7 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Penyakit Autoimun

Hidup dengan penyakit kronis sudah tentu merupakan tantangan yang besar, tetapi hidup dengan penyakit autoimun bisa menjadi lebih rumit dan penuh perjuangan. Penyakit autoimun adalah kelompok penyakit yang sering kali tidak dipahami sepenuhnya, baik oleh masyarakat umum maupun oleh beberapa tenaga medis. Ini karena gejala penyakit autoimun bisa sangat bervariasi dan sering datang secara perlahan, sehingga mempersulit diagnosis. Sering kali, penderita baru mendapatkan diagnosis setelah menjalani serangkaian tes dan pencarian panjang, dan bahkan dalam beberapa kasus, bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyakit autoimun dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh, mulai dari kulit, persendian, hingga organ dalam. Meski sebagian besar penyakit autoimun relatif jarang, beberapa jenis penyakit ini cukup umum dan banyak diderita oleh orang-orang di seluruh dunia. Terkadang, gejala-gejalanya bisa terasa seperti penyakit lain atau bahkan dianggap sebagai masalah kesehatan yang lebih ringan, sehingga banyak orang merasa bingung dan cemas tentang kondisi mereka. Selain itu, pengobatan penyakit autoimun sering kali sangat bervariasi, dan dalam beberapa kasus, penanganan penyakit ini lebih berfokus pada perubahan gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari daripada pengobatan medis yang spesifik.

Sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit autoimun dan membantu para penderita atau orang-orang yang menyayangi mereka, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang penyakit autoimun. Mengetahui informasi yang tepat dan memahami kondisi ini dengan lebih baik bisa membantu mengurangi kebingungannya, serta memberikan panduan dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit ini.

#1 - Penyakit Autoimun Membuat Tubuh Menyerang Diri Sendiri

Kita semua memiliki sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan kuman atau benda asing yang masuk ke tubuh. Pada orang yang sehat, tubuh dapat dengan mudah membedakan antara sel tubuh sendiri yang aman dan sel asing yang perlu dihancurkan. Namun pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menjadi kacau dan justru menyerang sel-sel tubuh yang sehat, yang seharusnya dilindungi.

#2 - Ada Lebih dari 80 Jenis Penyakit Autoimun

AARDA (American Autoimmune Related Diseases Association) mencatat ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun. Beberapa contohnya antara lain Myasthenia Gravis, Diabetes Tipe 1, Lupus (SLE), Celiac disease, Crohn's disease, Endometriosis, Guillain-Barre Syndrome, Narcolepsy, Psoriasis, dan Rheumatoid Arthritis.

#3 - Penyakit Autoimun Cukup Umum

The National Institutes of Health memperkirakan ada sekitar 23 juta orang di Amerika Serikat yang mengidap penyakit autoimun, sementara AARDA memperkirakan jumlahnya hampir mencapai 50 juta. Di Indonesia, data tentang penyakit autoimun masih terbatas. Beberapa penyakit autoimun memang langka, seperti Vasculitis yang hanya terjadi pada kurang dari 200.000 orang.

#4 - Penyakit Autoimun Bisa Bersifat Genetik

Ada bukti yang menunjukkan bahwa anggota keluarga yang sama mungkin lebih rentan mengembangkan penyakit autoimun yang serupa. Namun, faktor genetik bukanlah satu-satunya penyebab. Faktor lingkungan dan infeksi juga dapat berperan memicu penyakit autoimun pada seseorang yang memiliki kecenderungan genetik.

#5 - Penyakit Autoimun Beda dengan Alergi

Gejala penyakit autoimun sering membingungkan karena bisa mirip dengan reaksi alergi. Meski ada kaitan antara predisposisi genetik penyakit autoimun dan alergi—bahkan alergi bisa memicu penyakit autoimun—kedua kondisi ini sangat berbeda. Misalnya, Celiac disease yang mengharuskan pengidapnya menghindari gluten, sama seperti alergi gandum. Namun, tubuh orang dengan Celiac disease tidak hanya bereaksi terhadap gandum, melainkan menyerang organ dalam tubuh mereka, yang bisa menyebabkan kerusakan sistem pencernaan, kekurangan nutrisi, dan bahkan risiko kanker saluran pencernaan.

#6 - Diagnosis Penyakit Autoimun Bisa Memakan Waktu Bertahun-Tahun

Karena banyak jenis penyakit autoimun yang mempengaruhi bagian tubuh tertentu dan gejalanya sering datang dan pergi, diagnosis penyakit ini bisa sangat sulit. Tidak ada satu tes tunggal yang bisa memastikan diagnosis. Biasanya, dokter perlu melakukan berbagai tes untuk memastikan kondisi yang dialami pasien, serta menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Banyak orang dengan penyakit autoimun sebelumnya mendapatkan diagnosis lain atau bahkan diberitahu bahwa gejalanya disebabkan oleh stres.

#7 - Chronic Fatigue Syndrome (CFS) dan Fibromyalgia Bukan Penyakit Autoimun

Meskipun keduanya sering dianggap sebagai penyakit autoimun karena gejalanya mirip, Chronic Fatigue Syndrome (CFS) dan Fibromyalgia sebenarnya bukan bagian dari penyakit autoimun. Meski begitu, seseorang dengan CFS atau Fibromyalgia mungkin juga bisa memiliki penyakit autoimun.

Kesimpulan

Penyakit autoimun merupakan kondisi yang kompleks dan seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya yang samar dan bervariasi. Meskipun ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun, semua kondisi ini memiliki satu kesamaan: sistem kekebalan tubuh yang salah mengenali sel tubuh sendiri sebagai ancaman dan menyerangnya. Meskipun penyebab pasti penyakit autoimun masih belum sepenuhnya dipahami, faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi timbulnya penyakit ini.

Karena gejala yang sering datang dan pergi, diagnosis penyakit autoimun bisa memakan waktu bertahun-tahun dan melibatkan serangkaian tes untuk memastikan diagnosis yang tepat. Meskipun demikian, dengan pengelolaan yang tepat dan perubahan kebiasaan hidup, banyak penderita penyakit autoimun dapat menjalani kehidupan yang produktif.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dan mencari dukungan agar bisa memahami kondisi yang dihadapi serta mendapatkan pengobatan yang tepat. Semakin cepat penyakit ini terdeteksi, semakin besar peluang untuk mengelola gejalanya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

12 komentar untuk "7 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Penyakit Autoimun"

  1. Beberapa penyakit degeneratif juga tergolong penyakit autoimun juga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak beberapa penyakit autoimun punya efek degeneratif.
      tapi penyakit degeneratif belum tentu melibatkan autoimun.

      Hapus
  2. Mau nyimak dulu ya mas, pembahasannya kali ini lebih berat dari pemahaman saya....

    BalasHapus
  3. saya pernah lihat efek dari auto imun yang hampir akut berdampak hilangnya pigmen kulit dan recah menyerupai potongan irisan daging, sangat mengerikan ya mas.. ini informasinya luar biasa mas, terima kasih ya..

    BalasHapus
  4. auto imun kalau ndak diperiksa dokter pasti ndak tahu ya mas penyebabnya apakah karena alergi atau memang kena auto imun, terima kasih infonya ya mas :D

    BalasHapus
  5. Kalau gejala fisik yang nampak dari penderita penyakit autoimun itu sendiri apa ya Mas Sucipto Kuncoro ?. Mungkin informasi ini juga sangat penting untuk diketahui agar penderita penyakit autoimun bisa mengambil langkah medis dalam menyembuhkan penyakitnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gejalanya bervariasi tergantung dimana autoimun itu menyerang. untuk diagnosis butuh serangkaian test medis sampai hasilnya benar-benar menyakinkan. pengobatannya juga bervariasi tergantung nama penyakit autoimunnya.

      contoh Lupus (SLE), penyakit autoimun yang paling tenar. gejala yang mungkin terlihat secara fisik: ruam kupu-kupu (butterfly rash) pada wajah, ruam disekujur tubuh, fatigue, sensitif terhadap matahari, nyeri sendi, sakit kepala, dan lain-lain. dan yang tidak terlihat: kerusakan organ-organ dalam, seperti ginjal, hati, jantung, otak, dan lain-lain.

      Hapus
  6. saya baru tau bahkan dengar akan penyakit autoimun ini mas, ternyata penyakit ini bisa menyerang pada kekebalan tubuh kita mas ? perlu juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita , biar terhindar dari penyakit ini ya, oke trims mas infonya :)

    BalasHapus
  7. Apa semua orang yg menderita demam lama yang tidak sembuh dengan pengobatan antibiotik bisa disebut dengan penyakit autoimun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum tentu mas, penyakit autoimun umumnya kronis..
      demamnya emang berapa tahun? mungkin hanya demam infeksi, karena infeksinya serius jadi lama sembuhnya.

      Hapus
  8. Jujur aja saya mah mas, istilah nama penyakit autoimun aja baru denger sekarang ini...
    Terimakasih atas share infonya mas, setidaknya saya jadi tau mengenai penyakit autoimun ini

    BalasHapus