10 Mitos Tentang Migrain Yang Paling Umum
Meskipun migrain membutuhkan pengobatan lanjut, mitos tentang migrain masih terus merajalela. Berikut ini adalah mitos tentang migrain dan fakta dibaliknya.
Mitos #1 - Migrain hanya sakit kepala biasa
Faktanya: Migrain adalah penyakit neurologis genetik yang ditandai dengan episode yang disebut serangan migrain. Sakit kepala hanya sebuah gejala dan tidak selalu berat. Serangan migrain juga dapat terjadi tanpa sakit kepala. Bahkan, untuk diagnosis migrain, harus ada gejala lain dari sakit kepala.
Mitos #2 - Hanya wanita yang terkena migrain
Faktanya: Wanita dan pria, anak perempuan dan anak laki-laki juga memiliki migrain. Bahkan antara anak perempuan dan anak laki-laki dengan migrain memiliki jumlah yang hampir sama. Setelah remaja, persentasenya menjadi 18 persen wanita dengan migrain, dan 8 persen pria memiliki migrain.
Mitos #3 - Hanya orang dewasa yang memiliki migrain
Faktanya: Setiap orang dari segala kelompok usia bisa memiliki migrain. Sebagian anak memiliki migrain mulai dari usia di mana mereka terlalu belia untuk berbicara dan memberitahu orang lain tentang kondisinya. Pada anak-anak yang masih terlalu muda, diagnosis dicapai dengan meninjau riwayat kesehatan keluarga dan mengamati perilaku anak. Migrain juga dapat berlanjut sampai dewasa.
Mitos #4 - Migrain tidak berlangsung lebih dari sehari
Faktanya: Meskipun migrain biasanya berlangsung selama empat sampai 72 jam, gejalanya bisa bertahan lebih lama - bisa dalam hitungan hari, minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Migrain yang berlangsung lebih dari 72 jam disebut dengan istilah Status migrainosus, dan itu berarti Anda harus bicara dengan dokter. Lebih dari 6,4 juta orang Amerika memiliki migrain kronis, yaitu migrain atau sakit kepala yang berlangsung setidaknya 15 hari dalam sebulan, delapan di antaranya harus migrain
Mitos #5 - Migrain tidak mengancam nyama
Faktanya: Serangan migrain sendiri mungkin tidak mengancam nyawa, tapi komplikasi migrain dan faktor risiko yang berkaitan dengan migrain bisa mengancam nyawa. Pada kasus yang jarang terjadi, infark migrain dapat terjadi selama terjadinya migrain dengan aura. Penelitian telah mengkonfirmasi hubungan antara migrain dan stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya, serta antara migrain dan bunuh diri.
Mitos #6 - Setiap dokter dapat mendiagnosa dan mengobati migrain
Faktanya: Pada tahun 2011, sebuah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, "Kurangnya pengetahuan di antara penyedia layanan kesehatan adalah penghalang klinis utama terhadap pengelolaan sakit kepala yang efektif (termasuk migrain)." Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa pelatihan medis pada dokter non-spesialis hanya empat jam pelatihan untuk semua gangguan sakit kepala.
Mitos #7 - Migrain hanya menyerang tipe orang tertentu
Faktanya: Pada masa lalu, ada sebuah teori yang menyatakan bahwa ada satu set fitur kepribadian dan reaksi yang dominan pada orang dengan migrain, yang disebut "kepribadian migrain." Karena lebih banyak penelitian membuktikan bahwa migrain adalah genetik dan neurologis, teori tersebut ditinggalkan.
Mitos #8 - Migrain harus memiliki aura
Faktanya: Hanya 25 sampai 30 persen dari penderita migrain mengalami migrain dengan aura, dan beberapa dari mereka memiliki aura pada setiap serangan migrain. Kebanyakan orang yang didiagnosis dengan migrain dengan aura juga didiagnosis dengan migrain tanpa aura.
Mitos #9 - Tidak ada yang bisa dilakukan untuk kasus migrain
Faktanya: Sayangnya, bahkan beberapa dokter percaya dengan mitos yang satu ini. Memang benar belum ada obat yang mampu menyembuhkan migrain untuk saat ini, tapi ada banyak yang bisa kita lakukan. Dengan bermitra dengan dokter yang mengerti migrain dan bagaimana mengatasinya, kita dapat mengelola migrain dengan mengidentifikasi pemicu dan menemukan pengobatan yang efektif untuk membantu mengelola migrain dengan lebih baik.
Mitos #10 - Semua migrain sama saja
Faktanya: Mitos ini salah pada berbagai tingkat. Pertama, migrain seseorang dapat bervariasi dari satu serangan ke serangan berikutnya. Kedua, migrain pasti bervariasi dari satu penderita ke penderita migrain lainnya. Dan, ketiga, ada beberapa tipe dan subtipe migrain. Misalnya, ada beberapa subtipe dari migrain dengan aura: migrain dengan aura batang otak, sporadic and familial hemiplegic migraine, dan migrain retina.
Mari Tingkatkan Kesadaran
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang migrain dapat sangat ditingkatkan dengan edukasi publik dan menghilangkan mitos yang masih mengelilingi penyakit migrain. Silakan Anda bagikan link ke tulisan ini untuk membantu meningkatkan kesadaran.
Mitos #1 - Migrain hanya sakit kepala biasa
Faktanya: Migrain adalah penyakit neurologis genetik yang ditandai dengan episode yang disebut serangan migrain. Sakit kepala hanya sebuah gejala dan tidak selalu berat. Serangan migrain juga dapat terjadi tanpa sakit kepala. Bahkan, untuk diagnosis migrain, harus ada gejala lain dari sakit kepala.
Mitos #2 - Hanya wanita yang terkena migrain
Faktanya: Wanita dan pria, anak perempuan dan anak laki-laki juga memiliki migrain. Bahkan antara anak perempuan dan anak laki-laki dengan migrain memiliki jumlah yang hampir sama. Setelah remaja, persentasenya menjadi 18 persen wanita dengan migrain, dan 8 persen pria memiliki migrain.
Mitos #3 - Hanya orang dewasa yang memiliki migrain
Faktanya: Setiap orang dari segala kelompok usia bisa memiliki migrain. Sebagian anak memiliki migrain mulai dari usia di mana mereka terlalu belia untuk berbicara dan memberitahu orang lain tentang kondisinya. Pada anak-anak yang masih terlalu muda, diagnosis dicapai dengan meninjau riwayat kesehatan keluarga dan mengamati perilaku anak. Migrain juga dapat berlanjut sampai dewasa.
Mitos #4 - Migrain tidak berlangsung lebih dari sehari
Faktanya: Meskipun migrain biasanya berlangsung selama empat sampai 72 jam, gejalanya bisa bertahan lebih lama - bisa dalam hitungan hari, minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Migrain yang berlangsung lebih dari 72 jam disebut dengan istilah Status migrainosus, dan itu berarti Anda harus bicara dengan dokter. Lebih dari 6,4 juta orang Amerika memiliki migrain kronis, yaitu migrain atau sakit kepala yang berlangsung setidaknya 15 hari dalam sebulan, delapan di antaranya harus migrain
Mitos #5 - Migrain tidak mengancam nyama
Faktanya: Serangan migrain sendiri mungkin tidak mengancam nyawa, tapi komplikasi migrain dan faktor risiko yang berkaitan dengan migrain bisa mengancam nyawa. Pada kasus yang jarang terjadi, infark migrain dapat terjadi selama terjadinya migrain dengan aura. Penelitian telah mengkonfirmasi hubungan antara migrain dan stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya, serta antara migrain dan bunuh diri.
Migrain kronis juga membuat orang tak berdaya |
Mitos #6 - Setiap dokter dapat mendiagnosa dan mengobati migrain
Faktanya: Pada tahun 2011, sebuah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, "Kurangnya pengetahuan di antara penyedia layanan kesehatan adalah penghalang klinis utama terhadap pengelolaan sakit kepala yang efektif (termasuk migrain)." Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa pelatihan medis pada dokter non-spesialis hanya empat jam pelatihan untuk semua gangguan sakit kepala.
Mitos #7 - Migrain hanya menyerang tipe orang tertentu
Faktanya: Pada masa lalu, ada sebuah teori yang menyatakan bahwa ada satu set fitur kepribadian dan reaksi yang dominan pada orang dengan migrain, yang disebut "kepribadian migrain." Karena lebih banyak penelitian membuktikan bahwa migrain adalah genetik dan neurologis, teori tersebut ditinggalkan.
Mitos #8 - Migrain harus memiliki aura
Faktanya: Hanya 25 sampai 30 persen dari penderita migrain mengalami migrain dengan aura, dan beberapa dari mereka memiliki aura pada setiap serangan migrain. Kebanyakan orang yang didiagnosis dengan migrain dengan aura juga didiagnosis dengan migrain tanpa aura.
Mitos #9 - Tidak ada yang bisa dilakukan untuk kasus migrain
Faktanya: Sayangnya, bahkan beberapa dokter percaya dengan mitos yang satu ini. Memang benar belum ada obat yang mampu menyembuhkan migrain untuk saat ini, tapi ada banyak yang bisa kita lakukan. Dengan bermitra dengan dokter yang mengerti migrain dan bagaimana mengatasinya, kita dapat mengelola migrain dengan mengidentifikasi pemicu dan menemukan pengobatan yang efektif untuk membantu mengelola migrain dengan lebih baik.
Mitos #10 - Semua migrain sama saja
Faktanya: Mitos ini salah pada berbagai tingkat. Pertama, migrain seseorang dapat bervariasi dari satu serangan ke serangan berikutnya. Kedua, migrain pasti bervariasi dari satu penderita ke penderita migrain lainnya. Dan, ketiga, ada beberapa tipe dan subtipe migrain. Misalnya, ada beberapa subtipe dari migrain dengan aura: migrain dengan aura batang otak, sporadic and familial hemiplegic migraine, dan migrain retina.
Mari Tingkatkan Kesadaran
Walaupun kita mengeluhkan rasa sakit, reaksi mereka: "Tapi kamu kelihatannya baik-baik saja" #InvisibleIllnes |
emang kebanyakan seluruh warga masyarakat disekitar saya juga kalau migrain alasannya karena poin-poin tersebut diatas atuh mang.
BalasHapusKami sekeluarga mengucapkan kepada kakak Admin dan segenap kru plus blogger yang lewat kemarih, pada:
SELAMAT IDUL FITRI, TAQOBBAL ALLAHU MINNA WA MINKUM
ternyata banyak juga ya jenis migrain...saya kira hanya menyerang pada orang dewasa aja, ternyata terdapat pada anak-anak juga namun dalam tarap yang berbeda kali ya gan....
BalasHapusTAQOBBAL ALLAHU MINNA WA MINKUM...selamat idul fitri...mohon maaf lahir batin...semoga kita semua mendapat ridho Allah SWT dan mendapat berkah kebaikan dunia akhirat...amin yaa Robbal alamin.
Nah, berati benar tebakan saya, ternyata benar kalau migrain itu belum ada obatnya. Mungkin obatnya itu, ngebenturin kepala ke dinding kali yak. hehehehe
BalasHapusmitos migraen yang telah menjadi budaya serta adat bagi seluruh penderita migraen ya begitu itu ya kang?
BalasHapuswah, sangat informatif.
BalasHapustapi yang nomor 8 saya belum mengerti, apa maksudnya aura?
Kalau mau lebih jelas migrain dengan aura itu seperti apa, search di google dengan kata "migraine with aura vision"
Hapus