Mata Minus Tinggi Tidak Bisa Lahiran Normal?

Seorang wanita hamil ingin mendapatkan rujukan untuk operasi sesar karena kondisi matanya yang sudah minus lebih dari 10. Puskesmas sudah memberikan rujukan ke rumah sakit, kemudian dokter kandungannya merujuk ke dokter mata untuk meminta pendapat apakah operasi sesar memang diperlukan. Setelah pemeriksaan, dokter mata menyatakan bahwa pasien masih bisa melahirkan secara normal.

Pasien mengeluh karena merasa dokter mempersulit prosesnya hanya karena menggunakan BPJS Kesehatan. Ia merasa dokter tidak merekomendasikan operasi sesar meskipun minus matanya tinggi. Pasien meyakini bahwa jika mata minus tinggi, risikonya sangat besar jika melahirkan normal karena harus mengejan. Hal ini dapat menarik urat mata yang bisa putus atau menyebabkan retina lepas. Pasien bertanya, jika terjadi masalah pada matanya, apakah dokter akan bertanggung jawab?

Jawaban:

Penelitian menunjukkan bahwa mata minus tinggi bukanlah indikasi untuk melakukan operasi sesar. [1]

Meskipun banyak penelitian yang menyatakan bahwa melahirkan normal tidak berpengaruh pada kondisi mata minus atau retina yang mau copot, serta pasca-operasi retina yang mau copot, banyak dokter kandungan yang masih menganggap bahwa minus tinggi tetap berisiko. Hal ini kadang membuat operasi sesar dilakukan meskipun sebenarnya tidak diperlukan. [2]

Berikut beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada retina pada pasien dengan kelainan retina/minus setelah melahirkan secara normal:

  • Dalam sebuah penelitian oleh Neri et al., tidak ditemukan perubahan retina pada 50 wanita dengan minus 4,5 hingga 15 dioptri (D) yang diperiksa sebelum dan sesudah melahirkan, meskipun ada degenerasi retina yang ditemukan sebelumnya. Penelitian serupa oleh Prost et al. juga tidak menunjukkan adanya perkembangan perubahan retina. Studi kecil oleh Landau et al. juga menemukan bahwa 10 wanita dengan faktor risiko tinggi untuk robekan retina tidak mengalami perubahan setelah melahirkan. [3]

Jika melahirkan normal tiba-tiba menyebabkan kebutaan pada mata, siapa yang akan bertanggung jawab? Bagaimana jika dokter bertanya hal yang sama—jika terjadi apa-apa selama operasi sesar dan ternyata berdasarkan penelitian sesar tidak diperlukan, apakah keluarga akan menuntut dokter yang melakukannya?

Persalinan sesar sendiri bukan tanpa risiko, bahkan risikonya bisa sangat tinggi, termasuk kematian. Untuk melihat seperti apa operasi sesar, kamu bisa cek video ini:

Tidak ada jaminan bahwa melahirkan normal akan membuat mata buta, begitu juga tidak ada jaminan bahwa melahirkan sesar akan sepenuhnya aman. Semua keputusan kembali pada pertimbangan risiko dan manfaat untuk pasien. Dalam kedokteran, untuk mengurangi risiko, penting untuk merujuk pada bukti dari penelitian atau evidence-based medicine, dan penelitian menunjukkan bahwa mata minus tinggi bukanlah indikasi untuk melakukan operasi sesar. Oleh karena itu, dokter mata sudah benar dengan merekomendasikan kelahiran normal.

Penelitian tahun 1985 terhadap 50 wanita dengan minus antara 4,5 hingga 15 juga menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada kondisi retina sebelum dan sesudah melahirkan normal. Jika ada masalah retina sebelumnya, kondisinya tidak memburuk setelah melahirkan. [4]

Di Kanada, meskipun banyak dokter kandungan yang lebih memilih operasi sesar, dokter mata cenderung menyarankan kelahiran normal. Hal ini karena banyak dokter kandungan yang masih mengacu pada penelitian lama. Padahal, melahirkan normal tidak menjadi masalah. [5]

Di Kroasia, tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara retina yang lepas dengan kelahiran pada wanita dengan minus. Namun, di beberapa negara Eropa, minus dianggap sebagai indikasi untuk sesar. Padahal, sejak 1985, sudah disarankan agar wanita dengan minus tinggi bisa melahirkan secara normal untuk menghindari pembedahan yang berlebihan. [6]

Kesimpulan:

  1. Ibu hamil disarankan untuk menggunakan hati nurani dalam memutuskan apakah merasa mampu melahirkan normal. Jika ragu, ibu berhak untuk meminta pendapat kedua (second opinion). Di Jakarta, banyak rumah sakit dan dokter kandungan yang bisa memberikan pendapat berbeda.
  2. Jangan mengaitkan masalah ini dengan status BPJS Kesehatan pasien. Asuransi perorangan seperti Prudential atau Axa dengan premi 500 ribu hingga 1 juta per bulan pun tidak menanggung biaya persalinan normal atau sesar jika tidak ada paket khusus persalinan yang lebih mahal.
  3. Ketahanan setiap orang terhadap penyakit dan tindakan medis sangat bervariasi. Ada yang tampak sehat meski usia lanjut dan memiliki penyakit kronis, sementara yang lain mungkin lebih rentan meski hanya memiliki kondisi ringan. Dokter mata melihat ibu sebagai wanita yang tangguh, apalagi literatur mendukung kelahiran normal. Namun, keputusan akhir ada di tangan ibu, yang berhak mencari pendapat kedua jika merasa ragu.

Referensi:

  1. Penelitian 1
  2. Penelitian 2
  3. Penelitian 3
  4. Penelitian 4
  5. Penelitian 5
  6. Penelitian 6

Sumber: Facebook dr. Adi Setiadi

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

2 komentar untuk "Mata Minus Tinggi Tidak Bisa Lahiran Normal?"

  1. Jadi lebih baik mana ya, sesar atau normal..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jelas minus tinggi bukan indikasi sesar. Indikasi sesar umumnya panggul sempit, letak bayi melintang, penyakit tertentu, dll. Baiknya ikuti saran dokternya.

      Hapus