Tujuan Terapi Transfusi Thalassemia
Terapi tranfusi untuk thalasemia itu diterapkan tujuan utamanya untuk menekan dampak thalasemianya, seperti limpa membesar, jantung membesar dan melemah, liver membesar, tulang mengeropos, dan sebagainya.
Jadi jika ditranfusi rutin tapi nggak memadai menekan dampak thalasemianya, untuk apa? Untuk menyiksa si anak? Itu hal mendasar yang harus dipertimbangkan matang-matang oleh para dokter yang menangani thalasemia.
Saya jelaskan sekali lagi biar tegas, jika hanya ditranfusi ala kadarnya saja, tidak ada usaha untuk menekan dampak thalasemianya, untuk apa? Untuk menyiksa si anak? Berpuluh tahun ditranfusi rutin, tapi dampak thalasemianya tidak bisa ditekan. Untuk apa?
Kan kalau tambah darahnya kebanyakan juga, dampak tumpukan zat besinya berbahaya? Betul! Itupun berbahaya. Karena itulah dulu, sebelum pemerintah membantu thalasemia, kita umumnya bergerak hanya sebatas survival saja. Kini, pemerintah sudah dukung, obat kelasi zat besi sudah dibantu pemerintah, jadi apa lagi alasannya, untuk mengurangi jumlah darah yang ditranfusikan? Tegasnya saya mengatakan, apa untuk menyiksa si anakkah?
Pengetahuan untuk menekan dampak thalasemia dengan tranfusi, ilmunya sudah 30 tahun yang lalu. Masa sampai kini masih belum juga bisa diterapkan di indonesia?
Kita perlu berpikir optimal, bukan suatu yg maksimal, bukan suatu yg minimal. Karena kalau berpikir begitu, nggak akan pernah bisa menyelesaikan masalah yg dihadapi thalasemia.
Jadi jika hanya berpikir, oh nanti besinya numpuk banyak. Hanya itu saja yang dipikirkan, maka akan luput tujuan utama terapi tranfusi itu untuk apa sih?
Sebaliknya jika hanya berpikir menekan (supressi) produksi sel sel darah merahnya yg cacat, tanpa dipantau dampak tumpukan zat besinya, juga itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Jadi perlu optimasi. Dan petunjuk yang ada dari sekian lama pengalamanan para ahli medis yang perhatian sama thalasemia, bahwa mempertahankan hb awal sekitar 9-10, itu kondisi yg optimal. Lebih tinggi dari itu tidak optimal, lebih rendah dari itu juga tidak optimal.
Saya rasa sudah sangat gamblang sekali penyataan TIF itu bukan?
[Sumber: Facebook/Tien En, Thalasemia Indonesia]
Jadi jika ditranfusi rutin tapi nggak memadai menekan dampak thalasemianya, untuk apa? Untuk menyiksa si anak? Itu hal mendasar yang harus dipertimbangkan matang-matang oleh para dokter yang menangani thalasemia.
Saya jelaskan sekali lagi biar tegas, jika hanya ditranfusi ala kadarnya saja, tidak ada usaha untuk menekan dampak thalasemianya, untuk apa? Untuk menyiksa si anak? Berpuluh tahun ditranfusi rutin, tapi dampak thalasemianya tidak bisa ditekan. Untuk apa?
Kan kalau tambah darahnya kebanyakan juga, dampak tumpukan zat besinya berbahaya? Betul! Itupun berbahaya. Karena itulah dulu, sebelum pemerintah membantu thalasemia, kita umumnya bergerak hanya sebatas survival saja. Kini, pemerintah sudah dukung, obat kelasi zat besi sudah dibantu pemerintah, jadi apa lagi alasannya, untuk mengurangi jumlah darah yang ditranfusikan? Tegasnya saya mengatakan, apa untuk menyiksa si anakkah?
Pengetahuan untuk menekan dampak thalasemia dengan tranfusi, ilmunya sudah 30 tahun yang lalu. Masa sampai kini masih belum juga bisa diterapkan di indonesia?
Kita perlu berpikir optimal, bukan suatu yg maksimal, bukan suatu yg minimal. Karena kalau berpikir begitu, nggak akan pernah bisa menyelesaikan masalah yg dihadapi thalasemia.
Jadi jika hanya berpikir, oh nanti besinya numpuk banyak. Hanya itu saja yang dipikirkan, maka akan luput tujuan utama terapi tranfusi itu untuk apa sih?
Sebaliknya jika hanya berpikir menekan (supressi) produksi sel sel darah merahnya yg cacat, tanpa dipantau dampak tumpukan zat besinya, juga itu tidak akan menyelesaikan masalah.
imaga source: depoklik |
Jadi perlu optimasi. Dan petunjuk yang ada dari sekian lama pengalamanan para ahli medis yang perhatian sama thalasemia, bahwa mempertahankan hb awal sekitar 9-10, itu kondisi yg optimal. Lebih tinggi dari itu tidak optimal, lebih rendah dari itu juga tidak optimal.
Saya rasa sudah sangat gamblang sekali penyataan TIF itu bukan?
[Sumber: Facebook/Tien En, Thalasemia Indonesia]
sungguh sangat berguna atas manfaat dari dilakukannya therapi transfusi Thalassemia ini teh ya, gunanya signifikan untuk menyehatkan pembengkakan limpa dan jantung.
BalasHapussekalian follow blognya yah, terserah mau follow balik ataupun ngga, karena saya suka sajian blognya, bermanfaat banget seh