Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan

Gambar alergi makanan / Intoleransi makanan

Apakah kamu sudah tahu perbedaan antara alergi makanan dan intoleransi makanan? Banyak orang sering merasa bingung karena reaksi yang muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu, meskipun pada kenyataannya reaksi tersebut lebih sering disebabkan oleh intoleransi makanan ketimbang alergi makanan. Memang, reaksi tubuh terhadap makanan bisa muncul dalam berbagai bentuk, namun penting untuk memahami bahwa meskipun gejalanya serupa, penyebabnya bisa sangat berbeda. Seringkali, kita kesulitan membedakan keduanya karena gejalanya yang hampir mirip.

Nah, untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, mari kita bahas lebih dalam mengenai perbedaan antara alergi makanan dan intoleransi makanan, yang sering kali dianggap sebagai dua hal yang sama padahal keduanya memiliki mekanisme yang sangat berbeda dalam tubuh kita.

Alergi Makanan

Apa itu alergi makanan?
Alergi makanan adalah suatu respons atau reaksi sistem imun tubuh terhadap makanan tertentu yang dianggap sebagai ancaman meskipun makanan tersebut sebenarnya tidak berbahaya. Sistem imun kita akan merespons makanan tersebut dengan cara yang berlebihan, yang dapat mengarah pada berbagai gejala.

Usia berapa biasanya terjadi?
Alergi makanan biasanya muncul sejak usia dini, seperti pada masa balita atau anak-anak. Alergi makanan lebih jarang terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak-anak. Diperkirakan sekitar 2% dari populasi orang dewasa dan sekitar 6-8% dari anak-anak mengalami alergi terhadap makanan tertentu. Meskipun begitu, alergi makanan pada orang dewasa dapat terjadi kapan saja dan bisa berkembang seiring berjalannya waktu.

Bagaimana reaksi alergi makanan?
Reaksi terhadap alergi makanan terjadi dengan sangat cepat, biasanya dalam waktu yang singkat, sekitar dua jam setelah seseorang mengonsumsi makanan yang menjadi pemicunya. Proses ini terjadi sangat cepat karena tubuh sudah langsung mengidentifikasi makanan tersebut sebagai ancaman.

Apa saja gejalanya?
Gejala alergi makanan bisa sangat beragam, dan biasanya mempengaruhi berbagai sistem tubuh, seperti kulit (misalnya muncul gatal-gatal atau ruam merah), pencernaan (seperti mual, muntah, atau diare), dan saluran pernapasan (seperti tenggorokan terasa gatal, sesak napas, atau bahkan pernapasan yang terhambat). Beberapa gejala bisa sangat mengganggu dan memerlukan penanganan medis segera.

Apakah alergi makanan berbahaya?
Alergi makanan bisa sangat berbahaya, terutama ketika makanan tertentu memicu reaksi anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang sangat parah dan bisa mengancam nyawa. Oleh karena itu, orang yang mengidap alergi makanan harus benar-benar berhati-hati dalam memilih makanan dan memastikan bahwa makanan yang mereka konsumsi tidak mengandung bahan yang dapat memicu reaksi alergi.

Makanan apa saja yang sering menyebabkan alergi?
Beberapa makanan yang paling sering memicu alergi makanan adalah kacang tanah, kacang-kacangan lainnya, telur, susu, ikan, dan kerang. Makanan-makanan ini dikenal sebagai alergen utama yang sering menyebabkan reaksi alergi pada banyak orang.

Berapa banyak makanan pemicu alergi?
Meskipun ada banyak makanan yang bisa menyebabkan alergi, biasanya seseorang hanya akan alergi terhadap satu atau dua jenis makanan tertentu. Oleh karena itu, menghindari makanan tersebut sangat penting untuk mencegah terjadinya reaksi alergi.

Berapa lama gejalanya bertahan?
Gejala alergi makanan bisa berlangsung lama, tergantung pada tingkat keparahannya. Reaksi alergi yang parah bisa memerlukan perawatan medis jangka panjang, sedangkan reaksi yang lebih ringan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa waktu.

Bagaimana cara mengetahuinya?
Karena reaksi alergi terjadi segera setelah makanan pemicu dikonsumsi, umumnya cukup mudah untuk mengidentifikasi makanan penyebab alergi tersebut. Pemeriksaan medis dan tes alergi dapat membantu untuk memastikan apakah seseorang benar-benar alergi terhadap makanan tertentu.

Intoleransi Makanan

Apa itu intoleransi makanan?
Intoleransi makanan adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kesulitan untuk mencerna atau memproses makanan tertentu karena adanya gangguan pada sistem pencernaan. Berbeda dengan alergi makanan, intoleransi makanan tidak melibatkan sistem imun tubuh, melainkan lebih pada ketidakmampuan tubuh untuk mencerna makanan dengan baik.

Usia berapa biasanya terjadi?
Intoleransi makanan bisa terjadi pada usia berapa saja, baik pada anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Diperkirakan sekitar 45% dari populasi dunia mengalami intoleransi terhadap makanan tertentu, meskipun gejalanya sering kali lebih ringan dibandingkan dengan alergi makanan.

Bagaimana reaksi intoleransi makanan?
Reaksi terhadap intoleransi makanan biasanya tidak terjadi secepat alergi makanan. Reaksi tubuh bisa tertunda hingga beberapa jam atau bahkan 72 jam setelah makanan pemicu dikonsumsi. Hal ini membuat intoleransi makanan sulit untuk dideteksi karena gejalanya bisa datang beberapa waktu setelah makan.

Apa saja gejalanya?
Gejala intoleransi makanan cukup bervariasi dan bisa melibatkan sistem pencernaan, seperti rasa kembung, nyeri perut, atau gangguan usus. Selain itu, intoleransi makanan juga bisa menyebabkan gejala lain seperti kelelahan, eksim, perubahan mood, sakit kepala, dan bahkan kenaikan berat badan.

Apakah intoleransi makanan berbahaya?
Tidak seperti alergi makanan, intoleransi makanan tidak berbahaya dan tidak mengancam jiwa. Meskipun gejalanya bisa mengganggu, kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan menghindari makanan pemicu intoleransi.

Makanan apa saja yang sering menyebabkan intoleransi?
Makanan yang paling sering menyebabkan intoleransi makanan antara lain gandum, gluten, susu, laktosa, serta beberapa jenis buah dan sayuran. Beberapa orang juga mungkin mengalami intoleransi terhadap bahan-bahan tambahan dalam makanan, seperti pewarna atau pengawet.

Berapa banyak makanan pemicu intoleransi?
Tidak seperti alergi makanan yang biasanya disebabkan oleh satu atau dua makanan saja, intoleransi makanan bisa dipicu oleh berbagai jenis makanan. Bahkan, seseorang bisa mengalami intoleransi terhadap beberapa makanan sekaligus.

Berapa lama gejalanya bertahan?
Gejala intoleransi makanan cenderung hilang segera setelah kamu menghindari makanan yang memicu reaksi tersebut. Namun, jika kamu terus mengonsumsi makanan yang menyebabkan intoleransi, gejalanya bisa kembali lagi.

Bagaimana cara mengetahuinya?
Karena gejala intoleransi makanan bisa muncul beberapa waktu setelah mengonsumsi makanan pemicunya dan bisa disebabkan oleh berbagai jenis makanan, diagnosis intoleransi makanan bisa sangat sulit. Tes dan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sering kali diperlukan untuk mengetahui apa saja makanan yang perlu dihindari.

Demikian penjelasan mengenai perbedaan antara alergi makanan dan intoleransi makanan. Jika kamu mengalami alergi makanan, kemungkinan besar kamu sudah tahu makanan apa yang harus dihindari untuk menghindari reaksi alergi yang berbahaya. Namun, bagi kamu yang hanya mengalami intoleransi makanan, kamu masih bisa menikmati makanan tertentu dalam jumlah kecil tanpa mengalami reaksi yang berbahaya. Tetapi tetap berhati-hatilah dalam memilih makanan yang cocok untuk tubuhmu.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

14 komentar untuk "Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan"

  1. Kalau sudah alergi makanan, obatnya apa yah. Jangan makan makanan itu kali yah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alergi makanan termasuk kelainan sistem imun, adapun gejalanya bisa diringankan dengan obat anti-histamin / golongan streroid

      namun solusi terbaiknya dengan menghindari makanan pemicu alergi

      Hapus
  2. sungguh sebuah pengetahuan baru soal intoleransi makanan, selama ini tahunya cuman alergi makanan doang.
    haturnuhun ah

    BalasHapus
  3. Katanya, kebanyakan yg sering bikin alergi berasal dari jenis ikan ya mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak juga. Ada banyak makanan yang bisa menjadi pemicu alergi, diantaranya susu, kacang tanah, kacang pohon, telur, gandum, ikan, kedelai dan kerang.

      Hapus
  4. kalo makan seafood itu gatel-gatel termasuk alergi ya?

    BalasHapus
  5. Apakah alergi makanan bisa dikurangi dengan melakukan aktivitas fisik intensif secara teratur, seperti olah raga, misalnya. Apakan ada hubungannya? Karena ini, kan, berhugungan dengan imun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali berolahraga bisa meningkatkan daya tahan tubuh, tapi masalah alergi tidak sesederhana itu, ini masalah kelainan sistem daya tahan tubuh, yang berlebihan dalam merespon zat/makanan tertentu. Dan justru obat alergi itu bersifat menurunkan reaksi imun yang berlebih.

      Biasanya alergi tidak bisa sembuh total, sewaktu-waktu saat tubuh kontak dengan alergen/pemicunya, maka alergi akan timbul lagi. Cara terbaik melawan alergi adalah dengan menghindari pemicunya :)

      Hapus
    2. Ternyata begitu. Tapi pernah punya pengalaman, dulu setiap kali sehabis makan Udang, sering timbul gatal di kulit, bahkan sampai bentol-bentol. Sekarang saya rutin berolahraga, dan sekarang gatal itu tidak pernah timbul lagi walaupun saya makan Udang/Sea food atau semacamnya. Saya juga gak tahu dulu saya menderita alergi atau tidak, karena saya tidak pernah memeriksakannya secara medis.

      Hapus
  6. alhamdulillah saya terbebas juga dari penyakit itu semua mas ... bersyukur terhadap Allah SWT ... :)

    BalasHapus
  7. Kita harus tahu dgn diri sendiri ya biar sehat dan nyaman.
    Infonya bagus..

    BalasHapus
  8. saya juga alergi makan, terutama makan telur, kadang badan jadi gatal semua. kemarin sempat di beri obat herbal dari cina mengatasi alergi makanan, eh baik juga akhirnya. pernah gatalan semua tubuh akalu makan telur, tapi sekarang udah aman. dan katanya jangan sugest aja ketika makan telur, karena sugest juga bisa jadi suatu itu menjadi nyata. kadang ada juga dokter aneh ya gan? heheeee

    BalasHapus
  9. Saya rasa sy Ada alergi
    Tp blom pernah TES alergi ke Dokter ,.

    Tiap Kali makan udang Dan kepiting pasti alergi kambuh gejala Awal saat makan seafood bibir Dan mulut juga tangan yg memegang seafood Pasti gatal ,tapi HANYA sebagian jenis udang yg bikin sy alergi tidak semuanya karena udang banyak Macam Dan jenisnya

    Tp stlh 2 jam baru terasa alergi hebat kambuh seluruh badan gatal Dan betol,ciri seperti alergi makanan

    Lalu minum obat anti alergi untuk meredakan gatal Dan akhirnya Alhamdulillah sembuh tp prosesnya lama beberapa hari baru sembuh bekas Bentolnya

    Saya juga alergi nikel /Logam yg Ada pada anting/gelang/kalung tiap pake aksesoris itu pasti gatal2 bengkak


    Debu juga bikin sy alergi

    BalasHapus