Empat Alasan Kenapa MSG Tidak Berbahaya

Penggunaan MSG dalam makanan masih menjadi topik yang kontroversial bagi banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa MSG adalah bumbu penyedap yang tidak sehat dan bahkan berbahaya bagi tubuh.

Padahal, MSG telah digunakan dengan aman selama lebih dari 100 tahun sebagai penguat cita rasa. Selama periode tersebut, banyak penelitian dilakukan untuk mengklarifikasi peran, manfaat, dan keamanan MSG. Saat ini, badan-badan internasional dan nasional yang mengawasi keamanan zat tambahan makanan telah menyatakan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi sebagai penambah rasa.

Sikap Pertengahan Terhadap MSG

Dalam sebuah penyuluhan yang diadakan di puskesmas, dr. Raehanul Bahraen menjelaskan bahwa anggapan MSG berbahaya adalah salah besar, sehingga orang seharusnya tidak antipati terhadap MSG.

Beberapa poin yang masih diingat dari penyuluhan tersebut adalah:

1. Selain rasa manis, asin, dan lainnya, ada juga rasa "umami" yang berarti gurih di lidah. Rasa inilah yang berasal dari MSG dan itu adalah rasa alami, bukan sesuatu yang berbahaya seperti yang sering diasumsikan.

2. Beberapa jenis makanan memang mengandung MSG secara alami.

3. Anggapan bahwa makanan ringan yang mengandung MSG berbahaya bukan karena MSG-nya, tetapi lebih karena cara pengolahan (seperti fast food). Selain itu, sering mengonsumsi jajanan yang mengandung MSG bisa membuat anak-anak enggan makan nasi dan sayur bergizi.

4. Hingga kini, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa MSG menyebabkan kanker atau berbahaya. Semua anggapan tersebut masih sebatas asumsi.

Dr. Raehanul Bahraen memilih untuk mengambil sikap yang seimbang, tidak berlebihan dalam menggunakan MSG, namun juga tidak terlalu menghindarinya. Yang pasti, MSG memang dapat membuat masakan menjadi lebih lezat.

Informasi ini hanya sekadar berbagi, silakan pilih apa yang sesuai dengan keyakinan Anda.

Sumber: dr. Raehanul Bahraen

PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Berbagi :