Informasi Vaksin Rabies untuk Orang Tua

Apa itu Rabies?

Rabies adalah penyakit serius yang umumnya berakhir fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang terutama menyerang hewan, namun manusia juga bisa tertular melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

Pada awalnya, gejala rabies mungkin tidak langsung muncul. Namun, beberapa minggu atau bulan setelah digigit, orang yang terpapar dapat mengalami gejala seperti nyeri, kelemahan, sakit kepala, demam, dan mudah marah. Gejala ini kemudian bisa berkembang menjadi kejang, halusinasi, dan kelumpuhan.

Di Indonesia, anjing dan kucing biasanya menjadi hewan pembawa rabies, sedangkan di Amerika Serikat, kelelawar menjadi sumber penularan yang paling umum.

Sebagian besar kasus rabies disebabkan oleh gigitan anjing yang tidak divaksinasi.

Vaksin Rabies

Vaksin rabies diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus ini, seperti para profesional medis, petugas kebun binatang, pekerja laboratorium, atau pelancong yang berkunjung ke daerah endemis rabies. Vaksin ini juga dapat diberikan segera setelah seseorang terpapar untuk mencegah perkembangan penyakit.

Vaksin rabies dibuat dari virus rabies yang sudah dimatikan, sehingga tidak bisa menyebabkan rabies.

Siapa yang Perlu Mendapatkan Vaksin Rabies?

Vaksinasi Pencegahan (Tanpa Paparan)

Orang yang berisiko tinggi terpapar rabies, seperti dokter hewan, pekerja yang berhubungan langsung dengan binatang, penjelajah gua, atau petugas laboratorium, perlu diberikan vaksin rabies. Vaksin ini juga penting untuk:

  • Orang yang kontak dengan hewan yang mungkin terinfeksi rabies.
  • Pelancong yang akan mengunjungi negara dengan tingkat rabies tinggi.
  • Anak-anak yang tinggal di daerah endemis rabies.

Jadwal Pemberian Vaksin

Vaksin rabies diberikan dalam 3 dosis dengan jadwal berikut:

  • Dosis 1: pada hari pertama
  • Dosis 2: 7 hari setelah dosis pertama
  • Dosis 3: 21 atau 28 hari setelah dosis pertama

Pekerja yang berisiko tinggi terpapar rabies sebaiknya melakukan pemeriksaan kekebalan secara berkala, dan menerima dosis booster sesuai kebutuhan.

Vaksinasi Setelah Paparan

Jika Anda digigit atau terpapar dengan virus rabies, segera bersihkan luka dengan air mengalir selama 15 menit dan gunakan disinfektan seperti sabun, detergen, atau alkohol. Segera kunjungi dokter yang akan menentukan apakah Anda perlu divaksinasi.

  • Jika Anda belum pernah mendapat vaksin rabies sebelumnya, Anda akan diberi 4 dosis vaksin — dua dosis segera setelah paparan, dan dosis tambahan pada hari ketujuh dan ke-21. Anda juga akan mendapatkan suntikan imunoglobulin rabies bersamaan dengan dosis pertama.

  • Jika Anda sudah pernah divaksinasi sebelumnya, Anda hanya perlu 2 dosis vaksin — satu dosis segera setelah paparan dan dosis kedua pada hari ketiga. Suntikan imunoglobulin rabies tidak diperlukan.

Apa yang Perlu Diketahui Sebelum Mendapatkan Vaksin Rabies?

Sebelum mendapatkan vaksin rabies, beri tahu dokter Anda jika:

  • Anda pernah mengalami reaksi alergi berat terhadap vaksin rabies atau komponen-komponennya.
  • Sistem kekebalan tubuh Anda menurun, misalnya karena HIV/AIDS, kanker, atau pengobatan dengan obat yang mempengaruhi kekebalan tubuh.

Jika Anda mengalami penyakit ringan seperti flu, vaksinasi tetap bisa dilakukan. Namun, jika Anda menderita penyakit berat, sebaiknya tunggu hingga sembuh sebelum menerima vaksin rabies.

Efek Samping Vaksin Rabies

Seperti vaksin lainnya, vaksin rabies bisa menimbulkan efek samping, meskipun risikonya sangat kecil. Efek samping serius sangat jarang terjadi, namun bisa termasuk reaksi alergi berat.

Efek samping ringan yang umum meliputi:

  • Kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan (30-74%).
  • Sakit kepala, mual, sakit perut, nyeri otot, pusing (5-40%).
  • Gatal-gatal, nyeri sendi, atau demam (sekitar 6% dari dosis booster).

Efek samping yang lebih serius seperti sindrom Guillain-Barré (GBS) pernah dilaporkan, meskipun sangat jarang dan belum tentu berhubungan langsung dengan vaksin.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Reaksi Serius?

Jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi berat atau masalah kesehatan lainnya, seperti demam tinggi atau perubahan perilaku setelah vaksinasi, segera cari pertolongan medis.

Tanda-tanda reaksi alergi berat meliputi:

  • Gatal-gatal
  • Pembengkakan pada wajah dan tenggorokan
  • Kesulitan bernapas
  • Denyut jantung cepat, pusing, atau lemas

Jika Anda mengalami gejala ini, segera bawa ke rumah sakit terdekat.

Sumber:

  • Center for Disease Control and Prevention CDC
  • Ranuh IG.N, et al. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2014.
  • IDAI.or.id
PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

2 komentar untuk "Informasi Vaksin Rabies untuk Orang Tua"

  1. ngeri juga ya sob, semoga saya tak terkena penyakit ini, tapi kalau di lihat lihat saja jauh dari binantang nie,

    BalasHapus
  2. Selama ini kita mungkin hafal penyebar virus rabies itu adalah anjing. Tapi saya sendiri lupa, kucing ternyata bisa buat penyebar rabies, selain kera.

    BalasHapus