Apa Itu Kanker Ovarium: Mengenal Si Pembunuh Sunyi
Kanker ovarium adalah penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel-sel asing yang berbahaya pada beberapa bagian dari ovarium. Ovarium adalah organ reproduktif wanita, dimana sel telur berkembang.
Kanker Ovarium dijuluki juga dengan si pembunuh dalam sunyi meskipun jenis kanker ini jarang dibicarakan --padahal termasuk lima jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Banyak yang tidak menyadari bahwa ada beberapa tanda peringatan untuk mengenalinya, yang seringkali dengan mudahnya diabaikan atau disalahpahami sebagai gangguan lain. Ini bukanlah gejala, tapi jika Anda sangat sering mengalami tanda peringatan ini, kami sarankan Anda segera berkonsultasi dengan dokter dan memintanya untuk melakukan screening.
Bagaimana cara kanker ovarium menjadi si pembunuh dalam sunyi?
Diperkirakan 1 dari 100 wanita berisiko memiliki kanker ovarium. Prevelansi ini meningkat menjadi 5 dari 100 wanita jika ada satu anggota keluarga atau kerabat yang memilikinya. Dan meningkat lagi menjadi 7 dari 100 wanita jika ada dua atau tiga anggota keluarga atau kerabat yang memilikinya.
Secara global, jumlah penderita kanker ovarium yang terdiagnosa setiap tahunnya mencapai 250.000 wanita dan bertanggung jawab atas 140.000 kematian pada wanita. Sayangnya hanya 15 % penderita kanker ovarium yang dapat terdiagnosa lebih awal.
Kanker ovarium menyebabkan lebih banyak kematian pada wanita dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Dibandingkan dengan kanker payudara yang 89% penderitanya survive dalam lima tahun, penderita kanker ovarium yang berhasil survive hanya 45% saja dalam lima tahun.
Inilah 12 tanda peringatan dari kanker ovarium
1. Pertumbuhan rambut yang cepat dan lebat dan kasar.
2. Nyeri punggung
3. Perut buncit
4. Nyeri pada punggung atau perut bagian bawah (mungkin juga terasa berat/tertekan)
5. Siklus haid yang tidak normal
6. Nyeri saat berhubungan badan
7. Mual dan muntah
8. Fatigue atau kelelahan tiada akhir
9. Tidak nafsu makan atau jarang merasa lapar
10. Sembelit atau kesulitan buang air besar
11. Peningkatan gas atau sering buang angin
12. Gejala buang air kecil (tiba-tiba atau sering)
Siapa saja yang berisiko terkena kanker ovarium?
1. Mereka yang sulit/sedikit mendapat keturunan
Semakin lama mereka melahirkan maka risikonya semakin tinggi.
2. Masalah pada gen tertentu
Kecacatan pada gen BRCA1 atau BRCA2 berkaitan dengan sejumlah kecil kasus kanker ovarium.
3. Wanita yang mengkonsumsi obat pengganti estrogen (tanpa progesteron)
selama 5 tahun atau lebih. Pil KB, bagaimanapun, menurunkan risiko kanker ovarium. Obat-obatan fertilitas kemungkinan tidak meningkatkan risiko.
4. Wanita yang lanjut usia
adalah yang memiliki risiko tertinggi dari kanker ovarium. Kasus kematian dari kanker ovarium yang paling sering terjadi pada wanita berusia 55 tahun atau lebih.
5. Wanita yang pernah memiliki kanker payudara
atau dengan riwayat keluarga memiliki kanker payudara atau kanker ovarium dapat meningkatkan risikonya.
Penelitian lebih lanjut tentang kanker ovarium
Untuk pertama kalinya para peneliti telah menemukan materi genetik dari uterus atau kanker ovarium dengan
PAP SMEARS: Screening ini memungkinkan untuk mendeteksi dini tiga jenis penyakit hanya dengan sebuah tes rutin.
Penelitian yang serupa dilakukan untuk melihat mutasi DNA pada darah, tinja, urin, dan dahak, keduanya dapat mendeteksi kanker dan memonitor respon terhadap pengobatannya.
Para peneliti baru-baru ini juga melaporkan bahwa
PAZOPANIB: Obat yang baru disetujui untuk kanker ginjal, juga dapat digunakan untuk mencegah kekambuhan kanker ovarium hingga 6 bulan atau lebih. Kendari demikian, hal ini masih belum jelas apakah obat itu memperpanjang harapan hidup pasien sampai dilakukan tindakan lagi.
OPERASI: dapat digunakan untuk pengobatan semua stadium kanker ovarium. Pada stadium awal, ini mungkin menjadi satu-satunya pengobatan.
Operasi dapat melibatkan:
- Pengangkatan uterus (rahim)
- Pengangkatan kedua tuba ovarium dan tuba fallopi
- Pengangkatan sebagian atau seluruh omentum, lemak perut yang menutupi organ dalam perut
- Pemeriksaan, biopsi, atau pengangkatan kelenjar getah bening dan beberapa jaringan pada pelvis dan abdomen.
KEMOTERAPI: kemoterapi digunakan setelah dilakukannya operasi, untuk mencegah kanker terus berkembang, dan dapat digunakan lagi jika kanker datang lagi.
70% wanita dengan kanker ovarium tingkat lanjut mengalami kekambuhan lagi, seringnya dalam tahun pertama.
[Informasi ini diperoleh infografis berbahasa inggris yang bersumber dari ncbi.nml.nih.gov | nytimes.com | ovacome.org | ovariancancerday.org]
*Rekomendasi: 13 Gejala Kanker Yang Perlu Anda Ketahui
Kanker Ovarium dijuluki juga dengan si pembunuh dalam sunyi meskipun jenis kanker ini jarang dibicarakan --padahal termasuk lima jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Banyak yang tidak menyadari bahwa ada beberapa tanda peringatan untuk mengenalinya, yang seringkali dengan mudahnya diabaikan atau disalahpahami sebagai gangguan lain. Ini bukanlah gejala, tapi jika Anda sangat sering mengalami tanda peringatan ini, kami sarankan Anda segera berkonsultasi dengan dokter dan memintanya untuk melakukan screening.
Bagaimana cara kanker ovarium menjadi si pembunuh dalam sunyi?
Diperkirakan 1 dari 100 wanita berisiko memiliki kanker ovarium. Prevelansi ini meningkat menjadi 5 dari 100 wanita jika ada satu anggota keluarga atau kerabat yang memilikinya. Dan meningkat lagi menjadi 7 dari 100 wanita jika ada dua atau tiga anggota keluarga atau kerabat yang memilikinya.
Secara global, jumlah penderita kanker ovarium yang terdiagnosa setiap tahunnya mencapai 250.000 wanita dan bertanggung jawab atas 140.000 kematian pada wanita. Sayangnya hanya 15 % penderita kanker ovarium yang dapat terdiagnosa lebih awal.
Kanker ovarium menyebabkan lebih banyak kematian pada wanita dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Dibandingkan dengan kanker payudara yang 89% penderitanya survive dalam lima tahun, penderita kanker ovarium yang berhasil survive hanya 45% saja dalam lima tahun.
Inilah 12 tanda peringatan dari kanker ovarium
1. Pertumbuhan rambut yang cepat dan lebat dan kasar.
2. Nyeri punggung
3. Perut buncit
4. Nyeri pada punggung atau perut bagian bawah (mungkin juga terasa berat/tertekan)
5. Siklus haid yang tidak normal
6. Nyeri saat berhubungan badan
7. Mual dan muntah
8. Fatigue atau kelelahan tiada akhir
9. Tidak nafsu makan atau jarang merasa lapar
10. Sembelit atau kesulitan buang air besar
11. Peningkatan gas atau sering buang angin
12. Gejala buang air kecil (tiba-tiba atau sering)
Siapa saja yang berisiko terkena kanker ovarium?
1. Mereka yang sulit/sedikit mendapat keturunan
Semakin lama mereka melahirkan maka risikonya semakin tinggi.
2. Masalah pada gen tertentu
Kecacatan pada gen BRCA1 atau BRCA2 berkaitan dengan sejumlah kecil kasus kanker ovarium.
3. Wanita yang mengkonsumsi obat pengganti estrogen (tanpa progesteron)
selama 5 tahun atau lebih. Pil KB, bagaimanapun, menurunkan risiko kanker ovarium. Obat-obatan fertilitas kemungkinan tidak meningkatkan risiko.
4. Wanita yang lanjut usia
adalah yang memiliki risiko tertinggi dari kanker ovarium. Kasus kematian dari kanker ovarium yang paling sering terjadi pada wanita berusia 55 tahun atau lebih.
5. Wanita yang pernah memiliki kanker payudara
atau dengan riwayat keluarga memiliki kanker payudara atau kanker ovarium dapat meningkatkan risikonya.
Penelitian lebih lanjut tentang kanker ovarium
Untuk pertama kalinya para peneliti telah menemukan materi genetik dari uterus atau kanker ovarium dengan
PAP SMEARS: Screening ini memungkinkan untuk mendeteksi dini tiga jenis penyakit hanya dengan sebuah tes rutin.
Penelitian yang serupa dilakukan untuk melihat mutasi DNA pada darah, tinja, urin, dan dahak, keduanya dapat mendeteksi kanker dan memonitor respon terhadap pengobatannya.
Para peneliti baru-baru ini juga melaporkan bahwa
PAZOPANIB: Obat yang baru disetujui untuk kanker ginjal, juga dapat digunakan untuk mencegah kekambuhan kanker ovarium hingga 6 bulan atau lebih. Kendari demikian, hal ini masih belum jelas apakah obat itu memperpanjang harapan hidup pasien sampai dilakukan tindakan lagi.
OPERASI: dapat digunakan untuk pengobatan semua stadium kanker ovarium. Pada stadium awal, ini mungkin menjadi satu-satunya pengobatan.
Operasi dapat melibatkan:
- Pengangkatan uterus (rahim)
- Pengangkatan kedua tuba ovarium dan tuba fallopi
- Pengangkatan sebagian atau seluruh omentum, lemak perut yang menutupi organ dalam perut
- Pemeriksaan, biopsi, atau pengangkatan kelenjar getah bening dan beberapa jaringan pada pelvis dan abdomen.
KEMOTERAPI: kemoterapi digunakan setelah dilakukannya operasi, untuk mencegah kanker terus berkembang, dan dapat digunakan lagi jika kanker datang lagi.
70% wanita dengan kanker ovarium tingkat lanjut mengalami kekambuhan lagi, seringnya dalam tahun pertama.
[Informasi ini diperoleh infografis berbahasa inggris yang bersumber dari ncbi.nml.nih.gov | nytimes.com | ovacome.org | ovariancancerday.org]
*Rekomendasi: 13 Gejala Kanker Yang Perlu Anda Ketahui
kanker ovarium memang kanker ganas yang tidak pernah berisik cara mainnya, kalm, nyelow dan sunyi tanpa banyak bicara, tau-tau sipenderitanya langsung terhenyak jika ternyata ovariumnya telah disinggahi kanker...hadeuh
BalasHapuskang sulit mendapat keturunan beresiko. brarti yang banyak keturunannya gimana apa tidak akan terkena?
BalasHapus