Cara Membedakan Autisme dan ADHD pada Anak

Gangguan perilaku pada anak yang cukup sering dijumpai adalah Autisme dan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), yang juga dikenal sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Kedua gangguan ini memiliki beberapa kesamaan, tetapi dapat dibedakan melalui serangkaian tes skrining atau diagnostik, observasi yang cermat, dan wawancara holistik. Secara umum, terdapat tiga aspek utama yang menjadi kunci pembeda, yaitu:

  1. Interaksi sosial,
  2. Pola perilaku atau ketertarikan repetitif, dan
  3. Aspek komunikasi.

Berikut ini adalah penjelasan praktis untuk membedakan antara autisme dan ADHD berdasarkan ketiga aspek tersebut:

1. Aspek Interaksi Sosial

ADHD:

  • Anak masih memiliki keinginan untuk bersosialisasi.
  • Tidak dapat mengontrol perilaku atau reaksinya dengan baik.
  • Cenderung merespons situasi secara emosional.

Autisme:

  • Anak cenderung tidak memiliki keinginan untuk bersosialisasi.
  • Sulit diajarkan cara berperilaku yang sesuai dalam berbagai situasi.
  • Menunjukkan sedikit atau bahkan tanpa ekspresi emosi.

2. Aspek Pola Perilaku/Ketertarikan Repetitif

ADHD:

  • Tidak menunjukkan pola perilaku yang berulang-ulang (repetitif).
  • Mudah bosan, tetapi memiliki fokus pada area yang menarik baginya.
  • Memiliki kemampuan untuk kembali fokus setelah terganggu.
  • Menunjukkan perilaku spontan dan imajinatif.

Autisme:

  • Memiliki pola perilaku repetitif yang seringkali tanpa tujuan.
  • Area minatnya cenderung terbatas dan kurang menghasilkan pencapaian.
  • Sulit untuk kembali fokus jika perhatian terganggu.
  • Lebih menyukai rutinitas dan jarang menunjukkan perilaku spontan atau imajinatif.

3. Aspek Komunikasi

ADHD:

  • Anak dapat mengejar keterlambatan bicara.
  • Menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi.
  • Mampu berkomunikasi jika topiknya menarik baginya.
  • Dapat meniru bicara dan perilaku orang lain.

Autisme:

  • Mengalami keterlambatan bicara yang signifikan atau bahkan tidak berbicara sama sekali.
  • Tidak menunjukkan usaha untuk menggunakan bahasa tubuh.
  • Kesulitan dalam berkomunikasi.
  • Tidak memiliki keinginan untuk meniru bicara atau perilaku orang lain.

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya

Penjelasan di atas memberikan gambaran umum untuk membantu orang tua mengenali perbedaan antara autisme dan ADHD. Namun, diagnosis gangguan perilaku seperti ini tidak boleh dilakukan secara mandiri. Diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan para profesional, termasuk psikolog, dokter spesialis anak, dan terapis, untuk melakukan:

  • Tes skrining atau diagnostik yang menyeluruh,
  • Observasi berulang, dan
  • Wawancara holistik yang mendalam.

Dengan memahami perbedaan ini, orang tua dapat memperoleh gambaran awal mengenai kondisi anak mereka. Langkah berikutnya adalah berkonsultasi dengan tenaga ahli untuk memastikan diagnosis yang akurat dan mendapatkan intervensi yang sesuai.

Semoga tulisan ini dapat membantu Anda mengenali tanda-tanda awal dan memandu langkah Anda dalam memberikan yang terbaik bagi anak.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Cara Membedakan Autisme dan ADHD pada Anak"