Menggigil dan Demam Saat Hemodialisis

Menggigil dan demam saat proses hemodialisis (cuci darah) adalah kondisi yang bisa terjadi pada sebagian pasien. Hal ini tentu saja menimbulkan rasa tidak nyaman, namun apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya? Beberapa faktor dapat menyebabkan tubuh menggigil dan demam selama proses hemodialisis, dan masing-masing penyebab memiliki tanda dan penanganan yang berbeda.

Penyebab Menggigil dan Demam Saat Hemodialisis

  1. Infeksi atau Septikemia
    Infeksi dapat terjadi pada area akses jarum, menyebabkan peradangan atau bahkan infeksi yang lebih serius. Selain itu, penyakit pernapasan juga bisa menyebabkan gejala serupa. Septikemia adalah kondisi serius di mana bakteri atau infeksi menyebar ke seluruh tubuh, yang berpotensi menyebabkan gejala menggigil dan demam.

  2. Cairan Dialisat yang Terlalu Dingin atau Kerusakan pada Termostat Mesin
    Pada beberapa pasien, jika cairan dialisat terlalu dingin atau mesin hemodialisis mengalami kerusakan, pasien bisa merasakan menggigil tanpa disertai demam. Meskipun ini tidak berbahaya, tetap perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat.

  3. Reaksi Pyrogenik
    Reaksi pyrogenik terjadi ketika bakteri yang mati melepaskan endotoksin ke dalam tubuh. Endotoksin yang memiliki berat molekul rendah bisa menembus membran dialyzer dan memasuki sistem tubuh, memicu respons berupa demam dan menggigil.

Gejala Menggigil dan Demam Saat Hemodialisis

  1. Infeksi

    • Demam yang muncul selama proses hemodialisis
    • Kedinginan tanpa demam
    • Akses jarum yang memerah, bengkak, nyeri, dan terasa hangat
  2. Septikemia

    • Demam, menggigil, muntah, dan pusing
    • Hipotensi atau penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock)
  3. Penyakit Pernapasan

    • Batuk yang sering muncul selama proses hemodialisis

Reaksi Pyrogenik Saat Hemodialisis

Reaksi pyrogenik merupakan salah satu penyebab utama menggigil dan demam pada pasien yang menjalani hemodialisis. Reaksi ini disebabkan oleh bakteri mati yang mengeluarkan endotoksin ke dalam tubuh. Molekul endotoksin yang memiliki berat molekul rendah dapat menembus dialyzer dan memasuki sistem tubuh. Penyebab utama dari reaksi ini adalah terkontaminasinya beberapa komponen dalam sistem hemodialisis, seperti:

  • Cairan Bicarbonat atau sistem bicarbonat
  • Sistem Air yang terkontaminasi
  • Mesin Hemodialisis yang tidak disterilkan dengan baik
  • Tabung Dialyzer atau Selang (bloodlines), terutama jika menggunakan dialyzer yang di-reuse

Gejala Reaksi Pyrogenik

Gejala yang sering muncul selama reaksi pyrogenik adalah sebagai berikut:

  • Sensasi dingin yang muncul pada awal hemodialisis (biasanya dalam 40-70 menit pertama)
  • Badan bergetar dan menggigil mendadak
  • Peningkatan suhu tubuh (1-2 jam setelah menggigil), yang berhenti setelah proses hemodialisis selesai
  • Peningkatan denyut nadi sebelum tubuh merasa kedinginan
  • Hipotensi atau penurunan tekanan darah yang bisa terjadi secara tiba-tiba
  • Sakit kepala atau rasa pening

Penanganan Reaksi Pyrogenik

Jika reaksi pyrogenik terjadi, beberapa langkah penanganan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Hentikan Proses Hemodialisis
    Ketika gejala seperti menggigil atau demam muncul, proses hemodialisis sebaiknya dihentikan sementara untuk mengurangi gejala yang tidak nyaman.

  2. Tes Sampel Dialysat atau Darah
    Di beberapa tempat, tes untuk mengecek kualitas cairan dialisat atau darah bisa dilakukan, meskipun hal ini jarang dilakukan di Indonesia.

  3. Pengobatan
    Di luar negeri, biasanya pasien akan diberikan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti Antrain, untuk meredakan gejala pyrogenik. Gejala biasanya mereda dalam beberapa menit setelah obat diberikan.

Pencegahan Reaksi Pyrogenik

Untuk mencegah terjadinya reaksi pyrogenik, beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah:

  • Sterilisasi Peralatan yang Benar
    Semua peralatan yang digunakan dalam proses hemodialisis harus disterilkan dengan benar untuk menghindari kontaminasi bakteri yang dapat memicu reaksi ini.

  • Penggunaan Sistem Aseptik
    Penggunaan sistem aseptik, seperti penggunaan sarung tangan steril, jarum steril, dan membersihkan area penusukan dengan alkohol atau betadin sebelum melakukan penusukan, sangat penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi.

  • Pemantauan Kesehatan Pasien Secara Berkala
    Selain itu, penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan cukup asupan gizi, termasuk protein tinggi yang mendukung produksi albumin dalam tubuh. Albumin berfungsi sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan reaksi pyrogenik.

Beberapa pasien yang pernah mengalami reaksi pyrogenik, seperti yang terjadi pada sebagian orang yang menggunakan tabung dialyzer re-use, mungkin merasa kondisi ini mulai berkurang seiring waktu. Namun, hal ini menunjukkan bahwa setiap pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda-beda. Dengan asupan gizi yang cukup, tubuh bisa lebih tahan terhadap reaksi semacam ini.

Secara keseluruhan, meskipun menggigil dan demam saat hemodialisis bisa menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan, pemahaman yang baik mengenai penyebab dan penanganannya akan membantu pasien dan tenaga medis untuk mengelola kondisi ini dengan lebih efektif.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Menggigil dan Demam Saat Hemodialisis"