Tujuan Terapi Transfusi Thalassemia

terapi transfusi darah thalassemia

Terapi transfusi untuk thalassemia dirancang dengan tujuan utama untuk menekan dampak penyakit tersebut. Dampak yang sering muncul akibat thalassemia meliputi pembesaran limpa, pembesaran dan pelemahan jantung, pembesaran hati, kerapuhan tulang, dan berbagai komplikasi lainnya. Oleh karena itu, transfusi darah yang dilakukan harus mampu mengurangi dampak ini secara signifikan.

Namun, jika transfusi dilakukan secara rutin tetapi tidak memadai dalam menekan dampaknya, maka hal ini menimbulkan pertanyaan: untuk apa dilakukan? Apakah hanya untuk menambah penderitaan anak yang menjalani terapi? Hal ini seharusnya menjadi perhatian utama bagi para dokter yang menangani pasien thalassemia.

Penting untuk ditegaskan, jika transfusi dilakukan ala kadarnya tanpa upaya optimal untuk menekan dampak thalassemia, maka tujuan terapi tersebut tidak tercapai. Transfusi yang dilakukan selama bertahun-tahun tanpa hasil signifikan hanya akan menjadi beban tanpa manfaat yang nyata.

Memang benar, jika darah yang ditransfusikan terlalu banyak, maka risiko penumpukan zat besi dalam tubuh meningkat, yang juga berbahaya. Namun, kini pemerintah telah memberikan dukungan yang signifikan, termasuk bantuan obat kelasi zat besi untuk mengatasi masalah ini. Dengan adanya dukungan tersebut, tidak ada alasan untuk mengurangi volume darah yang ditransfusikan secara berlebihan sehingga mengabaikan tujuan utama terapi.

Pengetahuan mengenai terapi transfusi untuk menekan dampak thalassemia sudah dikenal sejak 30 tahun yang lalu. Namun, penerapan yang konsisten dan optimal di Indonesia masih menjadi tantangan hingga saat ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencapai keseimbangan yang optimal—bukan sekadar memaksimalkan atau meminimalkan terapi tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasien secara menyeluruh.

Jika perhatian hanya terfokus pada risiko penumpukan zat besi tanpa melihat tujuan utama terapi transfusi, maka upaya tersebut tidak akan efektif. Sebaliknya, jika hanya berfokus pada menekan produksi sel darah merah yang cacat tanpa memperhatikan dampak jangka panjang, masalah pun tetap tidak akan terselesaikan.

Oleh sebab itu, pendekatan yang optimal menjadi sangat penting. Berdasarkan pengalaman dan panduan dari para ahli medis yang telah lama meneliti thalassemia, menjaga kadar hemoglobin awal pasien di angka 9–10 g/dL merupakan kondisi yang optimal. Kadar hemoglobin yang lebih tinggi atau lebih rendah dari angka tersebut justru tidak efektif dalam mencapai tujuan terapi.

Pernyataan dari Thalassemia International Federation (TIF) ini sudah sangat jelas dan tegas, serta dapat dijadikan pedoman dalam menangani pasien thalassemia secara optimal.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

1 komentar untuk "Tujuan Terapi Transfusi Thalassemia"

  1. sungguh sangat berguna atas manfaat dari dilakukannya therapi transfusi Thalassemia ini teh ya, gunanya signifikan untuk menyehatkan pembengkakan limpa dan jantung.

    sekalian follow blognya yah, terserah mau follow balik ataupun ngga, karena saya suka sajian blognya, bermanfaat banget seh

    BalasHapus