Cara Aman Berpuasa Untuk Orang Dengan Diabetes
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam, di mana setiap muslim harus berpuasa di siang hari dan telah dimulai di seluruh dunia, tapi berpuasa bisa sangat berbahaya bagi orang dengan diabetes.
Terlepas dari fakta bahwa pasien diabetes tidak diharuskan berpuasa di bulan Ramadhan karena ada risiko kesehatan serius yang terlibat, ternyata lebih banyak yang memilih berpuasa. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Diabetes Care menunjukkan bahwa sebanyak 43% muslim dengan diabetes tipe 1 dan 79% muslim dengan diabetes tipe 2 berpartisipasi dalam puasa Ramadhan setiap tahunnya.
Berpuasa, khususnya untuk pasien diabetes tipe 1, berisiko tinggi terhadap kadar gula darah terlalu rendah atau hipoglikemia, yang merupakan keadaan gawat darurat yang dapat mengakibatkan kejang, koma, atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Hipoglikemia sangat berbahaya jika penderita diabetes tidak memiliki kesadaran tentang "hipo." Ini berarti mereka tidak merasakan gejala kadar gula darah rendah seperti pusing, jantung berdebar, kebingungan dan berkeringat. Tanpa adanya gejala penting ini, pasien diabetes hipoglikemik memiliki risiko yang jauh lebih besar dari komplikasi berbahaya terkait kadar gula darah rendah.
Bagi mereka yang berjuang melawan gula darah tinggi (hiperglikemia), kekurangan air dalam darah dapat menyebabkan dehidrasi dan diperpanjang dengan tekanan darah tinggi yang menyebabkan ketoasidosis diabetes, sebuah kondisi yang mengancam jiwa di mana lemak dipecah menjadi keton, menyebabkan darah menjadi ke asam.
Bagi mereka yang diabetesnya belum dapat terkontrol, belum dapat kelola dengan baik, atau tidak memiliki kesadaran hipo, berpuasa seharusnya jangan dipertimbangkan. Pasien diabetes yang ingin berpuasa harus mendapatkan bimbingan dari tenaga medis profesional.
Berikut adalah beberapa panduan penting bagi pasien diabetes yang ikut berpuasa Ramadhan:
Tanda-tanda hipoglikemia (gula darah rendah)
Tanda-tanda hiperglikemia (gula darah tinggi)
INGAT:
- Untuk orang dengan diabetes tipe 1 boleh saja berpuasa kalau sudah terkontrol, tapi lebih berisiko untuk hipoglikemia atau hiperglikemia dan dehidrasi. Setelah sahur, butuh insulin agar gula darah tidak naik, dan setelah menggunakan insulin butuh makan agar tidak terjadi hipo. Walaupun berpuasa, orang dengan diabetes tipe 1 itu tetap tergantung insulin, insulin itu seperti obat "penyambung nyawa". Cek di sini untuk perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
- Jika Anda mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia berkepanjangan, Anda HARUS menghentikan puasa karena kesehatan anda berisiko. Perlakukan diri Anda sesuai dengan pedoman yang diberikan dokter.
- Jika Anda adalah anggota keluarga, teman atau rekan kerja dari pasien diabetes yang berpuasa, segera cari pertolongan medis jika mereka menjadi tidak responsif atau menolak untuk makan atau minum. JANGAN memberinya insulin dalam keadaan apapun! Jika orang tersebut adalah hipoglikemik, insulin justru menyebabkan glukosa darah semakin menurun lebih jauh dan dapat mengakibatkan kejang, koma, bahkan kematian.
Sumber
Terlepas dari fakta bahwa pasien diabetes tidak diharuskan berpuasa di bulan Ramadhan karena ada risiko kesehatan serius yang terlibat, ternyata lebih banyak yang memilih berpuasa. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Diabetes Care menunjukkan bahwa sebanyak 43% muslim dengan diabetes tipe 1 dan 79% muslim dengan diabetes tipe 2 berpartisipasi dalam puasa Ramadhan setiap tahunnya.
Apakah tidak mengapa berpuasa bagi pasien diabetes?
Umumnya setiap dokter di dunia menyarankan bahwa pasien diabetes tipe 1 tidak diperkenankan untuk berpuasa. Yang boleh berpuasa adalah pasien diabetes tipe 2, misalnya pasien dengan tablet oral, atau hanya dengan insulin basal. Mereka yang menggunakan insulin basal bolus 2 kali sehari harus mendapat pengawasan dokter. Pasien dengan komplikasi organ serius seperti gagal ginjal juga tidak boleh berpuasa, karena berisiko tinggi terhadap hipoglikemia.Berpuasa, khususnya untuk pasien diabetes tipe 1, berisiko tinggi terhadap kadar gula darah terlalu rendah atau hipoglikemia, yang merupakan keadaan gawat darurat yang dapat mengakibatkan kejang, koma, atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Hipoglikemia sangat berbahaya jika penderita diabetes tidak memiliki kesadaran tentang "hipo." Ini berarti mereka tidak merasakan gejala kadar gula darah rendah seperti pusing, jantung berdebar, kebingungan dan berkeringat. Tanpa adanya gejala penting ini, pasien diabetes hipoglikemik memiliki risiko yang jauh lebih besar dari komplikasi berbahaya terkait kadar gula darah rendah.
Bagi mereka yang berjuang melawan gula darah tinggi (hiperglikemia), kekurangan air dalam darah dapat menyebabkan dehidrasi dan diperpanjang dengan tekanan darah tinggi yang menyebabkan ketoasidosis diabetes, sebuah kondisi yang mengancam jiwa di mana lemak dipecah menjadi keton, menyebabkan darah menjadi ke asam.
Bagi mereka yang diabetesnya belum dapat terkontrol, belum dapat kelola dengan baik, atau tidak memiliki kesadaran hipo, berpuasa seharusnya jangan dipertimbangkan. Pasien diabetes yang ingin berpuasa harus mendapatkan bimbingan dari tenaga medis profesional.
Berpuasa yang aman bagi orang dengan diabetes
Seperti yang disebutkan di atas, setiap pasien diabetes yang berpuasa harus mendapatkan persetujuan dokter terlebih dahulu. Dokter akan menyesuaikan dosis obat untuk meminimalkan baik hipo maupun hiperglikemia. Doker juga mungkin akan memberikan target kisaran kadar glukosa darah yang wajib dipatuhi pasien. Beberapa dokter juga mungkin merekomendasikan perencanaan hidangan yang diformulasikan khusus untuk mempertahankan kadar gula darah Anda sepanjang hari.Berikut adalah beberapa panduan penting bagi pasien diabetes yang ikut berpuasa Ramadhan:
- Periksa kadar glukosa darah lebih sering dari biasanya. Pemeriksaan bisa dilakukan setiap 3 - 5 jam.
- Pastikan anda memiliki menu sahur yang seimbang yang mencakup karbohidrat dengan indeks glisemik rendah, proten dan lemak yang baik. Hal ini dapat membantu dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang sehat sepanjang hari.
- Minum banyak air saat sahur, ini akan membantu anda tetap terhidrasi sepanjang hari.
- Hindari aktivitas fisik di siang hari. Berolahraga tanpa makan merupakan kesalahan besar bagi penderita diabetes. Jika pekerjaan anda menuntuk aktivitas fisik, pastikan untuk memeriksa kadar glukosa darah lebih sering.
- Hindari kafein karena memiliki efek diuretik yang menguras cairan tubuh.
- Kenakan gelang medis (medical alert) yang menunjukkan bahwa anda penderita diabetes.
- Bawa beberapa gula untuk kasus hipo, misalnya permen manis di saku.
- Hindari makanan manis atau karbohidrat tinggi di saat sahur dan malam hari karena dapat mengganggu kestabilan glukosa darah (ini tidak berlaku untuk kasus hipo).
- Jika glukosa darah Anda di bawah 4.0 mmol/l dan akan segera menjadi hipoglikemia, maka Anda harus segera menghentikan puasa Anda, bahkan jika tidak mengalami gejala. Pastikan untuk makan sesuatu dan periksa glukosa darah Anda 20 menit kemudian.
- Jika gula darah Anda tinggi secara konsisten, Anda harus menghentikan puasa untuk minum air. Hal ini penting untuk menjaga Anda terhidrasi dan membantu menurunkan kadar gula darah.
Kenali tanda bahaya diabetes
Jika anda mengalami gejala-gejala berikut, anda harus segera memeriksa kadar gula darah dan jika perlu harus menghentikan puasa. Juga beritahukan pada teman-teman, keluarga atau rekan kerja tentang tanda bahaya bagi mereka yang dapat membantu jika anda membutuhkan.Tanda-tanda hipoglikemia (gula darah rendah)
- Pusing
- Denyut jantung yang cepat atau meningkat
- Gemetaran
- Berkeringat yang berlebihan
- Kebingungan
- Penglihatan kabur
- Kelaparan ekstrim
- Pucat atau kehilangan warna, terutama di wajah
- Kelelahan
- Lekas marah
- Cadel, kusulitan bicara, atau perilaku aneh
Tanda-tanda hiperglikemia (gula darah tinggi)
- Kehabisan tenaga
- Sering buang air kecil
- Peningkatan haus
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Kekeringan di mulut
INGAT:
- Untuk orang dengan diabetes tipe 1 boleh saja berpuasa kalau sudah terkontrol, tapi lebih berisiko untuk hipoglikemia atau hiperglikemia dan dehidrasi. Setelah sahur, butuh insulin agar gula darah tidak naik, dan setelah menggunakan insulin butuh makan agar tidak terjadi hipo. Walaupun berpuasa, orang dengan diabetes tipe 1 itu tetap tergantung insulin, insulin itu seperti obat "penyambung nyawa". Cek di sini untuk perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
- Jika Anda mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia berkepanjangan, Anda HARUS menghentikan puasa karena kesehatan anda berisiko. Perlakukan diri Anda sesuai dengan pedoman yang diberikan dokter.
- Jika Anda adalah anggota keluarga, teman atau rekan kerja dari pasien diabetes yang berpuasa, segera cari pertolongan medis jika mereka menjadi tidak responsif atau menolak untuk makan atau minum. JANGAN memberinya insulin dalam keadaan apapun! Jika orang tersebut adalah hipoglikemik, insulin justru menyebabkan glukosa darah semakin menurun lebih jauh dan dapat mengakibatkan kejang, koma, bahkan kematian.
Sumber
kayaknya buat penderita diabetes perlu mendapat persetujuan dokter dengan terapi tertentu atau dengan anjuran khusus dari dokter ahli ya mas. karena kalau puasa sembarangan akan bisa berbahaya...
BalasHapusIya mbah, diabetes itu rumit. Intinya kalau masih mengkonsumsi banyak obat harus tanya ke dokter dulu kalau ingin ikut puasa.
HapusTapi kalau untuk kasus yang ringan atau terkontrol hanya dengan diet makanan, risikonya untuk terkena gejala-gejala di atas juga ringan.