Informasi Vaksin Rotavirus untuk Orang Tua

Mengapa Bayi Perlu Divaksinasi Rotavirus?

Rotavirus adalah virus yang menyebabkan diare, terutama pada bayi dan anak balita. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan diare yang sangat berat, dehidrasi, muntah, dan demam pada anak-anak.

Sebelum ada vaksin rotavirus, penyakit ini sering terjadi dan menjadi masalah kesehatan utama bagi anak-anak. Hampir sebagian besar anak-anak di dunia, termasuk di Indonesia, pernah terinfeksi rotavirus sebelum usia 5 tahun.

Setiap tahun, infeksi rotavirus menyebabkan:

  • Lebih dari 400.000 balita harus dibawa berobat ke dokter.
  • Lebih dari 200.000 anak perlu dirawat di unit gawat darurat.
  • Sekitar 55.000 hingga 70.000 anak perlu dirawat di rumah sakit.
  • 20 hingga 60 anak meninggal akibat infeksi rotavirus.

Namun sejak tahun 2006, vaksin rotavirus telah berhasil mengurangi jumlah perawatan rumah sakit akibat infeksi ini.

Kapan dan Berapa Kali Bayi Perlu Mendapat Vaksinasi Rotavirus?

Ada dua jenis vaksin rotavirus yang tersedia, yang diberikan dalam 2 atau 3 dosis, tergantung jenis vaksin yang digunakan.

Vaksinasi diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan (jika menggunakan vaksin 3 dosis) 6 bulan. Vaksin ini diberikan dalam bentuk cairan yang diminum, bukan disuntik, dan bisa diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya.

Vaksin rotavirus sangat efektif untuk mencegah diare dan muntah akibat rotavirus, namun tidak melindungi bayi dari infeksi diare yang disebabkan oleh virus atau kuman lainnya.

Kapan Bayi Tidak Boleh Mendapatkan Vaksinasi Rotavirus?

Bayi yang memiliki riwayat reaksi alergi berat terhadap vaksin rotavirus tidak boleh diberi dosis berikutnya. Jika bayi Anda pernah mengalami reaksi alergi berat, beri tahu dokter.

Vaksin juga tidak boleh diberikan pada bayi yang:

  • Memiliki gangguan sistem imun.
  • Memiliki riwayat intususepsi (kelainan usus).
  • Sedang menderita penyakit berat, hingga kondisinya membaik.
  • Mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya karena HIV/AIDS, terapi steroid jangka panjang, atau kanker yang sedang menjalani pengobatan.

Apa Saja Reaksi Vaksin yang Mungkin Terjadi?

Seperti obat lainnya, vaksin rotavirus dapat menyebabkan efek samping. Namun, efek samping ini biasanya ringan dan akan hilang dengan sendirinya.

Apa yang Perlu Dilakukan Jika Terjadi Reaksi Serius?

Jika terjadi reaksi serius setelah vaksinasi, perhatikan gejala-gejalanya, seperti:

Intususepsi

Perhatikan jika bayi mengalami sakit perut hebat, menangis keras, menarik kedua kakinya ke dada, dan muntah berulang atau diare berdarah. Gejala ini biasanya muncul sekitar satu minggu setelah dosis pertama atau kedua vaksin. Kejadian ini sangat jarang, diperkirakan terjadi pada 1 dari 100.000 hingga 200.000 dosis.

Reaksi Alergi Berat

Reaksi alergi berat dapat ditandai dengan biduran, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, kesulitan bernapas, denyut jantung cepat, mual, dan rasa lemas. Gejala ini bisa muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah vaksinasi.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Efek Samping Serius?

Jika Anda mencurigai bayi mengalami intususepsi atau reaksi alergi berat, segera hubungi dokter atau bawa bayi ke rumah sakit terdekat. Jelaskan kapan bayi divaksinasi rotavirus.

Meskipun reaksi serius sangat jarang, sebagian besar bayi yang mendapat vaksinasi rotavirus tidak mengalami masalah. Beberapa bayi mungkin mengalami efek samping ringan seperti gelisah, diare, atau muntah.

Intususepsi adalah kondisi medis yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan bisa memerlukan tindakan operasi. Kelainan ini juga bisa terjadi secara alami pada bayi tanpa hubungan dengan vaksin.

Sumber:

  • Center for Disease Control and Prevention CDC
  • Ranuh IG.N, et al. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2014.
  • IDAI.or.id
PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

1 komentar untuk "Informasi Vaksin Rotavirus untuk Orang Tua"