Apa Itu Cerebral Palsy: Penyebab, Gejala, Peran Orang Tua

Cerebral Palsy Awareness Ribbon

Cerebral Palsy berasal dari kata "cerebral" yang merujuk pada kedua belahan otak (hemisfer), dan "palsy" yang menggambarkan berbagai kondisi yang memengaruhi pusat pengendalian pergerakan tubuh. Kondisi ini terjadi akibat perkembangan yang salah atau kerusakan pada area motorik otak, yang mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur tubuh secara adekuat.

Penyebab Cerebral Palsy

Cerebral palsy dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang terjadi pada tiga periode penting: pranatal (sebelum kelahiran), perinatal (saat kelahiran), dan postnatal (setelah kelahiran).

Penyebab cerebral palsy pada periode pranatal:

  • Kelainan genetik
  • Infeksi intrauterine (seperti TORCH, sifilis)
  • Paparan radiasi saat masih dalam kandungan
  • Asfiksia intrauterine (misalnya plasenta previa atau hipertensi pada ibu hamil)
  • Keracunan selama kehamilan (alkohol, rokok, atau kontaminasi merkuri)
  • Riwayat keguguran

Penyebab cerebral palsy pada periode perinatal:

  • Prematuritas
  • Hipoksia (kekurangan oksigen)
  • Postmaturitas
  • Persalinan lama

Penyebab cerebral palsy pada periode postnatal:

  • Hiperbilirubinemia (peningkatan kadar bilirubin pada bayi) yang tidak segera ditangani
  • Keracunan
  • Infeksi

Gejala Cerebral Palsy

Gejala cerebral palsy umumnya berupa gangguan motorik atau postur tubuh, seperti spastisitas (kelainan tonus otot yang menyebabkan kekakuan), rigiditas (kekakuan otot), ataksia (gangguan koordinasi gerakan), tremor (gemetar), dan hipotonik (tonus otot lemah). Pada beberapa kasus, refleks primitif bisa tetap ada pada fase awal atau malah bertahan hingga fase lanjut. Selain itu, diskinesia (kesulitan melakukan gerakan sukarela) juga bisa muncul.

Gejala-gejala tersebut bisa muncul secara terpisah atau sebagai kombinasi dari beberapa gejala sekaligus. Pada bayi, kewaspadaan dapat ditunjukkan jika refleks primitif masih menetap atau kemampuan motorik bayi tidak sesuai dengan usianya.

Untuk mendiagnosis cerebral palsy, pemeriksaan penunjang seperti EEG, USG kepala, CT scan, atau MRI otak sering dilakukan.

Peran Orang Tua Anak dengan Cerebral Palsy

Apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua jika anaknya dicurigai mengidap cerebral palsy? Anak yang terlahir prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cerebral palsy, dan berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil oleh orang tua:

  1. Mendekatkan diri kepada Allah
    Menghadapi kenyataan bahwa anak terlahir dengan kondisi tertentu memang tidak mudah. Orang tua perlu mendekatkan diri kepada Allah agar bisa lebih sabar dan berpikir lebih jernih, serta tidak terlarut dalam kesedihan.

  2. Konsultasi dengan dokter spesialis
    Segera bawa anak ke dokter spesialis anak, khususnya yang memiliki subspesialisasi di bidang saraf anak. Jika tidak ada dokter spesialis saraf anak di daerah tempat tinggal, orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter di klinik tumbuh kembang atau dokter spesialis rehabilitasi medik.

  3. Intervensi dini
    Melakukan fisioterapi sesegera mungkin sangat penting. Semakin cepat intervensi dilakukan, semakin baik kualitas hidup anak. Fisioterapi membantu memperbaiki postur tubuh dan meminimalisir spastisitas (kekakuan otot).

  4. Lakukan latihan di rumah
    Orang tua bisa meminta "PR" atau latihan tambahan kepada terapis yang menangani anak. Fisioterapis hanya akan bertemu dengan anak selama 1-2 jam sehari, namun anak akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang tua di rumah. Oleh karena itu, latihan di rumah juga sangat penting untuk membantu perkembangan motorik anak.

  5. Bergabung dengan komunitas
    Ikut serta dalam komunitas keluarga penyandang cerebral palsy dapat memberikan dukungan moral serta pertukaran informasi yang bermanfaat. Misalnya, orang tua dapat bergabung dengan komunitas seperti "Rumah Cerebral Palsy" atau "Wahana Keluarga Cerebral Palsy".

Pada Hari Cerebral Palsy Sedunia (7 Oktober), mari kita bersama-sama berdoa agar semakin banyak penyandang cerebral palsy yang bisa hidup berkualitas, berprestasi, dan tidak lagi mengalami diskriminasi. Semoga Indonesia kelak menjadi negara yang ramah difabel, dengan fasilitas umum yang mendukung dan penduduk yang penuh empati.

Semangat terus untuk para ibu dan ayah yang dianugerahi anak istimewa! Sekecil apapun kemajuan yang dicapai anak, tetaplah bersyukur dan berbangga hati.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Apa Itu Cerebral Palsy: Penyebab, Gejala, Peran Orang Tua"