Pemantauan Efek Samping Obat Kelasi Zat Besi untuk Pasien Thalassemia

Obat kelasi zat besi adalah bagian penting dalam terapi pasien thalassemia. Namun, penggunaannya dapat menimbulkan efek samping. Jika efek ini dipantau dan dikendalikan dengan baik, obat kelasi tetap aman digunakan. Sebaliknya, jika tidak dipantau, efek sampingnya bisa membahayakan.

Efek samping obat kelasi zat besi dapat dibagi menjadi dua kategori:

  1. Efek yang berpotensi fatal (wajib dipantau dengan ketat).
  2. Efek yang tidak fatal namun menyebabkan ketidaknyamanan (biasanya tidak membutuhkan pemantauan intensif).

Berikut adalah hal-hal yang wajib dipantau selama konsumsi obat kelasi zat besi, khususnya yang oral:

1. Pemantauan Kadar Neutrofil

Setiap bulan, penting untuk memantau kadar neutrofil, yaitu bagian dari sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh.

  • Cek darah lengkap diperlukan untuk mengukur neutrofil secara spesifik. Namun, karena biayanya cukup mahal, pengukuran kadar leukosit dapat dijadikan indikator awal.
  • Jika kadar leukosit normal, berarti tidak ada masalah. Jika leukosit menurun, lanjutkan dengan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui nilai ANC (absolute neutrophil count).

Catatan Penting:

  • Jika kadar neutrofil turun di bawah 1000, hentikan sementara konsumsi obat kelasi. Ini karena daya tahan tubuh menjadi sangat lemah, sehingga pasien mudah terserang infeksi. Jika diperlukan, pemberian antibiotik preventif bisa dipertimbangkan untuk mencegah infeksi.
  • Setelah kadar neutrofil kembali normal, obat kelasi dapat dilanjutkan.

2. Pemantauan Kinerja Liver

Untuk memantau fungsi liver, periksa kadar SGPT dan SGOT minimal setiap tiga bulan.

  • Kondisi normal: Jika kadar SGPT/SGOT berada dalam rentang normal, terapi bisa dilanjutkan.
  • Kondisi waspada: Jika kadar SGPT/SGOT meningkat lebih dari dua kali lipat dari batas atas, hentikan sementara konsumsi obat kelasi. Ini bisa disebabkan oleh obat kelasi itu sendiri, tumpukan zat besi, atau penyakit seperti hepatitis.

Langkah Lanjut:

  • Konsumsi vitamin liver bisa dicoba jika kenaikan kadar SGPT/SGOT masih ringan.
  • Jika kondisi tidak membaik, dokter mungkin akan merujuk pasien ke ahli hepatologi untuk evaluasi lebih lanjut.

Setelah penyebabnya diketahui, obat kelasi bisa dilanjutkan, terutama jika penyebabnya adalah tumpukan zat besi.

3. Pemantauan Kinerja Ginjal

Bagi pengguna obat kelasi oral seperti Exjade, pemantauan fungsi ginjal juga diperlukan minimal setiap tiga bulan.

  • Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin adalah cara termudah untuk memantau fungsi ginjal.
  • Jika kadar ureum dan kreatinin melampaui batas normal, hentikan sementara obat kelasi dan evaluasi lebih lanjut diperlukan.

Jika fungsi ginjal terganggu, pilihan lain seperti mengganti jenis obat kelasi dapat dipertimbangkan.

Mengapa Pemantauan Itu Penting?

Pemantauan rutin sangat penting untuk mencegah efek samping serius. Jika pemeriksaan kadar leukosit, SGPT/SGOT, atau ureum kreatinin tidak pernah dilakukan, penggunaan obat kelasi oral bisa sangat berisiko. Dalam kasus seperti ini, beralih ke kelasi zat besi injeksi (seperti Desferal) bisa menjadi solusi.

Kelasi Zat Besi Injeksi: Alternatif yang Lebih Aman?

  • Kelasi injeksi memiliki efek samping yang lebih lambat dibandingkan kelasi oral.
  • Pemantauan fungsi liver dan ginjal cukup dilakukan setahun sekali.

Namun, jika pemantauan setahun sekali pun tidak dilakukan, ada baiknya mempertimbangkan rumah sakit atau dokter lain yang lebih kompeten menangani pasien thalassemia. Bagaimanapun, kesehatan pasien adalah prioritas utama.

Kesimpulan

Penggunaan obat kelasi zat besi memerlukan kedisiplinan dan pemantauan yang rutin. Jangan sampai terapi yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup justru menimbulkan komplikasi karena kurangnya pengawasan.

Jika merasa tidak mendapatkan perawatan yang memadai, jangan ragu untuk mencari solusi yang lebih baik demi keberhasilan terapi dan kesehatan pasien.

Sumber: Facebook/Tien En, Thalasemia Indonesia

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.