Mengenal Apa Itu Leukimia Pada Anak
Hampir 30-40 persen kanker yang dialami anak-anak adalah kanker darah atau leukemia, merupakan jenis kanker terbesar yang terjadi pada anak. Sayangnya, ketika dibawa ke rumah sakit sebagian besar dari mereka sudah dalam tahap terlambat. Karenanya orang tua harus mengetahui gejala-gejala atau tanda-tanda leukemia pada anak-anak.
Leukemia merupakan penyakit keganasan pada sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang. Untuk diketahui sumsum tulang (bone marrow) memproduksi tiga tipe sel darah diantaranya sel darah putih atau lekosit (berfungsi dalam sistim perlawanan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh) dan platelet atau trombosit (bagian kecil sel darah yang membantu dalam proses pembekuan darah).
Pada leukemia terjadi terjadi gangguan pengaturan sel lekosit, lekosit dalam darah diproduksi (berproliferasi) secara tidak teratur dan tidak terkendali mendesak sel-sel yang lain dan fungsinya pun menjadi abnormal. Lekosit abnormal tersebut keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah darah tepi. Akibatnya terjadi juga gangguan fungsi sel darah yang lain yang menimbulkan gejala klinis leukemia.
Leukemia paling banyak terjadi pada anak usia 2 – 5 tahun. Tetapi kanker ini bisa terjadi pada semua kelompok umur dengan kelompok terbesar adalah anak-anak dan orang tua di atas 50 tahun.
Pada dasarnya penyebab leukemia seperti kanker lainnya yaitu tidak jelas atau tidak diketahui. Para ahli mengidentifikasi beberapa faktor resiko yang memicu terjadinya penyakit ini.
Faktor risiko terjadi leukemia antara lain : faktor kelainan kromosom , zat kimia, paparan radiasi, faktor hormonal dan infeksi virus. Semua yang disampaikan para ahli tentang penyebab leukemia baru merupakan hipotesis atau dugaan. Penyebab pasti masih belum diketahui.
Karena sel-sel darah putih yang abnormal, sel-sel darah putih tidak bisa melawan kuman yang masuk. Sel darah putih yang seharusnya bertugas melindungi atau melawan kuman yang masuk tidak bekerja. Akibatnya, anak-anak menjadi rentan terhadap infeksi dan sering mengalami demam. Demam dan infeksi adalah tanda awal dari leukemia.
Anemia
Anemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah merah, produksinya terganggu karena desakan sel lekosit yang abnormal. Hal ini menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang. Anemia ditandai dengan pucat, lemas atau lemah, mudah lelah dan bernapas cepat . Anak bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh.
Nyeri tulang dan persendian
Nyeri tulang bukan karena luka atau memar. Nyeri tulang pada anak-anak dengen leukemia biasanya semakin memburuk dari waktu ke waktu karena akumulasi dan desakan sel-sel darah putih yang abnormal.
Pembengkakan/pembesaran kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening (limfe) merupakan salah satu gejala awal yang sering diamati pada anak-anak dengan leukemia. Pembengkakan kelenjar dapat dilihat pada bagian dada, lipat paha, leher, dan ketiak. Kelenjar getah bening (limfe) yang bertugas menyaring darah bisa membengkak karena akumulasi sel darah putih abnormal (sel lekemia) yang berkumpul atau menumpuk.
Mudah berdarah dan memar
Anak-anak dengan leukemia mudah berdarah dan memar yang merupakan tanda dari jumlah zat pembekuan darah atau trombosit yang rendah. Ketika trombosit atau platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih abnormal, anak akan mudah mengalami pendarahan di jaringan kulit (ptekie, ekimosis) dan perdarahan lainnya spt mimisan atau gusi berdarah.
Nyeri perut dan pembesaran organ
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat berkumpul pada organ ginjal, hati, limfa dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
Pembesaran organ yang sering dijumpai dan dapat diperiksa langsung oleh seorang dokter adalah pembesaran hati dan limfa (hepato-splenomegali)
Kesulitan bernapas (dipsnea)
Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus dilakukan pertolongan medis segera.
Pada pemeriksaan awal darah lengkap didapati anemia (HB lebih rendah dari normal), kelainan jumlah hitung lekosit dan hitung trombosit yang turun (trombositopenia), sementara itu pada pemeriksaan sediaan hapus darah disapati gambaran sel Blas.
Untuk terapi spesifiknya, dilakukan kemoterapi dengan sitostatika, terapi radiasi ( sangat jarang sekali digunakan) dan transplantasi sumsum tulang.
Terapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara kemoterapi dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam sumsum tulang. Proses pengobatan selama 26 bulan dan terdiri dari beberapa fase : fase Induksi (6 minggu), fase Konsolidasi (4 minggu) dan sisanya fase Rumatan (Maintenance).
Kesembuhan pasien tidak hanya tergantung dengan pengobatan yang diberikan oleh pihak medis saja, melainkan adanya “good team work” antara dokter, pasien, orang tua dan pihak medis lainnya seperti tim laboratorium.
(dari berbagai sumber)
[Disadur dari artikel dr. Mohammad Muchlis berjudul "Leukemia pada anak"]
Leukemia merupakan penyakit keganasan pada sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang. Untuk diketahui sumsum tulang (bone marrow) memproduksi tiga tipe sel darah diantaranya sel darah putih atau lekosit (berfungsi dalam sistim perlawanan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh) dan platelet atau trombosit (bagian kecil sel darah yang membantu dalam proses pembekuan darah).
Pada leukemia terjadi terjadi gangguan pengaturan sel lekosit, lekosit dalam darah diproduksi (berproliferasi) secara tidak teratur dan tidak terkendali mendesak sel-sel yang lain dan fungsinya pun menjadi abnormal. Lekosit abnormal tersebut keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah darah tepi. Akibatnya terjadi juga gangguan fungsi sel darah yang lain yang menimbulkan gejala klinis leukemia.
Leukemia paling banyak terjadi pada anak usia 2 – 5 tahun. Tetapi kanker ini bisa terjadi pada semua kelompok umur dengan kelompok terbesar adalah anak-anak dan orang tua di atas 50 tahun.
Pada dasarnya penyebab leukemia seperti kanker lainnya yaitu tidak jelas atau tidak diketahui. Para ahli mengidentifikasi beberapa faktor resiko yang memicu terjadinya penyakit ini.
Faktor risiko terjadi leukemia antara lain : faktor kelainan kromosom , zat kimia, paparan radiasi, faktor hormonal dan infeksi virus. Semua yang disampaikan para ahli tentang penyebab leukemia baru merupakan hipotesis atau dugaan. Penyebab pasti masih belum diketahui.
Tipe-Tipe Leukemia
Leukemia memiliki beberapa jenis yang berbeda-beda penggolongannya, didasarkan pada kecepatan munculnya gejala/tanda klinis dan jenis sel darah putih yang terlibat. Leukemia Akut : sel kankernya dan gejala klinisnya munculnya relatif cepat dan Leukemia Kronis dimana sel kankernya dan gejala/tanda klinis munculnya lama. 97 % leukemia pada anak merupakan leukemia akut, terdiri dari tipe Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dan Leukemia Mieloblastika Akut (LMA). Tipe LLA lebih sering kejadiannya dibanding LMA. Sisanya adalah Leukemia Kronik, terdiri dua jenis Leukemia Limfoblastik Kronik dan Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK).Beberapa gejala dan tanda leukemia pada anak-anak
Demam dan rentan terhadap infeksiKarena sel-sel darah putih yang abnormal, sel-sel darah putih tidak bisa melawan kuman yang masuk. Sel darah putih yang seharusnya bertugas melindungi atau melawan kuman yang masuk tidak bekerja. Akibatnya, anak-anak menjadi rentan terhadap infeksi dan sering mengalami demam. Demam dan infeksi adalah tanda awal dari leukemia.
Anemia
Anemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah merah, produksinya terganggu karena desakan sel lekosit yang abnormal. Hal ini menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang. Anemia ditandai dengan pucat, lemas atau lemah, mudah lelah dan bernapas cepat . Anak bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh.
Nyeri tulang dan persendian
Nyeri tulang bukan karena luka atau memar. Nyeri tulang pada anak-anak dengen leukemia biasanya semakin memburuk dari waktu ke waktu karena akumulasi dan desakan sel-sel darah putih yang abnormal.
Pembengkakan/pembesaran kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening (limfe) merupakan salah satu gejala awal yang sering diamati pada anak-anak dengan leukemia. Pembengkakan kelenjar dapat dilihat pada bagian dada, lipat paha, leher, dan ketiak. Kelenjar getah bening (limfe) yang bertugas menyaring darah bisa membengkak karena akumulasi sel darah putih abnormal (sel lekemia) yang berkumpul atau menumpuk.
Mudah berdarah dan memar
Anak-anak dengan leukemia mudah berdarah dan memar yang merupakan tanda dari jumlah zat pembekuan darah atau trombosit yang rendah. Ketika trombosit atau platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih abnormal, anak akan mudah mengalami pendarahan di jaringan kulit (ptekie, ekimosis) dan perdarahan lainnya spt mimisan atau gusi berdarah.
Nyeri perut dan pembesaran organ
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat berkumpul pada organ ginjal, hati, limfa dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
Pembesaran organ yang sering dijumpai dan dapat diperiksa langsung oleh seorang dokter adalah pembesaran hati dan limfa (hepato-splenomegali)
Kesulitan bernapas (dipsnea)
Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus dilakukan pertolongan medis segera.
Diagnosis Leukimia Pada Anak
Gejala klinis dan pemeriksaan darah lengkap dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis leukemia. Untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang (BMA) dilengkapi pemeriksaan radiografi, cairan serebrospinal melalui pungsi lumbal. Adakalanya butuh pemeriksaan lebih lanjut spt sitokimia, imunologi, sitogenetika dan biologi molekuler.Pada pemeriksaan awal darah lengkap didapati anemia (HB lebih rendah dari normal), kelainan jumlah hitung lekosit dan hitung trombosit yang turun (trombositopenia), sementara itu pada pemeriksaan sediaan hapus darah disapati gambaran sel Blas.
Ilustrasi pasien leukimia anak [image source: viralportal] |
Penanganan dan Pengobatan Leukemia
Penanganan kasus penyakit leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, pendarahan dan infeksi. Dilakukan pemberian transfusi darah/trombosit, pemberian antibiotika, obat anti jamur , pemberian nutrisi yang baik dan pendekatan aspek psikosoial.Untuk terapi spesifiknya, dilakukan kemoterapi dengan sitostatika, terapi radiasi ( sangat jarang sekali digunakan) dan transplantasi sumsum tulang.
Terapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara kemoterapi dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam sumsum tulang. Proses pengobatan selama 26 bulan dan terdiri dari beberapa fase : fase Induksi (6 minggu), fase Konsolidasi (4 minggu) dan sisanya fase Rumatan (Maintenance).
Kesembuhan pasien tidak hanya tergantung dengan pengobatan yang diberikan oleh pihak medis saja, melainkan adanya “good team work” antara dokter, pasien, orang tua dan pihak medis lainnya seperti tim laboratorium.
(dari berbagai sumber)
[Disadur dari artikel dr. Mohammad Muchlis berjudul "Leukemia pada anak"]
26 minggu pengobatannya ya. luarbiasa sekali bener-bener kerja kelompok ini
BalasHapusharus diperhatikan nih memar dan udah berdarah. siap tau tiba-tiba memar
BalasHapus