Maraknya Calo Antrean Berobat Pasien BPJS

Foto: Antrian Daftar BPJS Kesehatan

Praktik calo semakin marak seiring dengan melonjaknya jumlah pasien BPJS yang datang untuk berobat, sementara rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan masih terbatas.

Dilansir dari Kompas, antrean panjang untuk mendapatkan layanan kesehatan mendorong munculnya calo di rumah sakit. Mereka membantu pasien yang tidak sempat datang pagi untuk mengambil nomor antrean.

Sigit (bukan nama sebenarnya) mengaku sering membantu pasien atau keluarganya untuk mendapatkan nomor antrean.

"Saya bisa ambilin nomor antreannya. Mau dapat nomor satu pun bisa," kata Sigit saat ditemui Kompas.com di salah satu rumah sakit di Jakarta pada Senin, 6 April 2015.

Sigit biasanya datang pukul 03.00 WIB untuk mengambil nomor antrean, meskipun pengambilan nomor baru dibuka pukul 06.00 WIB. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa pada pukul 03.00 WIB saja, antrean sudah mencapai 50 orang. "Pukul 05.00 saja, nomor antrean sudah bisa mencapai seratus," tambahnya.

Sigit tidak sendirian dalam melakukan praktik ini. Ia mengaku memiliki empat teman yang juga bekerja sebagai calo di rumah sakit. Menurutnya, praktik percaloan ini sudah menjadi rahasia umum di seluruh rumah sakit. "Teman-teman saya juga begitu. Biasanya satu orang mengambil satu nomor saja," ujarnya.

Selain mengambil nomor antrean, Sigit juga menawarkan bantuan untuk mengurus berkas-berkas pasien, seperti rujukan ke rumah sakit. Dengan bantuan calo, pasien cukup datang sekitar pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB, tanpa perlu datang terlalu pagi. Tanpa calo, jika pasien baru datang pukul 08.00 WIB, nomor antrean bisa mencapai 400 orang. Pada pukul 10.00 WIB, nomor antrean biasanya sudah mencapai 700 orang.

Tentu saja, ada biaya yang dikenakan kepada pasien untuk menggunakan jasa calo. Sigit mengaku tidak memiliki tarif tetap, namun biasanya ia menerima tidak lebih dari Rp 50.000. "Saya sih terima berapa saja, yang penting ada," katanya.

Praktik percaloan ini memang menguntungkan bagi pasien yang memiliki dana lebih, namun sangat merugikan bagi pasien yang tidak mampu. Mereka sering kali harus menunggu lama atau bahkan baru bisa dilayani keesokan harinya karena nomor antrean sudah penuh.

Bagi pasien yang berasal dari luar kota dan tidak mampu, terutama yang dirujuk ke rumah sakit nasional, mereka terkadang terpaksa menginap di lobi rumah sakit hanya untuk mendapatkan nomor antrean.

Tanggapan:

Rumah sakit rujukan nasional juga merupakan tempat saya berobat, dan saya bisa membuktikan betapa panjangnya antrean di sana.

Sungguh menyedihkan melihat kenyataan ini. Praktik calo muncul karena adanya orang-orang yang memiliki uang dan cenderung mementingkan diri sendiri. Akibat calo, pasien yang sudah berusaha datang lebih awal tetap mendapatkan nomor antrean yang tinggi. Saya sendiri biasanya mendaftar sekitar jam 10 pagi, dan proses di loket BPJS biasanya sudah selesai dalam waktu kurang dari satu jam. Namun, saya tetap harus menunggu lama untuk bertemu dengan dokter karena jumlah pasien yang sangat banyak.

Sayangnya, jasa calo sering kali dihargai lebih tinggi daripada jasa tenaga medis yang benar-benar melayani pasien. Rasanya sangat tidak etis, karena mereka mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain. Semoga, baik mereka yang terlibat dalam praktik calo maupun yang memanfaatkan jasa calo, segera mendapatkan kesadaran dan pemahaman yang lebih baik.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Maraknya Calo Antrean Berobat Pasien BPJS"