Informasi Vaksin Rotavirus Untuk Orang Tua
Mengapa bayi perlu divaksinasi rotavirus?
Rotavirus adalah nama virus yang menyebabkan diare, terutama pada bayi dan anak balita. Diare akibat rotavirus dapat menjadi berat sampai menyebabkan bayi atau anak mengalami kekurangan cairan (dehidrasi), muntah, dan demam.
Sebelum tersedia vaksin rotavirus, penyakit ini sering dan merupakan masalah kesehatan pada anak. Hampir sebagian besar anak di seluruh dunia termasuk di Indonesia pernah terinfeksi rotavirus sebelum berusia 5 tahun.
Setiap tahun dilaporkan:
Sejak tahun 2006, vaksin rotavirus telah berhasil menurunkan angka perawatan di rumah sakit akibat infeksi rotavirus.
Kapan dan berapa kali bayi perlu mendapat vaksinasi rotavirus?
Terdapat 2 jenis vaksin rotavirus yang diberikan, 2 atau 3 dosis vaksin tergantung dari jenis vaksin yang digunakan.
Vaksinasi diberikan pada umur 2, 4, (dan 6 bulan bila 3 dosis) dengan cara diminum, bukan disuntik. Vaksin rotavirus juga dapat diberikan bersama vaksinasi lain.
Vaksin ini sangat baik untuk mencegah diare dan muntah disebabkan rotavirus. Vaksinasi rotavirus tidak melindungi bayi dari infeksi diare yang disebabkan oleh kuman lain.
Kapan bayi tidak boleh divaksinasi rotavirus?
Apa reaksi vaksin yang mungkin terjadi?
Vaksin seperti juga obat dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang timbul umumnya ringan dan akan hilang dengan sendirinya.
Apa yang perlu dilakukan bila terjadi reaksi yang serius?
Tanda-tanda yang harus diamati,
Reaksi alergi berat ditandai dengan biduran, edema muka dan tenggorok, susah bernapas, denyut nadi meningkat, mual dan lemas. Ini dapat terjadi setelah beberapa menit sampai beberapa jam setelah vaksinasi.
Apa yang harus saya kerjakan bila terjadi efek samping yang serius?
Sumber
- Center of Disease Control and Prevention http://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/index.html
- Ranuh IG.N, Suyitno H, Hadinegoro SR, Kartasasmita CB, Ismedijanto, Soedjatmiko, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-5. Jakarta:Badan Penerbit IDAI;2014.
Sumber: IDAI.or.id
Rotavirus adalah nama virus yang menyebabkan diare, terutama pada bayi dan anak balita. Diare akibat rotavirus dapat menjadi berat sampai menyebabkan bayi atau anak mengalami kekurangan cairan (dehidrasi), muntah, dan demam.
Sebelum tersedia vaksin rotavirus, penyakit ini sering dan merupakan masalah kesehatan pada anak. Hampir sebagian besar anak di seluruh dunia termasuk di Indonesia pernah terinfeksi rotavirus sebelum berusia 5 tahun.
Setiap tahun dilaporkan:
- Lebih dari 400.000 balita harus dibawa berobat ke dokter akibat infeksi rotavirus.
- Lebih dari 200.000 bayi/anak dibawa ke unit gawat darurat.
- Sekitar 55.000-70.000 bayi/anak perlu perawatan di rumah sakit.
- 20-60 anak meninggal karena infeksi rotavirus.
Sejak tahun 2006, vaksin rotavirus telah berhasil menurunkan angka perawatan di rumah sakit akibat infeksi rotavirus.
Kapan dan berapa kali bayi perlu mendapat vaksinasi rotavirus?
Terdapat 2 jenis vaksin rotavirus yang diberikan, 2 atau 3 dosis vaksin tergantung dari jenis vaksin yang digunakan.
Vaksinasi diberikan pada umur 2, 4, (dan 6 bulan bila 3 dosis) dengan cara diminum, bukan disuntik. Vaksin rotavirus juga dapat diberikan bersama vaksinasi lain.
Vaksin ini sangat baik untuk mencegah diare dan muntah disebabkan rotavirus. Vaksinasi rotavirus tidak melindungi bayi dari infeksi diare yang disebabkan oleh kuman lain.
Kapan bayi tidak boleh divaksinasi rotavirus?
- Bayi yang pernah mendapat reaksi alergi berat karena vaksin rotavirus tidak boleh diberikan dosis berikutnya. Jelaskan pada dokter anda bila bayi anda pernah mengalami reaksi alergi yang berat.
- Bayi dengan kelainan sistem imun.
- Bayi yang pernah mengalami kelainan usus yang disebut intususepsi.
- Bayi yang sedang mengalami penyakit yang berat sebaiknya ditunda sampai bayi sehat.
- Pada keadaan respons imun tubuh lemah vaksin tidak boleh diberikan misalnya pada:
- HIV/AIDS atau penyakit lain yang menyebabkan penurunan sistem imun,
- pengobatan steroid jangka lama,
- penyakit kanker dalam pengobatan
Apa reaksi vaksin yang mungkin terjadi?
Vaksin seperti juga obat dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang timbul umumnya ringan dan akan hilang dengan sendirinya.
Apa yang perlu dilakukan bila terjadi reaksi yang serius?
Tanda-tanda yang harus diamati,
- Intususepsi, perhatikan bila bayi sakit perut hebat dan bayi akan menangis keras. Mulanya episode ini berlangsung sebentar dalam beberapa menit dan akan hilang timbul berulang dalam waktu 1 jam. Bayi akan menarik kedua kakinya sampai ke dada. Disertai muntah beberapa kali atau mengalami diare berdarah, tampak lemah, dan sangat gelisah. Gejala ini timbul pada 1 minggu setelah vaksinasi dosis pertama atau kedua. Diperkirakan angka kejadiannya 1 diantara 200.000 dosis sampai 1 diantara 100.000 unit.
- Perhatikan apabila dijumpai reaksi alergi, demam tinggi, atau perubahan perilaku
Reaksi alergi berat ditandai dengan biduran, edema muka dan tenggorok, susah bernapas, denyut nadi meningkat, mual dan lemas. Ini dapat terjadi setelah beberapa menit sampai beberapa jam setelah vaksinasi.
Apa yang harus saya kerjakan bila terjadi efek samping yang serius?
- Apabila anda menduga terjadi intususepsi atau terjadi alergi berat, segera hubungi dokter. Bila tidak dapat dihubungi bawa bayi anda segera kerumah sakit terdekat. Jelaskan kapan bayi divaksinasi rotavirus.
- Reaksi yang serius dapat juga terjadi, tetapi sangat jarang. Sebagian besar bayi yang mendapatkan vaksinasi dengan rotavirus tidak menimbulkan masalah. Sebagian kecil mungkin timbul efek samping seperti, gelisah, diare dan muntah.
- Intususepsi adalah penyakit penyumbatan saluran cerna yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan mungkin memerlukan tindakan operasi. Kelainan ini dapat terjadi secara alamiah pada bayi dan pada umumnya tidak diketahui penyebabnya.
Sumber
- Center of Disease Control and Prevention http://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/index.html
- Ranuh IG.N, Suyitno H, Hadinegoro SR, Kartasasmita CB, Ismedijanto, Soedjatmiko, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-5. Jakarta:Badan Penerbit IDAI;2014.
Sumber: IDAI.or.id
Wah bisa menyebabkan kematian juga
BalasHapus