Efek Samping Prednison (Kortikosteroid)

Efek Samping Prednison

Prednison dan Methyl Prednisolon sudah sangat familiar di kalangan penderita penyakit autoimun, seperti Lupus, MG, RA, dan lainnya. Kami menghargainya karena sifat anti-inflamasi dan pereda nyeri yang terkandung di dalamnya. Namun, di sisi lain, kami juga membencinya karena efek sampingnya yang tidak menyenangkan, seperti kenaikan berat badan yang drastis, pusing, sakit kepala, perubahan mood, dan masih banyak lagi.

Dokter menjelaskan bahwa steroid adalah hormon stres alami tubuh. Ketika kita merasa tertekan, tubuh kita merespons dengan memproduksi lebih banyak kortisol. Kortisol ini bisa meningkatkan kadar gula darah, menekan sistem kekebalan tubuh, dan memengaruhi metabolisme lemak, protein, serta karbohidrat.

Prednison memang obat yang efektif untuk meringankan gejala penyakit autoimun, sehingga kita bisa menjalani hidup dengan lebih normal. Sayangnya, obat ini juga memiliki banyak efek samping. Saya pribadi pernah mengalami kenaikan berat badan hingga 14 kg dalam 6 bulan, lengkap dengan stretch mark di sana-sini. Untungnya, berat badan saya kini sudah kembali normal. Efek samping lain yang mungkin terjadi antara lain adalah peningkatan risiko diabetes, gangguan tidur, dan yang paling serius, insufisiensi adrenal.

Ketika Anda mengonsumsi prednison dalam dosis tinggi dalam jangka panjang, tubuh Anda bisa beradaptasi dengan tidak lagi memproduksi kortisol secara alami, karena kebutuhan tubuh sudah tercukupi dari luar. Akibatnya, fungsi kelenjar adrenal bisa melambat, bahkan berhenti sama sekali. Padahal, tubuh membutuhkan kortisol untuk menjalankan berbagai fungsi vital. Tanpa kortisol, sel-sel dan saraf tidak bisa berkomunikasi dengan baik, dan ini bisa berisiko menyebabkan koma atau bahkan kematian. Kondisi ini dikenal dengan Krisis Adrenal.

Bagi penderita penyakit autoimun yang harus mengonsumsi prednison jangka panjang, risiko mengembangkan diabetes tipe 2 juga meningkat. Diabetes ini bisa dikontrol dengan obat oral atau insulin. Kabar baiknya, efek samping prednison terkait diabetes bersifat reversibel. Gejala diabetes yang perlu diwaspadai antara lain rasa haus yang berlebihan, bau mulut seperti aroma buah, dan penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas. Jika Anda masih mengonsumsi prednison, dokter biasanya akan merekomendasikan tes darah rutin untuk memantau kadar gula darah.

Efek Samping Penggunaan Kortikosteroid (Prednison)

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan steroid, serta beberapa saran untuk mencegah atau mengurangi efek tersebut, berdasarkan informasi dari mata-fkui-rscm.org.

I. Peningkatan Berat Badan

Penggunaan steroid dapat meningkatkan nafsu makan, yang berujung pada kenaikan berat badan. Penambahan berat badan ini bervariasi pada setiap orang. Selain itu, steroid juga menyebabkan penumpukan lemak di area tubuh tertentu, seperti wajah (moon face), leher bagian belakang (buffalo hump), dan perut. Beberapa langkah berikut bisa membantu mengontrol perubahan tersebut:

  • Hindari Garam
    Ginjal biasanya mengatur keseimbangan garam dalam tubuh kita. Namun, steroid dapat menyebabkan retensi natrium dan kehilangan kalium, yang mengarah pada penumpukan cairan, kenaikan berat badan, dan kembung. Ini juga dapat memperburuk tekanan darah tinggi. Kami menyarankan untuk menghindari garam dan makanan yang sangat asin. Makanan yang kaya kalium, seperti pisang, jeruk, melon, dan tomat, baik untuk diet Anda. Pastikan tekanan darah dan kadar kimia darah Anda diperiksa secara teratur.

  • Hindari Lemak
    Lemak mengandung kalori dua kali lipat dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Dengan mengurangi lemak dalam diet Anda, Anda bisa mengurangi kalori, berat badan, dan kolesterol darah.

  • Hindari Karbohidrat Sederhana
    Karbohidrat sederhana (seperti gula dan tepung) cepat dicerna dan bisa membuat Anda cepat lapar. Sebaiknya pilih karbohidrat kompleks, yang lebih mengenyangkan karena membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Karbohidrat sederhana, seperti permen, kue, pie, dan roti putih, sebaiknya dihindari. Sebagai gantinya, pilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras, kacang-kacangan, kentang manis, sereal tinggi serat, dan permen bebas gula.

  • Ngemil dengan Bijak
    Untuk mengatasi rasa lapar yang meningkat, Anda bisa mengemil makanan rendah kalori, seperti buah-buahan, sayuran, produk susu rendah lemak, kue beras rendah garam, dan permen bebas gula. Sebaiknya makan dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering daripada makan tiga kali sehari dalam porsi besar.

  • Makan di Luar
    Saat makan di luar, beri tahu pelayan tentang kebutuhan diet Anda, seperti makanan rendah lemak dan rendah garam. Jika Anda berada dalam situasi di mana tidak bisa memesan makanan sesuai kebutuhan, jangan khawatir. Mengonsumsi makanan asin, berlemak, atau mengandung gula tinggi sesekali (tidak setiap hari) tidak akan memberikan dampak besar.

Bonus moon face setiap pembelian prednison

II. Peningkatan Gula Darah

Salah satu alasan untuk menghindari makanan bergula saat menggunakan steroid adalah karena obat ini dapat meningkatkan kadar gula darah. Pada kebanyakan orang, hal ini mungkin tidak terlalu berisiko. Namun, bagi penderita diabetes, orang dengan kelebihan berat badan, wanita hamil, atau mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, peningkatan gula darah bisa menjadi masalah serius. Beberapa penderita diabetes yang sebelumnya dapat mengontrol gula darah dengan diet atau obat oral mungkin perlu beralih ke insulin sementara waktu. Kenaikan gula darah ini biasanya akan membaik saat dosis steroid dikurangi atau dihentikan. Pastikan dokter Anda mengetahui jika Anda memiliki diabetes, dan semua pasien yang mengonsumsi steroid disarankan untuk memeriksakan gula darah secara rutin.

III. Osteoporosis

Setiap hari, sel-sel tulang yang sudah tua akan mati dan digantikan oleh sel tulang baru. Namun, penggunaan steroid dapat mempercepat kematian sel tulang dan memperlambat pembentukan sel tulang baru, yang menyebabkan penurunan kepadatan tulang atau osteoporosis.

Berikut beberapa faktor risiko lain yang dapat menyebabkan osteoporosis:

  • Perempuan
  • Ras Kaukasia atau Asia
  • Memiliki tubuh kurus
  • Tidak rutin berolahraga, terutama latihan beban
  • Asupan kalsium yang kurang dalam makanan
  • Riwayat keluarga osteoporosis
  • Menopause dini atau indung telur yang telah diangkat
  • Pria dengan kadar testosteron rendah
  • Perokok atau peminum alkohol
  • Hipertiroid
  • Diabetes
  • Penyakit Crohn
  • Gangguan makan seperti anoreksia

Untuk mencegah osteoporosis, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Makan Makanan Kaya Kalsium
    Konsumsi setidaknya 1500 mg kalsium per hari. Sumber kalsium yang baik meliputi produk susu rendah lemak (seperti susu skim, yogurt rendah lemak, keju cottage bebas lemak), serta sayuran seperti lobak dan brokoli. Anda juga bisa mengonsumsi suplemen seperti Cavit D3, yang mengandung Ca hydrogen phosphate 500 mg dan cholecalciferol 133 IU, satu tablet sehari.

  • Mengonsumsi Vitamin D
    Vitamin D penting untuk membantu penyerapan kalsium dalam tubuh dan memperkuat tulang. Vitamin D bisa didapatkan dari paparan sinar matahari, makanan kaya vitamin D, dan suplemen. Disarankan untuk mengonsumsi 800 IU vitamin D per hari, namun konsumsi berlebihan bisa berbahaya.

  • Berolahraga
    Steroid dapat menyebabkan kelemahan otot dan atrofi. Berolahraga setiap hari dapat membantu membakar kalori, meningkatkan suasana hati, serta mencegah hilangnya massa otot dan tulang. Latihan ini harus mencakup aerobik untuk membakar kalori, latihan kardiovaskular, serta latihan beban untuk memperkuat otot dan mencegah pengeroposan tulang. Mulailah dengan perlahan dan pastikan untuk memiliki rutinitas latihan yang konsisten.

  • Terapi Estrogen
    Pada wanita yang sudah memasuki masa menopause, kadar estrogen menurun, sehingga mereka lebih rentan terhadap osteoporosis. Terapi steroid juga meningkatkan risiko osteoporosis. Suplemen estrogen dosis rendah dapat membantu mencegah hal ini. Jika Anda seorang wanita pasca-menopause yang sedang menjalani terapi steroid, diskusikan dengan dokter kandungan Anda apakah Anda memerlukan terapi hormon.

  • Lakukan Pengukuran Kepadatan Tulang
    Tanda awal osteoporosis seringkali tidak terdeteksi, sehingga skrining densitas tulang secara teratur sangat dianjurkan untuk pencegahan.

IV. Masalah Kulit

Penggunaan steroid dapat menyebabkan jerawat, terutama di wajah, dada, dan punggung. Untuk mengontrol masalah ini, penting untuk menjaga kebersihan kulit dan menggunakan obat jerawat topikal. Jika cara ini tidak efektif, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kulit. Selain itu, pasien yang mengonsumsi steroid seringkali lebih mudah memar, bahkan hanya dengan sedikit cedera.

Masalah kulit lainnya yang sering terjadi adalah penyembuhan luka yang lebih lambat, kemerahan pada wajah, munculnya stretch mark, keringat malam, dan peningkatan rambut di wajah. Oleh karena itu, pasien yang menggunakan steroid harus menjaga kebersihan kulit, melindunginya dengan baik, serta menghindari trauma pada kulit, seperti terbakar sinar matahari.

Cushing syndrome merupakan efek samping prednison

V. Gangguan Pencernaan

Steroid dosis tinggi dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan bagian atas, yang dikenal dengan gastritis, yaitu peradangan pada permukaan lambung. Jika kondisi ini semakin parah, bisa berkembang menjadi ulkus peptikum. Ulkus lebih sering terjadi pada pasien yang memiliki riwayat ulkus atau yang sering mengonsumsi obat anti-inflamasi lainnya, seperti aspirin atau obat arthritis. Pada kasus ringan, ranitidin bisa membantu. Namun, jika Anda sering merasa mual atau perih di lambung, segera hubungi dokter.

VI. Suasana Hati yang Tidak Stabil

Penggunaan steroid dapat memengaruhi suasana hati Anda. Anda mungkin merasa gembira tanpa alasan jelas atau bahkan merasa cemas, gelisah, dan sulit berkonsentrasi. Perasaan lelah dan sedih juga sering muncul, terutama ketika dosis prednison sedang diturunkan.

Jika Anda mengalami perubahan suasana hati selama terapi steroid, yakinkan keluarga dan orang terdekat bahwa ini adalah efek samping dari obat, dan perubahan ini akan mereda setelah pengobatan dihentikan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk meredakan kecemasan atau antidepresan untuk sementara waktu. Jika Anda mengalami insomnia, cobalah tidur siang di sore hari untuk membantu.

VII. Perubahan pada Mata

Penggunaan dosis tinggi steroid atau penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan dua masalah mata utama: katarak dan glaukoma. Dokter Anda akan memeriksa kemungkinan adanya kondisi ini selama pemeriksaan rutin.

VIII. Perubahan pada Sistem Kekebalan Tubuh

Steroid bekerja dengan cara melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat memiliki efek positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah peningkatan kerentanan tubuh terhadap infeksi. Meskipun steroid tidak membuat Anda lebih mudah terkena flu atau pilek, penggunaannya dapat meningkatkan risiko infeksi seperti cacar air (varicella) dan virus herpes lainnya.

Jika Anda pernah menderita tuberkulosis (TBC), Anda berisiko mengalami reaktivasi penyakit ini saat menggunakan steroid. Jika Anda belum pernah menderita cacar air, beri tahu dokter Anda. Jika Anda memiliki TBC (aktif atau tidak aktif), herpes zoster, atau infeksi herpes di mata, bibir, atau alat kelamin, jangan mengonsumsi steroid tanpa pengawasan dokter. Selain itu, Anda tidak boleh menerima vaksin selama menggunakan steroid, terutama vaksin polio.

Steroid juga dapat memengaruhi hasil tes alergi kulit dan tes TB kulit, sering kali memberikan hasil yang tidak valid. Pada sebagian kecil pasien, penggunaan steroid dapat menyebabkan infeksi jamur pada mulut (thrush) atau vagina, namun kondisi ini umumnya bisa diatasi dengan terapi.

Kesimpulan: Efek Samping Prednison

Prednison dapat memberikan berbagai efek samping, termasuk peningkatan berat badan, gangguan pencernaan seperti gastritis dan ulkus, perubahan gula darah, osteoporosis, masalah kulit, perubahan suasana hati, dan gangguan pada mata serta sistem kekebalan tubuh. Untuk mengurangi efek samping, penting untuk mengikuti saran medis seperti pengaturan diet, olahraga, serta pemeriksaan kesehatan rutin. Jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Efek Samping Prednison (Kortikosteroid)"