Ramadhan Adalah Jalan Menuju Sehat
Penyakit autoimun, autisme, diabetes pada anak, Alzheimer, dan chronic fatigue syndrome merupakan contoh penyakit baru yang semakin sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya, kita tidak pernah mengalami begitu banyak kasus penyakit yang tidak menular seperti ini. Meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif, khususnya autisme, telah mendorong Dr. Mary Meagson untuk menyatakan bahwa kita telah mengubah genom manusia, dan perubahan ini sangat berkaitan dengan makanan yang kita konsumsi, baik yang kita makan maupun yang kita hindari. Sebuah studi oleh Weston A. Price juga telah menyoroti keterkaitan antara pola makan dengan kesehatan kita.
Profesor dari Fakultas Kedokteran Harvard, Dr. John Abramson, dalam bukunya Overdosed America, menyatakan bahwa prevalensi penyakit jantung dan kanker dapat berkurang dengan perubahan gaya hidup sederhana, seperti perubahan pola makan, bukan hanya melalui intervensi medis. Sayangnya, banyak orang lebih memilih untuk mencari obat daripada memperhatikan pilihan makanan mereka, karena lebih mudah menelan pil daripada mengubah diet mereka.
Sebagian besar masalah kesehatan kita berasal dari kesalahan diet yang kita pilih, yang mendorong terjadinya epidemi penyakit gaya hidup. Perubahan pola makan sering kali lebih didorong oleh industri makanan komersial daripada oleh penemuan ilmiah. Siapa yang tidak ingat saat kita semua disarankan untuk mengganti mentega dengan margarin, yang ternyata justru lebih berisiko menyebabkan penyakit jantung, diabetes, dan kanker?
Lemak jenuh sebenarnya tidak buruk bagi tubuh kita. Justru, minyak terhidrogenasi buatan manusia-lah yang menyebabkan peningkatan penyakit degeneratif. Sebagian besar studi ilmiah menyimpulkan bahwa lemak jenuh tidak berbahaya jika tidak terhidrogenasi, seperti halnya pada mentega dan minyak kelapa.
Sebuah studi yang dilakukan pada hewan mencoba mendiskreditkan penggunaan minyak kelapa dengan cara mengamati sekelompok tikus yang mengkonsumsi minyak kelapa, sementara kelompok kontrol diberi diet rendah lemak. Para peneliti bahkan menyuntikkan tikus dengan kadar kolesterol tinggi untuk melihat dampaknya. Hasilnya, kelompok kontrol tetap lebih gemuk, meskipun diberi diet rendah lemak.
Baik Dr. Abramson maupun mantan editor New England Journal of Medicine, Dr. Marcia Angel, menyatakan bahwa "banyak data ilmiah saat ini dimanipulasi." The Framingham Study, yang sering dijadikan dasar untuk menurunkan kolesterol dan lemak, justru menunjukkan bahwa asupan kolesterol yang lebih tinggi bisa lebih sehat.
Perubahan berat badan tidak hanya tergantung pada pembatasan kalori, tetapi lebih pada jenis kalori yang kita konsumsi. Masalah utamanya adalah banyak orang mengkonsumsi kalori berlebihan yang tidak bergizi dan tidak memilih kalori yang tepat dalam jumlah yang cukup. Pembatasan kalori bukanlah "standar emas" dalam setiap program diet sehat. Yang lebih penting adalah pemilihan makanan yang tepat, yang dapat menentukan apakah kita sehat atau justru mengalami degenerasi kesehatan. Oleh karena itu, lebih baik mengkonsumsi kalori sehat yang berlimpah daripada terjebak menjadi manusia kalkulator kalori.
Tips Makan Sehat Selama Ramadhan
Ramadhan ini bisa menjadi titik awal perjalanan menuju hidup sehat dengan membuat perubahan sederhana pada diet Anda. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan pada hidangan favorit Ramadhan Anda:
Ganti minyak goreng yang kurang sehat dengan minyak yang lebih bergizi. Hindari minyak sayur, canola, dan minyak jagung, dan pilihlah minyak yang lebih sehat seperti butter dan minyak kelapa. Perlu diingat, jangan panaskan minyak zaitun karena ini dapat menyebabkan peradangan dan oksidasi, yang bisa berhubungan dengan penyakit autoimun, diabetes tipe 2, dan kanker.
Ubah metode memasak menjadi lebih sehat. Memasak daging dan sayuran terlalu lama bisa menghilangkan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan, dan sebagian besar zat gizi juga akan hilang. Cobalah untuk memasak dengan cara yang lebih lembut seperti memanggang atau mengukus.
Pilih makanan yang lebih alami dan penuh gizi. Hindari konsumsi nasi putih, gula, dan tepung. Sebagai gantinya, pilihlah nasi cokelat, yang memiliki lebih banyak nutrisi dan tidak menyebabkan peradangan. Nasi putih, dengan indeks glikemik yang tinggi, harus dihindari oleh orang yang menderita penyakit autoimun, hipoglikemia, sindrom X, atau diabetes.
Tambahkan garam laut dan rumput laut dalam masakan Anda. Garam laut mengandung lebih banyak mineral dibandingkan dengan garam meja biasa. Cobalah untuk memasaknya dengan air yang telah diperkaya oleh garam laut dan rumput laut untuk meningkatkan kandungan nutrisi.
Hindari soda, teh, dan kopi. Minuman ini memiliki efek diuretik, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh.
Ramadhan bukan hanya tentang makan. Sebaliknya, bulan suci ini mengingatkan kita bagaimana rasanya lapar dan memberikan tubuh kita kesempatan untuk beristirahat dari terus-menerus mencerna makanan. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengubah pola makan menuju gaya hidup yang lebih sehat dan seimbang.
Posting Komentar untuk "Ramadhan Adalah Jalan Menuju Sehat"