner.
    • Stroke.
    • Hipertensi (tekanan darah tinggi).
    • Penyakit pembuluh darah perifer.
  3. Sistem Pernapasan:

    • Edema paru.
    • Infeksi saluran pernapasan.
    • Sleep apnea.
    • Penurunan nada bronchomotor.
    • Hipertensi paru.
  4. Saluran Cerna dan Kandung Kemih:

    • Gagal ginjal.
  5. Otot:

    • Atrofi otot.
    • Kehilangan berat badan (Tipe 1).
    • Lemak terakumulasi di perut dan wajah dengan kaki yang mengecil (Tipe 2).
  6. Kulit:

    • Luka di kaki yang sulit sembuh.
    • Infeksi kulit yang parah.
  7. Sistem Reproduksi:

    • Penurunan libido.
    • Ejakulasi dini (pria).
    • Kurangnya lubrikasi vagina (wanita).

Keadaan pada Diabetes Mellitus

  1. Hiperglikemia:

    • Penyebab: Stres, sakit atau luka, makan berlebihan.
    • Gejala: Peningkatan kadar gula darah yang signifikan.
  2. Hipoglikemia:

    • Penyebab: Kelebihan insulin, kurang makan, konsumsi alkohol, atau aktivitas fisik berlebihan.
    • Gejala: Pusing, lemas, tremor, dan bahkan kehilangan kesadaran.

Dokumentasi Diabetes Mellitus

Hal-hal yang perlu didokumentasikan pada pasien DM meliputi:

  1. Temuan Fisik:

    • Perubahan sensasi terhadap suhu, sentuhan, atau rasa sakit.
    • Luka yang sulit sembuh.
    • Kekuatan nadi perifer, keteraturan, dan simetri.
    • Respon terhadap obat-obatan.
  2. Nutrisi:

    • Respon terhadap pola makan atau pembatasan cairan.
    • Toleransi terhadap makanan.
    • Asupan makanan dan cairan, serta keluaran.
    • Perubahan berat badan.
  3. Komplikasi:

    • Pantau komplikasi seperti yang telah disebutkan di atas.
  4. Toleransi Aktivitas:

    • Tingkat kelelahan (fatigue).
    • Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
    • Mobilitas dan pola olahraga.
  5. Hasil Laboratorium:

    • Kadar glukosa darah di atas 200 mg/dl.
  6. Edukasi Pasien:

    • Edukasi menyeluruh tentang pengelolaan DM.

Edukasi Pasien Diabetes Mellitus

Berikut poin-poin penting untuk pasien DM:

  1. Gaya Hidup Sehat:

    • Hindari rokok.
  2. Manajemen Obat:

    • Cara mengelola obat secara mandiri.
    • Cara merotasi tempat injeksi insulin.
  3. Monitoring Gula Darah:

    • Langkah-langkah memeriksa kadar glukosa darah sendiri.
  4. Pola Makan:

    • Batasi asupan kalori.
    • Hitung karbohidrat.
    • Konsumsi rendah protein dan garam.
    • Gunakan pemanis buatan jika diperlukan.
    • Perbanyak serat dalam diet.
  5. Perawatan Kaki dan Kulit:

    • Tips merawat kaki agar terhindar dari luka atau infeksi.
  6. Panduan Saat Sakit:

    • Langkah-langkah yang harus dilakukan jika sakit.
  7. Respon terhadap Hipo/Hiperglikemia:

    • Cara menghadapi gejala dan tindakan yang harus diambil.

Perawatan di Rumah Sakit

  1. Pemberian Insulin:
    • Secara teratur sesuai kebutuhan.
  2. Keseimbangan Cairan:
    • Memastikan tubuh tidak kekurangan atau kelebihan cairan.
  3. Elektrolit:
    • Menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
  4. Penggantian Nutrisi:
    • Jika dibutuhkan, sesuai kondisi pasien.

Terapi dan Pengobatan Diabetes Mellitus

Berikut adalah jenis-jenis terapi insulin dan obat yang digunakan dalam pengelolaan diabetes:

1. Terapi Insulin

Insulin digunakan untuk mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes, terutama Diabetes Tipe 1 atau Tipe 2 yang memerlukan insulin tambahan.

  1. Humalog (Lispro)

    • Jenis: Rapid-acting insulin.
    • Onset: Kurang dari 15 menit.
    • Puncak Efek: 0,5 - 1,5 jam.
    • Durasi: 2 - 6 jam.
    • Cara Pemberian: Berikan 5-15 menit sebelum makan.
  2. Humulin R (Regular)

    • Jenis: Short-acting insulin.
    • Onset: 30-60 menit.
    • Puncak Efek: 2 - 3 jam.
    • Durasi: 3 - 10 jam.
    • Cara Pemberian: Berikan 30 menit sebelum makan.
  3. Humulin N (NPH 70/30, 75/25)

    • Jenis: Intermediate-acting insulin.
    • Onset: 2 - 4 jam.
    • Puncak Efek: 4 - 10 jam.
    • Durasi: 10 - 18 jam.
  4. Lente

    • Jenis: Long-acting insulin.
    • Onset: 3 - 4 jam.
    • Puncak Efek: 4 - 12 jam.
    • Durasi: 10 - 18 jam.
  5. Ultralente

    • Jenis: Longer-acting insulin.
    • Onset: 6 - 10 jam.
    • Puncak Efek: 8 - 20 jam.
    • Durasi: 18 - 24 jam.
  6. Lantus

    • Jenis: All-day insulin.
    • Durasi: Bertahan hingga 24 jam.

2. Terapi Obat Oral untuk Diabetes Tipe 2

Selain insulin, obat oral digunakan untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah, terutama pada Diabetes Tipe 2.

  1. Sulfonylureas

    • Mekanisme: Merangsang pelepasan insulin dari pankreas.
  2. Alpha-glucosidase Inhibitor

    • Mekanisme: Memperlambat pemecahan karbohidrat di usus kecil, sehingga penyerapan glukosa lebih lambat.
  3. Biguanides

    • Mekanisme: Menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan penyerapan glukosa di jaringan perifer.
  4. Thiazolidinediones

    • Mekanisme: Menurunkan resistansi insulin pada jaringan tubuh.
  5. Byetta (Exenatide)

    • Mekanisme: Digunakan untuk meningkatkan kontrol glikemik pada pasien Diabetes Tipe 2.

Daftar Pustaka

  1. "Diabetes Management." Registered Nurse Adult Medical-surgical Review Modul. Ed. Jeanne Wissman. 7th ed. [Sitwell, KS]: Assessment Technologies Institute, 2007, pp. 581-589.

  2. Sommers, Marilyn Sawyers, Susan A. Johnson, and Theresa A. Beery. "Diabetes Mellitus." Diseases and Disorders: A Nursing Therapeutics Manual. Philadelphia: F.A. Davis, 2007, pp. 282-287.

Kesimpulan

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme kronis yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur kadar glukosa dalam darah, baik karena kekurangan produksi insulin (Diabetes Tipe 1) maupun resistansi insulin (Diabetes Tipe 2). Terapi diabetes mencakup penggunaan insulin dengan berbagai jenis dan durasi aksi, serta obat-obatan oral yang membantu mengatur kadar glukosa darah, terutama pada Diabetes Tipe 2. Pengelolaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang, seperti gangguan pada sistem saraf, kardiovaskuler, pernapasan, dan organ lainnya. Edukasi pasien mengenai pola makan sehat, pengelolaan obat, serta perawatan diri sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes. Pengenalan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia, serta pemantauan gula darah secara rutin, menjadi langkah penting dalam pengelolaan penyakit ini.

Dengan pengelolaan yang baik, pasien diabetes dapat hidup sehat dan mengurangi risiko komplikasi yang berbahaya.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

10 komentar untuk "Apa Itu Diabetes Mellitus: Penyebab, Gejala, Pengobatan"

  1. menjadi momok kesehatan saat ini..
    makasih mas, jadi lebih paham apa itu diabetes militus

    BalasHapus
  2. Dibetes melitus beda yah dengan sakit kuning.

    BalasHapus
  3. ternyata Diabetes Mellitus penyakit metabolisme ya, trims ya..

    BalasHapus
  4. Ngeri kalo denger orang kena diabetes. Yang penting jaga pola makan & rutin olahraga, semoga terhindar dari penyakit ini.

    BalasHapus
  5. ngeri juga akan penyakit diabetes melitus ini ya kang, selain tidak pandang bulu menyambat semua umur, bisa juga menyerang saraf organ tubuh kita, . .

    BalasHapus
  6. kalo luka susah sembuh. yg buat ngeri

    BalasHapus
  7. Mereka yang sudah kena Diabetes mellitus ini jadi sangat tergantung dengan suntik insulin :(
    kemudian penglihatan juga dincarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk diabetes Tipe 1, Ya. Tipe 1 terngantung dengan insulin, insulin itu "obat penyambung nyawa"
      Namun kasus diabetes tipe 1 ternyata hanya sekitar 15 persen dari total keseluruhan kasus diabetes.

      Diabetes yang lebih umum adalah Tipe 2, tidak tergantung insulin karena pankreas umumnya normal hanya saja tubuh yang merespon tidak wajar, bisa dikontrol dengan pola hidup sehat, namun pada beberapa kasus juga bisa disarankan untuk injeksi insulin.

      Hapus
  8. En dampaknya ngeri banget.. :(

    BalasHapus