Jangan Malas untuk Mengurus Kartu BPJS Sendiri

Pada umumnya, BPJS Kesehatan memiliki satu kartu untuk setiap peserta yang sudah terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, apa yang terjadi jika ada dua kartu dengan nama yang sama? Apa yang membedakan kedua kartu tersebut selain nomor serinya? Nah, mari kita bahas cerita yang menarik ini yang berhubungan dengan pengalaman seorang bapak yang mengalami kejadian tidak mengenakkan saat berurusan dengan BPJS Kesehatan.

Kisah Seorang Bapak dan Kartu BPJS Palsu

Suatu ketika, seorang bapak memutuskan untuk membuat kartu BPJS Kesehatan. Namun, karena kesibukan atau mungkin kurangnya pemahaman, beliau memilih untuk menitipkan pengurusan kartu BPJS tersebut kepada seorang tetangga. Bapak itu pun memberikan uang sebesar 150 ribu rupiah. Dari jumlah tersebut, 50 ribu digunakan untuk membayar iuran pertama dan sisanya, 100 ribu, diberikan sebagai ongkos jalan atau biaya administrasi kepada tetangganya yang membantu.

Setelah beberapa waktu, akhirnya kartu BPJS tersebut pun diterima dan siap digunakan. Sang bapak merasa lega karena seolah-olah sudah mendapatkan solusi cepat untuk jaminan kesehatan dirinya. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Saat si bapak mencoba menggunakan kartu tersebut untuk berobat, ia dikejutkan dengan kenyataan bahwa kartu BPJS itu tidak bisa digunakan. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata kartu BPJS yang diterimanya adalah kartu palsu!

Akhirnya, si bapak pun terpaksa mengurus kembali kartu BPJS-nya, kali ini langsung ke kantor BPJS untuk memastikan keabsahan kartu tersebut. Tentu saja, pengalaman ini cukup menguras tenaga dan waktu.

Pesan Moral yang Bisa Diambil

Tentu saja, kejadian ini mengandung beberapa pesan moral yang sangat berharga, terutama bagi kita yang ingin memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. Berikut adalah dua pesan utama yang bisa diambil dari cerita tersebut:

1. Jangan Malas untuk Mengurus Administrasi Sendiri

Memang, kadang kita merasa lebih praktis dan mudah jika meminta bantuan orang lain untuk mengurus hal-hal administratif seperti pembuatan kartu BPJS. Namun, kejadian yang dialami oleh bapak ini menunjukkan bahwa kita harus lebih hati-hati. Menitipkan urusan administrasi kepada orang lain, terutama yang tidak terpercaya, bisa berujung pada penipuan dan kerugian. Sebaiknya, usahakan untuk mengurusnya sendiri, meski terkadang terasa merepotkan. Dengan mengurus langsung, kita juga bisa memastikan bahwa segala prosedur dan dokumen yang diperlukan dipenuhi dengan benar.

2. BPJS Kesehatan Harus Menjamin Keamanan Kartu

Meskipun ini merupakan masalah yang dihadapi oleh peserta, sebenarnya ada juga tanggung jawab dari pihak BPJS Kesehatan untuk menjaga agar kartu yang mereka distribusikan tidak mudah dipalsukan. Kartu BPJS yang mudah dipalsukan bisa menimbulkan kerugian bagi peserta yang sudah mendaftar dengan benar dan berpotensi menambah beban sistem kesehatan. Oleh karena itu, BPJS sebaiknya memperhatikan aspek keamanan kartu agar tidak mudah disalahgunakan. Penggunaan teknologi yang lebih canggih, seperti chip atau fitur-fitur lainnya, bisa menjadi solusi untuk masalah ini.

Dari segi fisik, tidak mudah untuk membedakan kartu BPJS yang asli dan yang palsu, karena BPJS memang memperbolehkan kartu e-ID dicetak sendiri, bahkan dengan tinta hitam putih. Jadi, satu-satunya cara untuk memastikan keaslian kartu BPJS adalah dengan mengecek nomor kartu tersebut. Anda bisa melakukannya melalui situs web resmi, aplikasi Android, atau SMS gateway untuk mengecek status kepesertaan.

Berikut ini adalah informasi dari akun resmi BPJS Kesehatan terkait penipuan layanan BPJS Kesehatan:

WASPADA TERHADAP PENIPUAN BERKEDOK LAYANAN BPJS KESEHATAN yang beredar di masyarakat melalui BBM, WhatsApp, Facebook, atau jejaring media sosial lainnya.

Kasus tersebut ditemukan di Blitar. Pelaku berpakaian rapi, seragam biru muda, celana biru tua, menggunakan kartu identitas berlambang BPJS Kesehatan / JKN, serta agak memaksa saat menawarkan layanan. Layanan yang ditawarkannya adalah:

1. Menawarkan penggantian Kartu BPJS Kesehatan

2. Pelayanan langsung ke RS tanpa rujukan dari FKTP

3. Akan mendapatkan bantuan Rp 300.000 / 3 bulan bila peserta tidak menggunakan BPJS Kesehatan / tidak berobat dalam jangka waktu tersebut, dengan syarat melakukan transfer uang sebesar Rp 1.000.000 dulu kepada pelaku.

Sekali lagi kami informasikan bahwa BPJS Kesehatan tidak pernah menarik biaya kepada masyarakat selain biaya iuran bulanan sebesar Rp 59.500 untuk kelas I, Rp 42.500 untuk kelas II, serta Rp 25.500 untuk kelas III.

Jika sahabat menemukan orang yang mengaku sebagai petugas BPJS Kesehatan tersebut, mohon segera laporkan kepada kami di 1500400, Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat, atau melalui email humas@bpjs-kesehatan.go.id dengan menyertakan ciri-ciri dan foto pelaku (jika memungkinkan), nomor HP sahabat, serta kronologis lengkapnya.

Demikian kami informasikan. besar harapan kami rekan-rekan dapat membantu menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat.

Salam dan semoga sehat selalu.

Penutup

Sebagai penutup, penipuan terkait kartu BPJS Kesehatan seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam mengurus administrasi kesehatan. Keamanan data dan identitas sangat penting, dan kita harus lebih cermat dalam memilih cara dan pihak yang membantu dalam proses pendaftaran. Pastikan selalu melakukan pengecekan melalui saluran resmi BPJS Kesehatan untuk menghindari kerugian yang tidak perlu. Jangan ragu untuk menghubungi pihak BPJS jika merasa ada kejanggalan, karena mereka selalu siap memberikan informasi yang akurat dan melindungi hak-hak peserta.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

3 komentar untuk "Jangan Malas untuk Mengurus Kartu BPJS Sendiri"

  1. semakin jelas ya. layanan yang sangat mudah dan menjanjikan perlu dicurigai, penipuan ada dimana mana ya mas cipto ya.. semoga semuanya membaca artikel ini

    BalasHapus
  2. Di kantor saya juga baru 3bulan kemarin menggunakan bpjs (cuma blm jadi kartunya) sampai sekarang. dan sebagai backupnya kartu alianz masih bisa di gunakan sampai akhir tahun ini. Trims ya buat infonya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba tanya ke HRD sudah ada edabu & e-ID belum. Seharusnya khusus perusahaan (besar) bisa cetak kartu sendiri, karena ada edabu dan e-ID seperti aplikasi di kantor BPJS, begitu buat data langsung bisa diprint cetak kartu e-ID. Kalau nunggu dicetakin BPJS lama bisa sampai setahun.

      Hapus