Cara Membedakan Autisme Dan ADHD
Gangguan perilaku pada anak yang cukup sering dijumpai adalah Autisme dan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH atau dikenal Attention Deficit Hyperactivity Disorders (ADHD).
Pada 2 gangguan tersebut dapat terjadi berbagai kemiripan yang dapat disiasati dengan berbagai tes skrining/diagnostik, observasi dan wawancara holistik. Tapi secara umum ada tiga kunci utama untuk membedakan keduanya dalam aspek interaksi sosial, aspek pola perilaku/ketertarikan repetitif dan aspek komunikasi.
Berikut beberapa tips praktis untuk membedakan autisme dan ADHD.
Aspek interaksi sosial.
ADHD :
Autisme :
Aspek Pola Perilaku/Ketertarikan Repetitif.
ADHD :
Autisme :
Aspek komunikasi.
ADHD :
Autisme :
Demikian gambaran umum yang dapat kita gunakan untuk membedakan seorang anak apakah ia penyandang autisme atau ADHD. Tetap saja semuanya harus dikonfirmasi kembali dengan para ahli/profesional melalui pendekatan multi disipilin.
Untuk mengingatkankan saja dalam mendiagnosis gangguan perilaku seperti Autisme dan ADHD secara spesifik, harus dilakukan serangkaian tes skrining/diagnostik, observasi ( pengamatan, tidak cukup sekali) dan wawancara holistik.
Mereka yang sudah membaca tulisan ini, paling tidak sudah mendapatkan gambaran awal perkiraan gangguan perilaku yang terjadi pada anak.
(Sumber : Kumpulan makalah PKB V IKA Universitas Brawajaya, Malang : Pediatric Clinical Judgement in Daily Practice, Agustus 2013)
[Disadur dari artikel dr. Mohammad Muchlis, berjudul: Membedakan Autisme dan GPPH]
Pada 2 gangguan tersebut dapat terjadi berbagai kemiripan yang dapat disiasati dengan berbagai tes skrining/diagnostik, observasi dan wawancara holistik. Tapi secara umum ada tiga kunci utama untuk membedakan keduanya dalam aspek interaksi sosial, aspek pola perilaku/ketertarikan repetitif dan aspek komunikasi.
Berikut beberapa tips praktis untuk membedakan autisme dan ADHD.
Aspek interaksi sosial.
ADHD :
- Anak masih mau bersosialiasi.
- Anak tidak dapat mengotrol perilaku maupun reaksinya .
- Berespon secara emosi.
Autisme :
- Anak tidak ada keinginan bersosialisasi.
- Sulit diajari cara berperilaku benar di segala situasi
- Sedikit/tanpa emosi.
Aspek Pola Perilaku/Ketertarikan Repetitif.
ADHD :
- Tidak ada pola perilaku repetitif (mengulang-ulang) .
- Anak mudah bosan dan area dimana ia tertarik akan menjadi fokus pilihan.
- Memiliki kemampuan untuk kembali fokus.
- Area yang disukai adalah area dimana ia bisa melakukan.
- Anak dapat berperilaku spontan dan imajinatif.
Autisme :
- Pola perilaku repetitif tanpa tujuan.
- Sedikit/tidak ada pencapaian apa-apa dimana ia tertarik.
- Sulit untuk kembali fokus.
- Anak menyukai rutinitas, .
- Jarang berperilaku spontan dan imajinatif.
Aspek komunikasi.
ADHD :
- Dapat mengejar keterlambatan bicara.
- Menggunakan bahasa tubuh dalam berkomunikasi.
- Dapat berkomunikasi jika ia tertarik dengan topiknya.
- Mampu meniru bicara dan perilaku.
Autisme :
- Terlambat atau tidak dapat berbicara dan berbahasa.
- Tidak ada usaha menggunakan bahasa tubuh.
- Sulit berkomunikasi.
- Tidak mau meniru
[image source: medicaldialy] |
Demikian gambaran umum yang dapat kita gunakan untuk membedakan seorang anak apakah ia penyandang autisme atau ADHD. Tetap saja semuanya harus dikonfirmasi kembali dengan para ahli/profesional melalui pendekatan multi disipilin.
Untuk mengingatkankan saja dalam mendiagnosis gangguan perilaku seperti Autisme dan ADHD secara spesifik, harus dilakukan serangkaian tes skrining/diagnostik, observasi ( pengamatan, tidak cukup sekali) dan wawancara holistik.
Mereka yang sudah membaca tulisan ini, paling tidak sudah mendapatkan gambaran awal perkiraan gangguan perilaku yang terjadi pada anak.
(Sumber : Kumpulan makalah PKB V IKA Universitas Brawajaya, Malang : Pediatric Clinical Judgement in Daily Practice, Agustus 2013)
[Disadur dari artikel dr. Mohammad Muchlis, berjudul: Membedakan Autisme dan GPPH]
Posting Komentar untuk "Cara Membedakan Autisme Dan ADHD"