Informasi Vaksin Cacar Air untuk Orang Tua
Apa itu Cacar Air?
Cacar air, atau yang dikenal juga dengan nama varisela, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Meskipun umumnya penyakit ini tergolong ringan, cacar air bisa berbahaya bagi bayi dan orang dewasa.
Gejala Cacar Air
Penyakit ini biasanya dimulai dengan demam ringan, diikuti dengan munculnya lepuh atau bintil-bintil kecil yang gatal, terutama di bagian punggung dan dada, kemudian menyebar ke wajah dan anggota tubuh lainnya. Pada kasus infeksi yang lebih berat, cacar air dapat menyebabkan radang paru (pneumonia).
Virus cacar air sangat menular, baik melalui udara maupun melalui cairan dari lepuh cacar air. Meskipun seseorang sudah pernah menderita cacar air sebelumnya, mereka bisa mengalami ruam kembali yang nyeri, yang dikenal dengan nama cacar ular (herpes zoster), apabila sistem kekebalan tubuhnya menurun.
Vaksin cacar air dapat mencegah infeksi serta penularannya.
Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksin Cacar Air dan Kapan?
- Anak-anak yang belum pernah menderita cacar air sebaiknya diberikan vaksin cacar air pada usia 12-15 bulan.
- Anak usia 13 tahun ke atas yang belum pernah terkena cacar air atau belum mendapat vaksin cacar air, harus diberikan dua dosis vaksin dengan interval minimal 28 hari.
- Vaksinasi dapat diberikan pada siapa saja yang belum pernah divaksinasi atau belum pernah menderita cacar air sebelumnya. Vaksin diberikan dalam dua dosis.
- Vaksin cacar air dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya.
Siapa yang Tidak Dapat Divaksinasi atau Harus Menunda Vaksinasi?
- Jika seseorang sedang menderita sakit berat pada saat jadwal vaksinasi, vaksin harus ditunda sampai sembuh.
- Wanita hamil tidak boleh mendapatkan vaksin cacar air dan harus menunda kehamilan selama setidaknya satu bulan setelah vaksinasi.
- Kondisi yang menurunkan kekebalan tubuh:
- Penderita HIV/AIDS atau penyakit lain yang memengaruhi sistem imun.
- Sedang menjalani terapi dengan obat yang mempengaruhi sistem imun.
- Penderita kanker yang sedang dalam pengobatan.
- Baru menerima transfusi darah atau produk darah lainnya (vaksinasi harus ditunda selama 2 minggu).
Untuk informasi lebih lanjut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Apa Reaksi Samping Vaksin Cacar Air?
Vaksin cacar air umumnya lebih aman daripada terjangkit penyakit cacar air. Sebagian besar orang yang menerima vaksin tidak mengalami efek samping. Namun, beberapa reaksi yang bisa muncul meliputi:
- Bengkak dan nyeri di area suntikan (sekitar 1 dari 5 anak dan 1 dari 3 dewasa).
- Demam (sekitar 1 dari 10 orang).
- Ruam ringan.
- Kejang akibat demam.
- Reaksi alergi yang bisa berupa gatal, bengkak, atau kesulitan bernapas.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Reaksi Samping?
Jika Anda mengalami reaksi samping setelah vaksinasi, segera hubungi tempat pemberian vaksinasi atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sumber:
- Center for Disease Control and Prevention CDC
- Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2014.
- IDAI.or.id
Saya belum pernah mengalami cacar air tapi udah 20 tahun gmana tuh mas?
BalasHapusKalau uda keluar cacar, berarti gk perlu divaksin ya
BalasHapusSaya sampai seakrang, masih bimbang soal vaksin dan imunisasi ini. Logikanya, anak kecil kok sudah banyak betul mendapatkan imunisasi atau vaksin. Kasihan lengannya ditusuk-tusuk. :D
BalasHapusTujuan imunisasi adalah memberikan kesempatan kepada tubuh untuk berlatih dulu menghadapi "bibit penyakit" yang telah dilemahkan, sehingga tidak berbahaya.
HapusMisalnya cacar air ini, di masa lalu sudah banyak menelan korban, terutama pada anak, tapi dengan imunisasi massal dan global di seluruh dunia, wabah ini sudah berhasil di tekan.
Cek di sini: https://en.wikipedia.org/wiki/Chickenpox
Nice info :) Alhamdulillah anak saya sudah divaksin cacar. Kalau masih galau soal imunisasi, boleh juga mampir ke postingan tentang buku seputar imunisasi yang ditulis oleh para ahli.
BalasHapus