Mengapa Limpa Membesar dan Kadar Ferritin Terus Meningkat Meski Sudah Terapi Rutin?

Banyak pertanyaan seperti ini sering muncul:

"Saya sudah rutin transfusi darah, kenapa limpa saya tetap membesar?"
"Saya sudah konsumsi obat kelasi zat besi setiap hari, tapi kadar ferritin saya terus naik?"

Untuk menjawab ini, mari gunakan perumpamaan sederhana:
"Saya sudah pergi ke sekolah setiap hari, tapi kenapa saya tidak naik kelas? Tidak lulus ujian nasional?"

Jawabannya jelas, bukan? Pergi ke sekolah saja tidak cukup. Naik kelas dan lulus membutuhkan cara belajar yang baik dan benar. Sama halnya dengan terapi thalasemia, baik itu transfusi darah maupun konsumsi obat kelasi besi, keduanya memerlukan metode yang tepat untuk memberikan hasil yang optimal.

Rutin Transfusi Tidak Cukup

Rutin menjalani transfusi bukan berarti masalah pembesaran limpa otomatis teratasi. Namun, tetap lebih baik dibandingkan tidak transfusi sama sekali, atau hanya melakukannya jika muncul gejala. Tanpa pola yang baik, banyak masalah baru akan bermunculan.

Agar terapi transfusi efektif:

  • Jaga Hb Awal: Pastikan hemoglobin (Hb) sebelum transfusi berada di angka sekitar 9.
  • Atur Jumlah Darah: Jumlah darah yang ditransfusikan harus cukup untuk mencapai Hb akhir sekitar 13.

Jika ini dilakukan dengan baik, risiko pembesaran limpa bisa ditekan. Sebaliknya, jika Hb awal terlalu rendah, misalnya hanya 5, dan transfusi dilakukan tanpa aturan yang jelas, pembesaran limpa akan sulit dikendalikan.

Mengapa Kadar Ferritin Tetap Naik?

Kadar ferritin yang terus meningkat meskipun sudah rutin mengonsumsi obat kelasi zat besi juga sering dikeluhkan. Namun, pertanyaan pentingnya adalah:

  • Apakah dosis obatnya sudah memadai?
  • Apakah cara konsumsinya sudah benar?

Kadar ferritin yang tidak terkontrol adalah tanda bahwa ada yang perlu diperbaiki, baik dari segi dosis maupun pola konsumsi obat. Kelasi zat besi harus dilakukan setiap hari, tidak bisa asal-asalan atau hanya ketika ingat. Jika baru rajin mengonsumsi obat setelah mengalami nyeri tulang atau komplikasi lain, itu sudah terlambat.

Pentingnya Evaluasi dan Disiplin

  • Pastikan dosis obat kelasi zat besi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
  • Rutin periksa kadar ferritin untuk memantau efektivitas terapi.
  • Jangan menunda-nunda konsumsi obat, karena kerusakan organ akibat zat besi berlebih bersifat permanen.

Refleksi dan Perjuangan

Thalasemia adalah kondisi yang membutuhkan kesadaran dan disiplin tinggi. Menolak menerima kenyataan atau malas mengikuti terapi hanya akan memperburuk keadaan. Semakin disiplin menjalani terapi, semakin dekat pula kualitas hidup yang mendekati normal.

Kesimpulan

Jangan sekadar "ikut sekolah" tanpa memahami bagaimana cara belajar yang benar. Dalam konteks thalasemia, artinya jangan sekadar menjalani terapi tanpa memerhatikan cara yang tepat. Mulailah dengan mengevaluasi dan memperbaiki pola terapi.

Ingatlah, perjuangan melawan thalasemia adalah perjalanan panjang yang memerlukan usaha dan dedikasi. Dengan terapi yang benar, harapan untuk hidup lebih baik tetap ada.

Sumber: Facebook/Tien En, Thalasemia Indonesia

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.