Apa Itu Rheumatoid Arthritis: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Ilustrasi: Deformasi sendi pada RA |
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan pada sendi-sendi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, siku, bahu, pinggul, lutut, dan kaki. Biasanya, peradangan ini terjadi di kedua sisi tubuh secara simetris dan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen.
Kerusakan ini disebabkan oleh peradangan berulang pada sinovium, yaitu lapisan membran yang melapisi sendi. Peradangan ini bisa merusak tulang rawan, menyebabkan erosi tulang, hingga memicu deformitas pada sendi. Meskipun RA biasanya menyerang sendi, pada beberapa kasus, organ lain seperti paru-paru, jantung, dan sistem saraf juga bisa terkena dampaknya.
Apa Penyebab Rheumatoid Arthritis?
Hingga kini, penyebab pasti RA belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan adanya kecenderungan genetik yang kuat. RA merupakan gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sinovialnya sendiri, seolah-olah jaringan tersebut adalah musuh.Faktor Risiko Rheumatoid Arthritis
RA memengaruhi sekitar 1% populasi dunia. Di Indonesia, angka pasti prevalensi penyakit ini belum diketahui. RA lebih sering dialami wanita dengan risiko dua hingga tiga kali lebih besar dibanding pria. Penyakit ini bisa muncul pada usia berapa saja, tetapi umumnya menyerang usia muda. Puncak onset RA biasanya terjadi pada usia 40–50 tahun, dengan sebagian besar pasien berusia 35–50 tahun saat didiagnosis.Selain itu, faktor genetik juga berperan besar. Jika ada anggota keluarga yang mengalami RA, risiko untuk terkena penyakit ini lebih tinggi.
Tanda dan Gejala Rheumatoid Arthritis
RA ditandai dengan peradangan kronis pada banyak sendi (polyarthritis). Pada dua dari tiga pasien, gejala awal biasanya berupa kelelahan, nyeri otot, dan rasa tidak nyaman di sendi yang berkembang perlahan hingga akhirnya muncul peradangan sinovial yang jelas. Gejala ini bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan.Gejala yang lebih spesifik biasanya muncul secara bertahap di beberapa sendi, seperti tangan, pergelangan tangan, lutut, dan kaki, yang umumnya terkena di kedua sisi tubuh.
Sekitar 10% pasien RA memiliki gejala yang lebih tidak biasa, seperti peradangan mendadak di banyak sendi (poliartritis), demam, atau bahkan hanya peradangan pada satu sendi, misalnya lutut.
Gejala utama RA meliputi:
- Kekakuan Sendi: Biasanya terjadi di pagi hari dan berlangsung lebih dari satu jam. Kekakuan ini cenderung memburuk setelah tidak ada aktivitas.
- Nyeri dan Nyeri Tekan: Terasa pada sendi-sendi yang meradang.
Durasi kekakuan pagi sering digunakan sebagai indikator tingkat peradangan dan dapat membantu dokter menyesuaikan dosis obat.
Diagnosis Rheumatoid Arthritis
Diagnosis rheumatoid arthritis (RA) biasanya ditegakkan jika pasien memenuhi empat dari tujuh kriteria khusus yang ditetapkan oleh American College of Rheumatology (ACR). Namun, dokter juga dapat membuat diagnosis sementara berdasarkan dugaan klinis, meskipun kriteria tersebut belum sepenuhnya terpenuhi.Tidak ada pemeriksaan tunggal yang secara spesifik dapat memastikan diagnosis RA. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan:
Rheumatoid Factor (RF):
- Hasil positif ditemukan pada sekitar 85% pasien RA, yang disebut seropositif.
- Sebagian pasien dengan RA memiliki hasil RF negatif, yang dikenal sebagai seronegatif.
- Nilai RF yang tinggi tidak selalu berarti seseorang pasti menderita RA, tetapi bisa menunjukkan tingkat keparahan dan potensi perkembangan penyakit, terutama jika disertai manifestasi di luar sendi. Namun, RF juga dapat positif pada kondisi medis lain atau pada orang lanjut usia.
Tes Anti-CCP:
- Tes antibodi ini lebih spesifik dibanding RF dan sangat berguna untuk diagnosis RA, terutama pada tahap awal penyakit.
Penanda Inflamasi:
- Pada pasien RA aktif, biasanya ditemukan anemia, serta peningkatan kadar Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) dan C-Reactive Protein (CRP). Kedua penanda ini digunakan untuk memantau tingkat inflamasi dan perkembangan penyakit.
Pemeriksaan Foto Sinar-X:
- Pada tahap awal, sinar-X mungkin hanya menunjukkan pembengkakan jaringan lunak di sekitar sendi atau cairan dalam ruang sendi.
- Jika erosi tulang mulai terlihat di margin sendi, hal ini menandakan penyakit yang lebih agresif dan membutuhkan penanganan intensif.
- Seiring waktu, sinar-X dapat menunjukkan perubahan yang lebih jelas, seperti penyempitan ruang sendi dan kerusakan margin sendi.
- Sinar-X juga berguna untuk memantau perkembangan penyakit dan efektivitas terapi.
Pencegahan Rheumatoid Arthritis
Hingga saat ini, belum ada cara yang pasti untuk mencegah rheumatoid arthritis (RA). Tes darah rutin untuk mendeteksi RA juga belum direkomendasikan.
Namun, merokok terbukti menjadi salah satu faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan RA. Bagi pasien yang sudah didiagnosis RA, kebiasaan merokok dapat memperburuk kondisi penyakit dan mempercepat kerusakan sendi. Oleh karena itu, berhenti merokok adalah langkah penting untuk mengurangi risiko dan memperlambat perkembangan penyakit.
Pengobatan Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis (RA) adalah kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan cepat, terutama pada tahap awal. Diagnosis dan pengobatan RA sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis rematologi (rheumatologist).
Meskipun beberapa pengobatan alternatif seperti suplemen Omega-3 dan Omega-6 diklaim dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan bahwa metode tersebut dapat menghentikan perkembangan penyakit. Oleh karena itu, pengobatan berbasis bukti tetap menjadi pilihan utama.
Pengobatan RA bertujuan untuk:
- Mengurangi rasa nyeri.
- Mengontrol peradangan.
- Mencapai remisi (kondisi tanpa nyeri, pembengkakan, atau tanda inflamasi lainnya).
- Mempertahankan fungsi dan mobilitas sendi.
Pendekatan pengobatan rheumatoid arthritis mencakup latihan dan fisioterapi, penggunaan obat-obatan, serta opsi operasi untuk kasus tertentu.
1. Latihan dan Fisioterapi
Latihan dan fisioterapi sangat membantu untuk menjaga kekuatan otot serta mobilitas sendi tanpa memperburuk peradangan. Namun, olahraga harus dilakukan dengan cermat:
- Jika sendi bengkak: Prioritaskan istirahat.
- Jika tidak bengkak: Lakukan latihan ringan untuk menjaga fleksibilitas dan kekuatan.
2. Obat-Obatan
Pengobatan RA biasanya melibatkan kombinasi obat untuk mengurangi gejala dan menghambat perkembangan penyakit:
a) Pereda Nyeri dan Anti-Inflamasi
- Obat sederhana seperti NSAIDs (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) membantu mengurangi rasa nyeri dan kekakuan.
- Obat golongan COX-2 selective inhibitors (COXIBs), seperti Celebrex dan Prexige, lebih aman bagi lambung dibandingkan NSAIDs biasa.
b) Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs)
- DMARDs adalah pilar utama terapi RA karena dapat memperlambat kerusakan sendi.
- Methotrexate adalah DMARD yang paling sering digunakan. Awalnya dikembangkan sebagai obat kemoterapi, methotrexate sangat efektif untuk RA dan menjadi andalan terapi.
- Obat lain yang sering digunakan:
- Chloroquine (obat anti-malaria).
- Sulphasalazine.
- Leflunomide (lebih mahal, tetapi efektif jika methotrexate tidak berhasil).
- DMARDs harus dimulai sedini mungkin untuk meningkatkan peluang mencapai remisi.
c) Kortikosteroid
- Kortikosteroid dosis rendah digunakan untuk mengontrol gejala sementara menunggu DMARDs bekerja.
- Obat ini efektif mengurangi peradangan dalam waktu singkat, tetapi penggunaannya dibatasi karena risiko efek samping, terutama jika digunakan dalam jangka panjang.
- Injeksi kortikosteroid, baik langsung ke sendi atau intramuskuler, sering digunakan untuk meredakan kekambuhan akut.
- Dosis tinggi hanya diberikan dalam kasus yang mengancam jiwa, seperti ketika penyakit memengaruhi organ vital.
3. Operasi pada Rheumatoid Arthritis
Operasi dapat menjadi pilihan pada tahap awal rheumatoid arthritis (RA), terutama jika terjadi peradangan persisten pada sendi besar seperti lutut atau pergelangan tangan. Salah satu prosedur yang sering dilakukan adalah synovectomy, yaitu pengangkatan lapisan sinovium yang meradang. Prosedur ini dapat membantu mengurangi gejala dalam jangka panjang.Untuk pasien dengan kerusakan sendi yang sudah parah, operasi penggantian sendi (joint replacement) biasanya menjadi pilihan. Prosedur ini paling sering dilakukan pada sendi pinggul dan lutut, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Tujuan utama dari operasi penggantian sendi adalah:
- Menghilangkan rasa sakit.
- Memperbaiki deformitas.
- Mengembalikan fungsi sendi.
Perlu diingat, operasi hanyalah bagian dari penanganan RA dan biasanya dilakukan pada pasien yang berada di bawah pengawasan dokter spesialis rematologi yang berpengalaman.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Rheumatoid Arthritis: Penyebab, Gejala, Pengobatan"