Bagaimana Cara Mendukung Orang Dengan Lupus?
Buat para sahabat dan keluarga orang dengan lupus (odapus) yang selalu setia mendampingi. Dan terutama bagi kalian yang masih baru menjadi pendamping. Entah karena orang yang kalian kasihi ini baru saja kena Lupus, atau baru kenalan dengan odapus.
Sebagai pendamping odapus, pasti pernah bertanya-tanya, gimana cara yang paling tepat mendukung odapus? Soalnya semenjak kenal Lupus, mereka ini jadi sensitif sekali. Kalau kita perhatikan, ditanya sakit apanya, pusing mananya, malah marah. "Udah deh, kamu gak bakal tau gimana rasanya sakit Lupus!" Sedangkan kalau dicuekin juga marah, "Gak mendukung banget sih. Sekalian aja aku nggak ada, biar puas!" Serba susah kan? Kalau udah gitu rasanya kita pingin gantian teriak juga, "Kamu kira kamu doang yang menderita, aku juga ikut menanggung beban dan kesedihan melihat orang yang dikasihi kena Lupus!"
Nah kalau kalian merasa seperti itu, mungkin beberapa tips ini bisa membantu.
1. I’ll be there for you.
Mungkin kita nggak tahu rasanya sakit Lupus, tapi kita bisa tahu gimana rasanya sakit Lupus dari mereka. Jangan cuma mendengarkan, tapi memperhatikan. Berguna juga kalau pas ke dokter nanti, kita bisa bantu kasih tau dokter keluhan yang dialami si odapus apa saja. Tapi bukan berarti memancing atau menanyakan lho, karena bisa-bisa odapus yang tadinya sudah melupakan rasa sakitnya malah teringat dan kesakitan lagi. Dan malah bisa menambah esmosi serta stress. Diam aja, tapi selalu menemani dan keliatan kalau kita siap dan senang membantu atau diajak ngobrol. Hanya dengan setia menyertai si odapus sudah bisa mengurangi paling nggak beban stressnya. Sukur-sukur dengan begitu flarenya cepat reda dan bisa cepat remisi.
2. Odapus memang sakit, tapi tidak invalid.
Biarpun mereka sakit, mereka bukan tidak berdaya. Mereka masih bisa melakukan banyak hal sendiri. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka suka. Justru dengan tetap aktif, maka tubuh mereka akan tetap fit, kuat dan rasa sakit bisa berkurang. Sungguhan, karena tubuh yang aktif akan bisa mengendalikan radang yang dialami odapus. Tapi tentunya di batas tertentu. Lewat dari itu justru bisa bikin flare. Kalau orang normal banyaknya kegiatan 100, odapus mungkin cuma bisa menghandel 50. Tugas kalian sebagai pendamping mengingatkan supaya tidak kelebihan sekaligus juga mengingatkan supaya mereka tetap aktif dan tidak pasif saja di rumah.
Ajak mereka melakukan hal yang seru. Jalan pagi, sepedaan, foto-foto ke tempat wisata, itu salah satu hal yang bisa kalian lakukan bersama. Kalau mereka sudah cukup kuat, biarkan mereka bekerja atau sekolah lagi, sambil diam-diam diamati supaya tidak bekerja terlalu berat atau terlalu stress. Kalau sedikit-sedikit dilarang justru tidak baik untuk kesehatannya.
3. Baca dan cari tahu apa itu Lupus.
Walaupun kalian tidak kena Lupus, usahakan untuk tahu dan akrab dengan Lupus. Baca tiap artikel di Media cetak atau online tentang Lupus. Kalau perlu, kalian harus lebih pintar dari odapus. Jadi kalau suatu saat mereka lagi bandel, kita bisa mengingatkan mereka dengan baik. Dan kalau mereka masih tetap membandel, kamu bisa bilang, "saya emang nggak kena Lupus, tapi saya tahu banyak tentang Lupus." Dengan begitu mereka akan lebih menurut karena mereka tahu kalau apa yang kita sarankan itu memang benar.
4. Sabar.
Coba bayangkan, seorang anak remaja yang tidak salah apa-apa tiba-tiba divonis hakim hukuman seumur hidup. Pasti mereka marah dan merasa diperlakukan tidak adil. Kenapa saya dibeginikan? Apa salah saya? Kenapa saya yang kena? Kenapa teman sebaya saya yang lain nggak?
Nah, mungkin seperti itu juga perasaan odapus yang baru saja didiagnosa Lupus oleh dokternya.
Wajar saja kalau untuk beberapa saat dia selalu ngamuk dan berontak. Atau mungkin menyendiri dan menyalahkan orang lain. Atau bahkan berusaha membalasnya dengan menyakiti orang lain.
Itu sebabnya harus sabar.
Kalau mereka marah dan mengatakan hal menyakitkan tidak usah membalas. Sabar saja. Tidak ada manfaatnya menyakiti orang yang sedang patah hati.
Secara perlahan berikan pengertian bahwa walaupun seumur hidup. Lupus bukan akhir dari segalanya. Odapus tetap bisa hidup normal asal tetap menuruti dokter dan minum obatnya secara berdisiplin. Bahkan mana tahu kalau umurnya lebih panjang daripada pendampingnya. Lagipula banyak odapus yang tetap berprestasi walau menyandang Lupus. Perlahan. kalau dia telah menyadari bahwa diagnosa Lupus jauh berbeda dibanding divonis hukuman, mereka akan mulai menikmati kehidupannya. Meskipun kehidupan yang berbeda dengan sebelum menyandang Lupus, tapi sama indah dan sama menyenangkannya.
[Artikel bagaimana cara mendukung odapus ini ditulis oleh facebook.com/Josh Jusak Darmawan]
Sebagai pendamping odapus, pasti pernah bertanya-tanya, gimana cara yang paling tepat mendukung odapus? Soalnya semenjak kenal Lupus, mereka ini jadi sensitif sekali. Kalau kita perhatikan, ditanya sakit apanya, pusing mananya, malah marah. "Udah deh, kamu gak bakal tau gimana rasanya sakit Lupus!" Sedangkan kalau dicuekin juga marah, "Gak mendukung banget sih. Sekalian aja aku nggak ada, biar puas!" Serba susah kan? Kalau udah gitu rasanya kita pingin gantian teriak juga, "Kamu kira kamu doang yang menderita, aku juga ikut menanggung beban dan kesedihan melihat orang yang dikasihi kena Lupus!"
Nah kalau kalian merasa seperti itu, mungkin beberapa tips ini bisa membantu.
1. I’ll be there for you.
Mungkin kita nggak tahu rasanya sakit Lupus, tapi kita bisa tahu gimana rasanya sakit Lupus dari mereka. Jangan cuma mendengarkan, tapi memperhatikan. Berguna juga kalau pas ke dokter nanti, kita bisa bantu kasih tau dokter keluhan yang dialami si odapus apa saja. Tapi bukan berarti memancing atau menanyakan lho, karena bisa-bisa odapus yang tadinya sudah melupakan rasa sakitnya malah teringat dan kesakitan lagi. Dan malah bisa menambah esmosi serta stress. Diam aja, tapi selalu menemani dan keliatan kalau kita siap dan senang membantu atau diajak ngobrol. Hanya dengan setia menyertai si odapus sudah bisa mengurangi paling nggak beban stressnya. Sukur-sukur dengan begitu flarenya cepat reda dan bisa cepat remisi.
2. Odapus memang sakit, tapi tidak invalid.
Biarpun mereka sakit, mereka bukan tidak berdaya. Mereka masih bisa melakukan banyak hal sendiri. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka suka. Justru dengan tetap aktif, maka tubuh mereka akan tetap fit, kuat dan rasa sakit bisa berkurang. Sungguhan, karena tubuh yang aktif akan bisa mengendalikan radang yang dialami odapus. Tapi tentunya di batas tertentu. Lewat dari itu justru bisa bikin flare. Kalau orang normal banyaknya kegiatan 100, odapus mungkin cuma bisa menghandel 50. Tugas kalian sebagai pendamping mengingatkan supaya tidak kelebihan sekaligus juga mengingatkan supaya mereka tetap aktif dan tidak pasif saja di rumah.
Ajak mereka melakukan hal yang seru. Jalan pagi, sepedaan, foto-foto ke tempat wisata, itu salah satu hal yang bisa kalian lakukan bersama. Kalau mereka sudah cukup kuat, biarkan mereka bekerja atau sekolah lagi, sambil diam-diam diamati supaya tidak bekerja terlalu berat atau terlalu stress. Kalau sedikit-sedikit dilarang justru tidak baik untuk kesehatannya.
3. Baca dan cari tahu apa itu Lupus.
Walaupun kalian tidak kena Lupus, usahakan untuk tahu dan akrab dengan Lupus. Baca tiap artikel di Media cetak atau online tentang Lupus. Kalau perlu, kalian harus lebih pintar dari odapus. Jadi kalau suatu saat mereka lagi bandel, kita bisa mengingatkan mereka dengan baik. Dan kalau mereka masih tetap membandel, kamu bisa bilang, "saya emang nggak kena Lupus, tapi saya tahu banyak tentang Lupus." Dengan begitu mereka akan lebih menurut karena mereka tahu kalau apa yang kita sarankan itu memang benar.
4. Sabar.
Coba bayangkan, seorang anak remaja yang tidak salah apa-apa tiba-tiba divonis hakim hukuman seumur hidup. Pasti mereka marah dan merasa diperlakukan tidak adil. Kenapa saya dibeginikan? Apa salah saya? Kenapa saya yang kena? Kenapa teman sebaya saya yang lain nggak?
Nah, mungkin seperti itu juga perasaan odapus yang baru saja didiagnosa Lupus oleh dokternya.
Wajar saja kalau untuk beberapa saat dia selalu ngamuk dan berontak. Atau mungkin menyendiri dan menyalahkan orang lain. Atau bahkan berusaha membalasnya dengan menyakiti orang lain.
Itu sebabnya harus sabar.
Kalau mereka marah dan mengatakan hal menyakitkan tidak usah membalas. Sabar saja. Tidak ada manfaatnya menyakiti orang yang sedang patah hati.
Secara perlahan berikan pengertian bahwa walaupun seumur hidup. Lupus bukan akhir dari segalanya. Odapus tetap bisa hidup normal asal tetap menuruti dokter dan minum obatnya secara berdisiplin. Bahkan mana tahu kalau umurnya lebih panjang daripada pendampingnya. Lagipula banyak odapus yang tetap berprestasi walau menyandang Lupus. Perlahan. kalau dia telah menyadari bahwa diagnosa Lupus jauh berbeda dibanding divonis hukuman, mereka akan mulai menikmati kehidupannya. Meskipun kehidupan yang berbeda dengan sebelum menyandang Lupus, tapi sama indah dan sama menyenangkannya.
[Artikel bagaimana cara mendukung odapus ini ditulis oleh facebook.com/Josh Jusak Darmawan]
Lupus dan odapus itu penyakit apa ua mas
BalasHapusLupus itu jenis penyakit kronis, penyakit autoimun. Odapus itu orang dengan lupus. Cek informasinya di sini: http://www.pasiensehat.com/2015/02/apa-itu-penyakit-lupus-sle.html
Hapus