Obat yang Memperburuk Myasthenia Gravis
Beberapa obat yang kita konsumsi sehari-hari, baik yang diresepkan dokter maupun yang dibeli tanpa resep, dapat berisiko memperburuk kondisi kesehatan kita, terutama bagi penyandang penyakit tertentu seperti Myasthenia Gravis (MG). Penyakit autoimun ini menyebabkan kelemahan otot yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk obat-obatan. Meski ada obat-obat yang telah diketahui dapat memperburuk gejala MG, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki reaksi yang berbeda terhadap pengobatan tertentu. Tidak semua pasien MG akan mengalami pemburukan setelah mengonsumsi obat-obatan yang sama, dan dalam beberapa kasus, pengobatan tersebut mungkin tetap diberikan oleh dokter dengan pertimbangan tertentu.
Namun, bagi banyak pasien, mengetahui obat-obat yang berpotensi mengganggu keseimbangan tubuh mereka bisa sangat membantu dalam mengelola penyakit ini. Dalam beberapa laporan, pasien MG melaporkan gejala yang memburuk setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti peningkatan kelelahan, kelemahan otot yang lebih parah, atau bahkan masalah pernapasan. Hal ini menjadi alasan mengapa penting untuk terus berkomunikasi dengan tenaga medis yang merawat, agar pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien dan dapat meminimalkan risiko pemburukan gejala.
Berikut ini adalah daftar obat-obatan yang sebaiknya dihindari oleh pasien MG, berdasarkan pengalaman beberapa rekan-rekan kami. Namun, perlu diingat bahwa reaksi terhadap obat dapat sangat bervariasi antara satu pasien dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat-obat ini.
Penting: Daftar obat yang tercantum di bawah ini disusun berdasarkan pengalaman dan laporan dari pasien MG, dan mungkin tidak berlaku untuk setiap individu. Reaksi tubuh terhadap pengobatan dapat berbeda, jadi selalu pastikan untuk mendapat saran medis yang sesuai dengan kondisi pribadi.
Obat yang perlu dipantang |
Obat yang perlu diwaspadai |
Antibiotik
Kelas Pertama:
- Telithromycin (merk dagang Ketek™) – sangat tidak diperbolehkan untuk pasien MG
- Aminoglycosides seperti: amikacin, arbekacin, gentamicin, kanamycin, neomycin, netilmicin, paromomycin, rhodostreptomycin, streptomycin, tobramycin, dan apramycin
- Polypeptides seperti: Bacitracin, Polymixin, Colistin
- Lincomycin, Clindamycin
Kelas Kedua:
- Quinolones seperti: cinoxacin, flumequine, nalidixic, oxolinic, piromidic, pipemidic, rosoxacin, ciprofloxacin, enoxacin, fleroxacin, lomefloxacin, nadifloxacin, norfloxacin, ofloxacin, pefloxacin, rufloxacin, balofloxacin, grepafloxacin, levofloxacin, pazufloxacin, sparfloxacin, temafloxacin, tosufloxacin, clinafloxacin, gatifloxacin, gemifloxacin, moxifloxacin, sitafloxacin, trovafloxacin, prulifloxacin
- Macrolides seperti: Erythromycin, Azithromycin, Clarithromycin, Dirithromycin, Troleandomycin
- Tetracyclines seperti: Tetracycline, Demeclocycline, Doxycycline, Minocycline, Oxytetracycline
Kelas Ketiga:
- Sulfonamides seperti: Septrin™, Bactrim™
- Ampicillin
- Carbapenems seperti: Ertapene, Doripenem, Imipenem, Cilastatin, Meropenem
Obat Anti Malaria
Kelas Kedua:
- Chloroquine (Chlorquin™), Hydroxychloroquine (Plaquenil™), Quinidine
Obat Anti Spasmodik
Kelas Kedua:
- Propantheline, Oxybutinin, Atropine, Buscopan
Botulinum Toxin
- Masuk Kelas Pertama
Obat Anestesi
Hampir semua masuk ke Kelas Pertama
Obat Anestesi Lokal
Kelas Pertama:
- Lignocaine
Obat Epilepsi
Kelas Kedua:
- Phenytoin (Dilantin™)
Kelas Ketiga:
- Barbiturates, Ethosuximide (Zarontin™), dan Carbamazepine (Tegretol™)
Obat Mata
Kelas Kedua:
- Acetazolamide, Proparacaine/tropicamide, Betaxolol (Betoptic™, Betoquin™), Timolol (Tenopt™, Timoptol™), Ecothiophate (glaucoma)
Obat Rematik
Kelas Kedua:
- Chloroquine (Chlorquin™), Hydroxychloroquine (Plaquenil™)
Obat Kardiovaskular
- Anti-arrhythmics (Kelas Pertama): Procainamide, Quinidine, Lignocaine
- Beta Blockers (Kelas Kedua): (Biasanya yang berakhiran "-lol") seperti: Atenolol (Noten™, Tenormin™), Metoprolol (Betaloc™, Minax™), Propanolol (Inderal™, Deralin™), Carvedilol (Dilatrend™), Sotalol (Sotacor™, Sotahexol™)
- Calcium Channel Blockers (Kelas Kedua): Verapamil (Veracaps™, Isoptin™)
- Cholesterol Lowering Drugs (Kelas Kedua): The Statins
Obat Cacing
Kelas Ketiga:
- Pyrantel seperti: Combantrin™, Anthel™, Early Bird™
Obat Psikiatri
Kelas Kedua:
- Lithium, Chlorpromazine
Kelas Ketiga:
- Benzodiazepines seperti: diazepam (Valium™), oxazepam (Serepax™), temazepam (Normison™, Temaze™)
Magnesium
Kelas Pertama:
- Magnesium Sulphate
Narkotika
Kelas Kedua:
- Morphine, Pethidine, Fentanyl
Hormonal Treatments
Kelas Ketiga:
- Levonorgestrel implant (Implanon)
X-Ray Kontras
Kelas Pertama:
- Iothalamic acid, diatrizoate meglumine, diatrizoate methylsulfate
Smoking Cessation Treatment
Kelas Ketiga:
- Transdermal nicotine patch
Keterangan Kelas:
- Kelas Pertama sering kali mengakibatkan pemburukan gejala MG, bahkan bisa memicu terjadinya myasthenic crisis yang sangat berbahaya.
- Kelas Kedua dapat memperburuk kondisi MG, meskipun dalam beberapa kasus, obat-obatan ini bisa dicoba pada dosis kecil. Jika gejala memburuk, segera hentikan penggunaan obat atau terapi tersebut.
- Kelas Ketiga obat-obatan ini jarang menyebabkan pemburukan kondisi MG, namun penggunaannya tetap harus hati-hati.
Itulah beberapa obat yang perlu diwaspadai oleh penyandang Myasthenia Gravis. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai atau menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut, untuk memastikan pengelolaan penyakit yang aman dan efektif.
Credit to Frans Diego.
Ternyata banyak juga yah Obat Yang Memperburuk Myasthenia Gravis inih sungguh harus hati hati inih
BalasHapus*noted
BalasHapuswah pembahasannya lengkap dan mendetail bange nie mas
BalasHapustrims dah berbagi informasinya :)