Kemarahan dan Penyakit Ginjal Kronis

Kemarahan adalah emosi yang normal dan sehat yang dirasakan setiap orang dari waktu ke waktu. Namun, bagi pasien yang menderita penyakit ginjal kronis (CKD), berurusan dengan kondisi tersebut bisa memunculkan berbagai perasaan, salah satunya adalah kemarahan. Banyak pasien merasa tidak adil karena penyakit ini dan marah atas kondisi yang mereka alami. Mereka juga mungkin merasa marah karena kehilangan kontrol atas kehidupan mereka, terutama terkait dengan terapi yang harus dijalani, seperti dialisis atau transplantasi ginjal.

Beberapa hal yang sering membuat pasien ginjal merasa marah meliputi:

  • Pola makan
  • Jadwal hemodialisis
  • Pekerjaan dan penghasilan
  • Penggunaan obat-obatan

Tindakan rutin seperti menjalani dialisis, mengonsumsi obat, dan mengikuti perawatan lainnya seringkali membuat pasien merasa kehilangan kontrol. Perasaan ini dapat memunculkan kemarahan yang terkadang ditujukan pada perawat, keluarga, atau teman-teman. Selain itu, kemarahan juga bisa terarah pada diri sendiri, menimbulkan perasaan depresi dan penurunan harga diri.

Walaupun perasaan marah adalah hal yang normal dan perlu diakui sebagai bagian dari proses penyesuaian, penting bagi pasien untuk belajar cara-cara sehat untuk mengekspresikan emosi tersebut dan mengembalikan kontrol dalam hidup mereka. Perlu diingat bahwa kemarahan dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga mengelola kemarahan dengan baik bisa memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan emosional.

Selain itu, mencari cara yang lebih produktif untuk mendapatkan kembali kendali sangatlah penting. Terkadang, pasien ginjal mungkin membuat keputusan yang berbahaya, seperti tidak mengonsumsi obat atau melewatkan jadwal hemodialisis, untuk mencoba merasa lebih mengendalikan situasi. Meskipun ini bisa memberikan perasaan kekuatan sementara, tindakan tersebut pada akhirnya akan memperburuk kondisi mereka.

Penting untuk dipahami bahwa pasien adalah orang yang paling kuat dalam tim perawatan kesehatan mereka. Meskipun dokter, perawat, keluarga, dan teman memberikan dukungan dan saran, keputusan untuk merawat diri sendiri tetap berada di tangan pasien. Mereka yang memiliki kendali penuh atas penyakit ginjal mereka dan kesehatan secara keseluruhan.

Lalu, bagaimana cara yang lebih baik untuk mengelola kemarahan dan mengambil kembali kontrol diri? Berikut adalah enam cara yang dapat membantu pasien mengelola kemarahan yang sering muncul akibat penyakit ginjal kronis:

1. Relaksasi

Cobalah untuk bernapas dalam-dalam dari perut. Bernapas dari dada tidak akan memberikan rasa santai. Ulangi kata-kata yang menenangkan diri seperti "relax" atau "tenaaang" secara perlahan. Bayangkan tempat yang damai, misalnya berjalan di pantai dan mendengarkan suara ombak. Selain itu, melakukan latihan fisik seperti berjalan atau peregangan ringan juga dapat membantu mengendurkan otot dan menenangkan pikiran.

2. Mengubah cara berpikir

Ketika marah, seringkali pasien merasa bahwa mereka diperlakukan tidak adil, dan mereka cenderung berkata hal-hal seperti "selalu" atau "tidak pernah". Misalnya, "Kamu selalu jahat pada saya" atau "Kenapa saya yang harus melakukan semuanya?". Ingatkan diri untuk berpikir bahwa kemarahan bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dan itu justru bisa menjauhkan orang-orang yang ingin membantu. Cobalah untuk berbicara dengan nada yang lebih tenang dan penuh sopan santun. Juga, ingat bahwa banyak orang lain di luar sana juga memiliki perjuangan mereka sendiri, dan masih banyak yang lebih sulit dari apa yang kita alami.

3. Memecahkan masalah

Sering kali, masalah yang dihadapi, seperti menjalani terapi hemodialisis, memang tidak bisa dihindari. Alih-alih berfokus pada masalah yang tidak bisa diubah, coba beralih untuk berpikir tentang bagaimana bisa hidup lebih baik dengan kondisi tersebut. Tidak ada yang bisa mengubah kenyataan, tetapi Anda memiliki kendali penuh atas bagaimana menanggapi situasi tersebut. Jika Anda merasa bisa memperbaiki kondisi, seperti meningkatkan hasil tes darah, buatlah rencana dan ukur kemajuan Anda. Mintalah dukungan dari dokter, perawat, atau teman untuk membantu Anda mencapainya. Mengikuti pertemuan atau seminar, serta bergabung dengan kelompok dukungan seperti HGM, juga bisa sangat membantu dalam berbagi pengalaman dengan sesama pasien.

4. Mendengarkan sebelum berbicara

Saat marah, seringkali orang berbicara dengan terburu-buru dan ingin menang sendiri. Langkah pertama adalah memperlambat dan mendengarkan dengan seksama apa yang sebenarnya dikatakan. Jika perlu, minta penjelasan hingga Anda memahami dengan jelas. Seringkali, jawaban yang diberikan sederhana dan tidak dimaksudkan untuk menyerang Anda. Jangan terlalu cepat merasa tersinggung dengan kata-kata orang lain.

5. Humor

Pepatah mengatakan, "Tertawa adalah obat terbaik." Tetap positif dan cobalah menyelipkan humor dalam kehidupan sehari-hari. Menonton film lucu atau berbagi cerita humor dengan orang lain bisa membantu Anda tetap rileks dan mengurangi stres. Mengisi waktu dengan hal-hal yang menyenangkan dapat mengubah fokus dari perasaan negatif menjadi lebih positif.

6. Ubah lingkungan Anda

Kelilingi diri dengan orang-orang yang tenang dan memiliki sikap positif. Hindari orang atau situasi yang memicu kemarahan. Berusaha untuk mengubah seseorang atau sesuatu seringkali hanya akan sia-sia dan malah memperburuk keadaan.

Jika cara-cara ini tidak cukup membantu, pertimbangkan untuk mencari konseling. Jika perasaan marah sudah tidak terkendali atau mulai memengaruhi hubungan dengan orang lain serta kesehatan (misalnya, tekanan darah atau masalah perut), bantuan seorang konselor bisa sangat berguna.

Dengan cara-cara ini, pasien dapat lebih baik mengelola kemarahan mereka, menjaga keseimbangan emosional, dan memulihkan kontrol dalam hidup mereka, sehingga kesehatan fisik dan mental bisa lebih terjaga.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Kemarahan dan Penyakit Ginjal Kronis"