Apakah Perawatan Bayi Prematur Cukup dengan Inkubator Saja?
Masalah prematuritas memang sangat kompleks, dan tidak bisa diselesaikan hanya dengan menggunakan inkubator rumahan. Bagi sebagian orang yang kurang paham, kami, para penggiat Komunitas Prematur Indonesia/Super Prematur, khawatir orang tua akan memilih untuk membawa pulang bayi prematur mereka lebih cepat, meskipun bayi tersebut belum stabil dan belum menjalani serangkaian skrining untuk memeriksa berbagai organ tubuhnya.
Jika bayi dirawat di rumah, bagaimana jika terjadi kegawatdaruratan? Contoh sederhana saja: jika bayi mengalami apnea (berhenti napas) atau kekurangan oksigen hingga tubuhnya membiru. Dalam hitungan detik, nyawa bayi bisa terancam, dan tidak ada waktu untuk segera membawanya ke rumah sakit.
Merawat bayi prematur bukan sekadar soal menghangatkan tubuh bayi atau "membesarkan bayi". Ada banyak hal yang harus diperhatikan, seperti: Apakah bayi mengalami ROP (Retinopathy of Prematurity)? Banyak kasus ROP baru diketahui terlambat, bahkan setelah bayi kehilangan penglihatannya. Bagaimana dengan kondisi jantung bayi yang perlu diperiksa melalui Echo jantung? Sudahkah bayi dilakukan EEG? Apakah sudah menjalani tes pendengaran dengan OAE (Otoacoustic Emissions)? Bagaimana fungsi paru-parunya? Apakah masih memerlukan alat bantu napas? Jadi, merawat bayi prematur tidak hanya soal inkubator, tetapi juga berbagai pemeriksaan dan perawatan lainnya.
Tahukah Anda bahwa ada yang namanya KMC (Kangaroo Mother Care) atau PMK (Perawatan Metoda Kangguru)? Ketika bayi sudah dinyatakan stabil dan boleh pulang dari rumah sakit, bayi tidak perlu dimasukkan ke dalam inkubator, tetapi melanjutkan perawatan dengan KMC/PMK di rumah. Jika Anda belum tahu apa itu PMK, mari simak penjelasan saya berikut ini:
Perawatan Metoda Kangguru (PMK) atau Kangaroo Mother Care (KMC) adalah metode perawatan untuk bayi prematur atau bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu dan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), di mana bayi melakukan kontak kulit dengan kulit (skin-to-skin contact) dengan ibunya.
Kangooro Mother Care vs Inkubator |
Nama "kangguru" dipilih untuk menggambarkan metode PMK (Perawatan Metoda Kangguru) karena mirip dengan cara ibu kangguru membawa anaknya dalam kantung perutnya.
Pada tahun 1978, di tengah meningkatnya angka kematian dan bayi sakit di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) Bogota, Kolombia, Dr. Edgar Rey Sanabria memperkenalkan metode baru untuk merawat bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dengan terbatasnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan. Rekomendasinya adalah agar ibu terus menjaga kontak kulit dengan bayi, guna menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat dan memberikan ASI eksklusif sesuai kebutuhan.
Dengan cara ini, kebutuhan akan inkubator dan tenaga medis berkurang. Tubuh ibu berfungsi sebagai pengatur suhu (thermoregulator) untuk bayi, menjaga bayi tetap hangat dan terhindar dari hipotermia (suhu tubuh di bawah 36,5 derajat Celsius). Setelah hampir dua dekade penelitian dan penerapan PMK, terbukti bahwa metode ini lebih dari sekadar alternatif inkubator. PMK adalah intervensi yang berdampak besar, berbiaya rendah, dan efisien yang telah terbukti menyelamatkan nyawa bayi prematur dan BBLR.
Berikut adalah manfaat PMK untuk ibu dan bayi:
Manfaat untuk Ibu:
- Meningkatkan kedekatan (bonding) dan kasih sayang dengan bayi.
- Meningkatkan produksi ASI.
- Meningkatkan kesuksesan menyusui hingga dua kali lipat dan memperpanjang durasi menyusui.
- Tubuh ibu, terutama payudara, merespons kebutuhan bayi akan kehangatan.
- Meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan dalam merawat bayi.
- Mengurangi stres (mengurangi hormon kortisol).
- Menghemat pengeluaran.
Manfaat untuk Bayi Prematur dan BBLR:
- Suhu tubuh, detak jantung, dan pernapasan menjadi normal.
- ASI mudah didapat dan selalu tersedia, membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi.
- Kontak kulit dengan kulit memberikan rasa tenang dan mengurangi stres bayi.
- Mengurangi rasa sakit.
- Membantu pertumbuhan bayi (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala).
- Meningkatkan kedekatan dan kasih sayang dengan ibu.
- Mengurangi risiko infeksi nosokomial dan penyakit berat, termasuk penyakit saluran pernapasan bawah.
- Tidur lebih nyenyak.
- Keluar rumah sakit lebih cepat.
- Mengurangi risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
- Membantu perkembangan motorik bayi.
- Salah satu cara menangani bayi kolik.
- Meningkatkan perkembangan kognitif dan motorik bayi.
Perbandingan Hasil Perawatan Metoda Kangguru (PMK) Vs Inkubator
Alhamdulilah ternyata sudah ada penelitian-penelitian Evidence Based mengenai: Perbandingan hasil PMK vs Inkubator :- Penelitian tingkat Meta analisis dari 3 RCT menunjukkan penurunan tingkat kematian bayi dengan BBL <2kg sebesar 51% bila mendapatkan PMK dibanding dengan perawatan konvensional inkubator.
- Ruth Feldman dan Arthur tahun 2002 membanding 73 bayi premature di NICU yang menerima PMK vs perawatan inkubator. Hasilnya para Ibu bayi premature yang melakukan PMK memiliki perasaan yang lebih tenang dan positif, terhindar dari depresi, sementara bayi menunjukkan respon positif yaitu lebih alert dan berkurang keengganan untuk menatap.
- Bayi yang melakukan PMK kenaikan Berat Badan per harinya lebih baik dibanding bayi yang dirawat konvensional (inkubator) : 23,99 gr vs 15,58 gr
- Para Ibu yang melakukan PMK lebih besar kemungkinan untuk menyusui & mencapai keberhasilan menyusui
- Perkembangan kognitif & motorik bayi-bayi yang mendapatkan PMK lebih baik dibandingkan bayi2 yang dirawat konvensional
- PMK yang dilaksanakan selama bayi dirawat di rumah sakit neurodevelopmentalnya lebih baik. Skor Mental Development Index dan Psychomotor Development Index menggunakan Bayley Scales of Infant Development yang dinilai pada saat usia 6 bulan dan 12 bulan hasilnya Lebih Tinggi dibanding bayi-bayi yang dirawat konvensional
Dua Cara PMK (Perawatan Metoda Kangguru) :
1. PMK Sesi pendek / PMK intermiten
PMK tidak dapat dijalankan sepanjang waktu karena kondisi kesehatan bayi yang tidak memungkinkan (bayi dirawat intensif di NICU). PMK dilakukan saat Ibu mendapat jadwal mengunjungi bayi. PMK dilakukan minimal satu jam per hari walau bayi masih diberikan alat-alat bantu jadi ya, bayi dengan kondisi ini memang banyak berada di inkubator.
2. PMK Kontinu
Bila kondisi bayi sudah stabil terutama bayi dapat bernapas sendiri (spontan) tanpa bantuan oksigen.
Masyaa Allah sambil saya mengumpulkan dan mempelajari berbagai penelitian mengenai PMK , makin saya bersyukur bahwa Allah sudah beri kemudahan jalan untuk merawat bayi-bayi yang ditakdirkan lahir lebih cepat dari perkiraan. Tiada lain tulisan saya ini untuk mengEdukasi, sayapun berharap pemerintah, terutama Kemenkes menaruh perhatian, melatih para tenaga kesehatan mengenai pelaksanaan PMK dan tentunya para orang tua tidak terus berhenti belajar.
Sumber:
1. KMC Saves Newborn : Maternal & Child Health Integrated Program USAID
2. KMC - No More Incubator Care : Muhammad Ali Jan, Department of Pediatrics Saidu Group of Teaching Hospitals
3. Kangaroo mother care' to prevent neonatal deaths due to preterm birth complications : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20348117
4. [Kangaroo Mother Care and conventional care: a review of literature]. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21843431
5. Effect of Kangaroo Mother Care on Vital Physiological Parameters of The Low Birth Weight Newborn http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4215507/
6. Kangaroo care for the preterm infant and family : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3287094/
7. Incubation and Kangaroo Mother Care : https://www.eemec.med.ed.ac.uk/wiki/wikinode.asp…
8. Kangaroo Mother Care in reducing pain in preterm neonates on heel prick. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22544676
9. Effect of Early Skin-to-Skin Contact on Mother-Preterm Infant Interaction Through 18 Months: Randomized Controlled Trial http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2818078/
Gambar bayi prematur penuh kabel dan selang yang dirawat di NICU |
Jadi, bayi prematur untuk bertahan hidup tidak cukup dengan inkubator saja. Harus dirawat di NICU dengan inkubator yang dilengkapi:
- selang untuk alat bantu napas
- selang untuk suplai ASI/makanan
- selang untuk infus
- kabel untuk deteksi detak jantung, saturasi oksigen, suhu tubuh.
Masing-masing selang/kabel terhubung dengan alat bantu masing-masing. Dengan C-PAP ataupun Ventilator, dengan injektor ASI plus pengatur laju alirannya (harus habis berapa ml/satuan waktu), dengan infus digital (berapa ml persatuan waktu), mesin deteksi detak jantung dan saturasi oksigen.
Namun bagi BBLR yang sudah stabil dan boleh pulang dari rumah sakit, boleh saja menggunakan inkubator rumahan, tapi kangaroo mother care (KMC) jauh lebih bermanfaat bagi bayi. Bukan hanya masalah suhu, tetapi juga tentang kesuksesan pemberian ASI, bonding antara ibu dan anak. Bahkan KMC sudah dimulai sejak bayi masih di rumah sakit. Yang pasti rekomendasi WHO untuk penanganan BBLR di rumah bukan sediakan inkubator tapi KMC dengan segala keuntungannya bagi bayi.
Artikel ini ditulis oleh Fatimah Berliana Monika Purba di Facebook.
Posting Komentar untuk "Apakah Perawatan Bayi Prematur Cukup dengan Inkubator Saja?"