Apa Itu Penyakit Guillain Barré Syndrome
Bagi banyak orang, Guillain-Barré Syndrome (GBS) mungkin masih terdengar asing. GBS adalah jenis penyakit autoimun yang dapat menyerang penderitanya dengan cara yang cukup serius. Bahkan, setelah era polio, penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kelumpuhan.
Nama penyakit ini diambil dari dua dokter saraf asal Perancis, Georges Guillain (1876–1961) dan Jean Alexandre Barré (1880–1967), yang pertama kali menemukannya. Oleh karena itu, penyakit ini dinamakan Guillain-Barré Syndrome untuk menghormati penemuan mereka.
Penyebab pasti GBS masih belum diketahui, namun penyakit ini diduga berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Salah satu bakteri yang sering dikaitkan dengan GBS adalah Campylobacter jejuni, yang umumnya menyebabkan diare.
Saat bakteri ini masuk ke tubuh, sistem kekebalan tubuh kita secara otomatis memproduksi antibodi untuk melawan infeksi. Namun, karena bakteri tersebut memiliki kemiripan dengan sel-sel tubuh tertentu, antibodi yang diproduksi justru menyerang sel tubuh kita sendiri, yang memicu terjadinya gangguan autoimun.
Akibatnya, GBS menyerang sel-sel saraf tepi, yang merupakan bagian penting dari sistem saraf tubuh kita. Sistem saraf ini ibarat kabel utama yang menghubungkan otak dengan seluruh tubuh. Ketika saraf-saraf ini diserang, berbagai fungsi tubuh bisa terganggu, mulai dari kemampuan otot untuk bergerak hingga kemampuan kulit untuk merasakan sentuhan.
Mungkin sulit membayangkan bagaimana rasanya ketika otot tidak bisa bergerak dan kulit tidak bisa merasakan apa pun. Namun, perlu diingat bahwa banyak fungsi tubuh yang bergantung pada otot dan indera peraba. Contohnya, pernapasan, jantung, menelan, dan berbicara. Jika GBS sudah berkembang parah, komplikasi yang terjadi bisa sangat serius, seperti kesulitan bernapas, tidak bisa menelan, kehilangan suara, bahkan henti jantung.
Gejala GBS sebenarnya mirip dengan penyakit autoimun lain, seperti Myasthenia Gravis. Namun, dengan pemeriksaan EMG (electromyography) dan analisa cairan otak, dokter dapat membedakan keduanya. Kedua penyakit ini juga memiliki pengobatan yang berbeda.
Lalu, bagaimana cara mengobati GBS dan apakah bisa sembuh?
Ada dua terapi utama yang direkomendasikan untuk pasien GBS: pemberian Intra Vena Imunoglobulin (IVIG) dan plasmapheresis (penggantian darah plasma). Sayangnya, IVIG tidak ditanggung oleh BPJS, sementara plasmapheresis bisa didapatkan secara gratis. Meskipun begitu, jangan khawatir, karena kedua terapi ini memiliki efektivitas yang cukup mirip.
Berita baiknya, sebagian besar pasien GBS dapat sembuh atau setidaknya mengalami gejala yang jauh lebih ringan. Lamanya proses pemulihan bervariasi antar pasien. Beberapa pasien dapat sembuh dalam hitungan bulan, sementara yang lain memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pulih sepenuhnya.
Bagi Anda yang saat ini sedang berjuang melawan GBS, kami doakan semoga Allah Ta'ala segera memberikan kesembuhan dan kekuatan.
terima kasih infonya sangat bermanfaat
BalasHapuswaduh saya mah baru denger nie mas nama penyakit GBS ini, saya tahunya GBS itu Gugun Blues Shelter mas :D
BalasHapusnama penyakit Guillain Barré Syndrome aja baru denger mas,, hehe,, sangat bermanfaat sekali mas.. makasih
BalasHapusPenyakit ini bisa mnyerang sek saraf toh kang ? saya baru tau dan dengar akan penyakit Guillain Barre Syndrome ini, trim infonya :)
BalasHapuspenyakit yang mirip autoimun semakin banyak ya pak
BalasHapus