Pentingnya Memahami Hiperparatiroidisme pada Pasien Hemodialisis
Selama ini, perhatian kita sering tertuju pada bahaya kalium tinggi pada pasien hemodialisis, yang sebenarnya cukup mudah diatasi dengan meningkatkan aliran darah ke dialiser (Qb). Namun, ada ancaman lain yang jarang disadari, yaitu hiperparatiroidisme, yang dapat disebut sebagai "pembunuh sunyi" pada pasien hemodialisis jangka panjang, terutama yang telah menjalani terapi lebih dari 4 tahun.
Apa Itu Hormon Paratiroid (PTH)?
Hormon paratiroid, atau PTH (Parathyroid Hormone), diproduksi oleh kelenjar paratiroid yang terletak di belakang kelenjar tiroid di leher. Kelenjar ini bertugas menjaga keseimbangan kalsium dan fosfor dalam darah agar tetap stabil.
Ketika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratiroid akan menghasilkan lebih banyak PTH untuk menarik kalsium dari tulang ke dalam darah, sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Dalam kondisi ginjal sehat, mekanisme ini bekerja dengan baik. Namun, pada pasien dengan gagal ginjal, mekanisme ini terganggu.
Apa yang Terjadi pada PTH Saat Ginjal Gagal?
Ketika fungsi ginjal memburuk, ada beberapa hal yang menyebabkan peningkatan kadar PTH:
- Peningkatan kadar fosfor dalam darah: Ginjal yang rusak tidak mampu membuang fosfor secara efektif, sehingga kadar fosfor meningkat. Hal ini memicu kelenjar paratiroid untuk menghasilkan lebih banyak PTH.
- Kekurangan vitamin D aktif: Ginjal yang sakit tidak dapat mengaktifkan vitamin D. Tanpa vitamin D aktif, tubuh tidak bisa menyerap kalsium dari makanan, sehingga kadar kalsium darah menurun. Ini memicu kelenjar paratiroid untuk memproduksi lebih banyak PTH.
- Hiperparatiroidisme sekunder: Akibat produksi PTH yang terus-menerus, kelenjar paratiroid membesar (hiperplasia) dan memproduksi PTH secara berlebihan.
Tanda dan Gejala Hiperparatiroidisme
Ketika kadar PTH menjadi sangat tinggi, sejumlah komplikasi serius dapat terjadi, termasuk:
- Tulang melemah: PTH yang tinggi menarik terlalu banyak kalsium dari tulang, menyebabkan nyeri tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
- Pengapuran jaringan dan organ: Kalsium yang terlalu tinggi dapat mengendap di jaringan dan organ seperti paru-paru, jantung, pembuluh darah, sendi, dan kulit. Kondisi ini dapat berakibat fatal dan sering kali tidak terdeteksi pada pasien di Indonesia karena kurangnya kesadaran di kalangan tenaga medis.
Bagaimana Mencegah dan Mengelola Hiperparatiroidisme?
Berikut langkah-langkah utama untuk mengurangi risiko hiperparatiroidisme pada pasien hemodialisis:
1. Kontrol Kadar Fosfor dalam Darah
Menjaga kadar fosfor darah di bawah 5,5 adalah langkah penting. Hal ini dapat dilakukan melalui:
- Diet rendah fosfor: Hindari makanan tinggi fosfor seperti produk susu, kacang-kacangan, dan minuman bersoda.
- Pengikat fosfat: Obat seperti sevelamer atau kalsium asetat dapat membantu mengurangi penyerapan fosfor dari makanan.
2. Pengobatan dengan Vitamin D Aktif
Pasien hemodialisis sering memerlukan vitamin D aktif untuk membantu mengatur kadar kalsium dan PTH. Obat-obat seperti:
- Calcitriol (walaupun sulit dan mahal di Indonesia),
- Zemplar® atau Hectorol®,
- Sensipar®: Obat ini bekerja langsung pada kelenjar paratiroid untuk menurunkan produksi PTH.
3. Diet yang Seimbang
Kesalahan umum di Indonesia adalah pasien terlalu takut dengan kalium, sehingga mereka menghindari banyak sayuran dan buah. Namun, ini sering menyebabkan konsumsi makanan tinggi fosfor, yang justru memperburuk hiperparatiroidisme. Fokuslah pada diet rendah fosfor sambil tetap mengontrol asupan kalium.
Kesimpulan
Hiperparatiroidisme adalah masalah serius yang sering kali tidak disadari pada pasien hemodialisis jangka panjang. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi fatal jika tidak dikelola dengan baik. Untuk mencegah dan mengatasi masalah ini, penting bagi pasien untuk menjaga kadar fosfor tetap rendah, mengikuti diet yang tepat, dan menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter.
Kesadaran dan pemahaman tentang hiperparatiroidisme sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda jika mengalami nyeri tulang, kelemahan, atau gejala lain yang mencurigakan. Dengan pengelolaan yang tepat, komplikasi serius dapat dicegah!
Posting Komentar untuk "Pentingnya Memahami Hiperparatiroidisme pada Pasien Hemodialisis"