Perbedaan Nyeri Sendi Lupus Dan Rheumatoid Arthritis
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita menyerang sel-sel tubuh kita yang sehat, merusak jaringan tubuh. Para peneliti belum dapat memastikan apa sebenarnya pencetus penyakit autoimun, namun penyakit ini dapat berkembang dalam sebuah keluarga.
Wanita memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit autoimun daripada pria. Ras Asia, Afrika-Amerika, Amerika asli, and wanita hispanik memiliki risiko yang lebih tinggi, menurut National Institutes of Health.
Lupus dan rheumatoid arthritis (RA) keduanya merupakan penyakit autoimun. Faktanya, kedua penyakit ini seringkali membingungkan karena gejalanya hampir sama.
Persamaan mendasar antara RA dan lupus adalah nyeri sendi. Pembengkakan sendi merupakan gejala umum lain, tergantung pada tingkat inflamasi. Kedua penyakit ini juga menyebabkan sendi Anda menjadi panas dan sakit.
Lupus dan RA sangat mempengaruhi tingkat tenaga. Jika anda memiliki salah satunya, Anda mungkin merasa kelelahan atau kelemahan tiada akhir. Demam berkala juga merupakan gejala lain dari lupus dan RA.
Kedua penyakit ini lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria.
Ada beberapa perbedaan antara lupus dan RA. Cara mudah membedakannya, lupus mungkin dapat menyerang sendi, tapi juga menyerang organ dalam dan kulit. Lupus juga dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
RA, di sisi lain, tidak begitu fatal. RA dapat menyerang sendi, terutama jari, pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kaki. Namun demikian, RA juga dapat menyebabkan deformasi (kelainan bentuk) sendi, sementara lupus tidak.
Nyeri pada RA biasanya memburuk di pagi hari dan semakin membaik seiring hari berjalan. Tapi nyeri sendi pada lupus dapat berlangsung konstan sepanjang hari.
Karena kedua penyakit ini memiliki karakteristik yang hampir sama, sebagian orang mengalami misdiagnosis dengan RA ketika sebenarnya mereka memiliki lupus, atau vice versa.
Ketika RA berada pada tingkat lanjut, RA dapat menyebabkan erosi tulang dan deformitas. Lupus tidak menyerang tulang dengan cara demikian.
Pada tahap awal RA atau lupus, dokter biasanya menegakkan diagnosis dengan melihat gejalanya. Sebagai contoh, lupus sering menyerang ginjal, menyebabkan anemia, atau menyebabkan perubahan berat badan. Dokter juga akan meminta Anda untuk menjalani tes darah tertentu untuk memastikan penyakit, atau melihat kemungkinan lain yang dapat menyebabkan gejala.
Baik lupus maupun rheumatoid arthritis sangat sulit untuk didiagnosa. Hal ini berlaku khususnya pada tahap awal, ketika gejalanya hanya sedikit. Menurut Lupus Research Institute, gejala umum dari lupus mencakup ruam kupu-kupu di wajah, inflamasi jantung dan paru-paru, dan sensitivitas pada matahari. Nyeri dan pembengkakan sendi juga umum, tapi jarang kalau gejalanya hanya itu.
Jika Anda memiliki masalah sendi tapi tidak ada gejala lain yang disebutkan di atas, Anda mungkin memiliki rheumatoid arthritis ketimbang lupus. Gejala umum RA mencakup kekakuan sendi, nyeri sendi, serta bengkak dan merah.
Komorbiditas mengacu pada penampilan bersamaan dari dua penyakit atau lebih. Untungnya, komorbiditas jarang terjadi. Menurut Lupus Foundation of America, kurang dari 30 persen orang dengan lupus mengalami komorbiditas, dan hanya satu persen orang dengan lupus yang juga didiagnosis dengan RA.
Namun, peneliti lain percaya jumlahnya jauh lebih besar. Dalam studi yang dipublikasikan The Journal of Rheumatology, peneliti menemukan bahwa lebih dari 15 persen orang dengan RA juga memiliki setidaknya beberapa gejala lupus.
Tidak ada obat yang menyembuhkan lupus, jadi selama ini pasien lupus hanya mendapat terapi untuk mengurangi gejala. Banyak orang dengan lupus mengkonsumsi kortikosteroid dan obat-obatan lain untuk mengelola nyeri dan inflamasi sendi. Obat lain juga mungkin diresepkan dokter untuk mengelola ruam kulit, penyakit jantung, atau masalah ginjal. Terkadang beberapa kombinasi obat bekerja dengan baik.
Orang dengan rheumatoid arthritis bisa mendapatkan injeksi kortison untuk mengontrol nyeri. Terkadang, pasien RA mungkin membutuhkan penggantian sendi lutut atau pinggul karena sendinya telalu terdeformasi.
Orang-orang dengan lupus atau RA akan membutuhkan pengobatan jangka panjang. Pengobatan ini dapat mencakup cara untuk mengontrol nyeri dan inflamasi RA. Atau juga dapat membantu meminimalisir komplikasi lupus.
Pengobatan jangka panjang lupus mencakup perawatan untuk kerusakan jantung dan ginjal. Pasien lupus seringkali mengalami ketidaknormalan darah, termasuk anemia dan inflamasi pembuluh darah. Tanpa penanganan yang tepat, semua itu bisa berakibat fatal.
sumber
Wanita memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit autoimun daripada pria. Ras Asia, Afrika-Amerika, Amerika asli, and wanita hispanik memiliki risiko yang lebih tinggi, menurut National Institutes of Health.
Lupus dan rheumatoid arthritis (RA) keduanya merupakan penyakit autoimun. Faktanya, kedua penyakit ini seringkali membingungkan karena gejalanya hampir sama.
Persamaan mendasar antara RA dan lupus adalah nyeri sendi. Pembengkakan sendi merupakan gejala umum lain, tergantung pada tingkat inflamasi. Kedua penyakit ini juga menyebabkan sendi Anda menjadi panas dan sakit.
Lupus dan RA sangat mempengaruhi tingkat tenaga. Jika anda memiliki salah satunya, Anda mungkin merasa kelelahan atau kelemahan tiada akhir. Demam berkala juga merupakan gejala lain dari lupus dan RA.
Kedua penyakit ini lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria.
Ada beberapa perbedaan antara lupus dan RA. Cara mudah membedakannya, lupus mungkin dapat menyerang sendi, tapi juga menyerang organ dalam dan kulit. Lupus juga dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
RA, di sisi lain, tidak begitu fatal. RA dapat menyerang sendi, terutama jari, pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kaki. Namun demikian, RA juga dapat menyebabkan deformasi (kelainan bentuk) sendi, sementara lupus tidak.
Nyeri pada RA biasanya memburuk di pagi hari dan semakin membaik seiring hari berjalan. Tapi nyeri sendi pada lupus dapat berlangsung konstan sepanjang hari.
Karena kedua penyakit ini memiliki karakteristik yang hampir sama, sebagian orang mengalami misdiagnosis dengan RA ketika sebenarnya mereka memiliki lupus, atau vice versa.
Ketika RA berada pada tingkat lanjut, RA dapat menyebabkan erosi tulang dan deformitas. Lupus tidak menyerang tulang dengan cara demikian.
Pada tahap awal RA atau lupus, dokter biasanya menegakkan diagnosis dengan melihat gejalanya. Sebagai contoh, lupus sering menyerang ginjal, menyebabkan anemia, atau menyebabkan perubahan berat badan. Dokter juga akan meminta Anda untuk menjalani tes darah tertentu untuk memastikan penyakit, atau melihat kemungkinan lain yang dapat menyebabkan gejala.
Baik lupus maupun rheumatoid arthritis sangat sulit untuk didiagnosa. Hal ini berlaku khususnya pada tahap awal, ketika gejalanya hanya sedikit. Menurut Lupus Research Institute, gejala umum dari lupus mencakup ruam kupu-kupu di wajah, inflamasi jantung dan paru-paru, dan sensitivitas pada matahari. Nyeri dan pembengkakan sendi juga umum, tapi jarang kalau gejalanya hanya itu.
Jika Anda memiliki masalah sendi tapi tidak ada gejala lain yang disebutkan di atas, Anda mungkin memiliki rheumatoid arthritis ketimbang lupus. Gejala umum RA mencakup kekakuan sendi, nyeri sendi, serta bengkak dan merah.
Komorbiditas mengacu pada penampilan bersamaan dari dua penyakit atau lebih. Untungnya, komorbiditas jarang terjadi. Menurut Lupus Foundation of America, kurang dari 30 persen orang dengan lupus mengalami komorbiditas, dan hanya satu persen orang dengan lupus yang juga didiagnosis dengan RA.
Namun, peneliti lain percaya jumlahnya jauh lebih besar. Dalam studi yang dipublikasikan The Journal of Rheumatology, peneliti menemukan bahwa lebih dari 15 persen orang dengan RA juga memiliki setidaknya beberapa gejala lupus.
Tidak ada obat yang menyembuhkan lupus, jadi selama ini pasien lupus hanya mendapat terapi untuk mengurangi gejala. Banyak orang dengan lupus mengkonsumsi kortikosteroid dan obat-obatan lain untuk mengelola nyeri dan inflamasi sendi. Obat lain juga mungkin diresepkan dokter untuk mengelola ruam kulit, penyakit jantung, atau masalah ginjal. Terkadang beberapa kombinasi obat bekerja dengan baik.
Orang dengan rheumatoid arthritis bisa mendapatkan injeksi kortison untuk mengontrol nyeri. Terkadang, pasien RA mungkin membutuhkan penggantian sendi lutut atau pinggul karena sendinya telalu terdeformasi.
Orang-orang dengan lupus atau RA akan membutuhkan pengobatan jangka panjang. Pengobatan ini dapat mencakup cara untuk mengontrol nyeri dan inflamasi RA. Atau juga dapat membantu meminimalisir komplikasi lupus.
Pengobatan jangka panjang lupus mencakup perawatan untuk kerusakan jantung dan ginjal. Pasien lupus seringkali mengalami ketidaknormalan darah, termasuk anemia dan inflamasi pembuluh darah. Tanpa penanganan yang tepat, semua itu bisa berakibat fatal.
sumber
wah .. makasih info nya gan, ini sangat bermanfaat
BalasHapushello rival, wkwkwk..
BalasHapusblognya bagus nih... sedikit tambahan, menurut American Rheumatology Association, kriteria dari Rheumatoid Arthritis itu juga nyeri sendi di pagi hari sekitar 1 jam, dan nyerinya itu simetris, jadi kanan kiri mengalami di tempat yang sama.
Kayakanya penyakit lupus belum ada obatnya ya brow
BalasHapusPak, lama nih saya ga ngeblog.
BalasHapusPak, tangan dulu tiap pagi sering dikretekin sekarang ada benjolan, kdg sakit kdg engga.
Dokter nyaranin utk operasi kecil tapi blm saya lakukan.
Apa itu RA pak?
-terimakasih-
Salam bu Pipit, belum tentu RA bu, untuk memastikan RA silahkan berkonsultasi dengan dokter ahli rheumatology atau immunology. Biasanya harus menjalani serangkaian tes seperti ANA, RF, Anti CCP; dan mungkin MRI untuk menegakkan diagnosis.
HapusWah kalau saya lihat gambarnya, saya malah jadi ingat kalau tangan saya ini sering kebanyakan megang mouse. Semoga saja tangan saya sehat-sehat saja.
BalasHapus