Penyebab Kolik Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya

‘Dok, bayi saya seharian ini kok bolak balik menangis terus, diberi ASI tidak mau, sudah kami gendong dan menimangnya tetap saja bayi saya mengangis dalam waktu cukup lama. Tapi setelahnya itu, bayi bisa reda menangisnya dan bayi seperti biasa kembali , tampak sehat-sehat saja, tetap aktif dan ceria dan mau minum seperti biasanya. Tapi beberapa waktu kemudian kembali dia menangis dan rewel luar biasa seperti sebelumnya. Terus terang dok, ini membuat saya dan suami cemas. Ada apa sebenarnya dengan bayi saya ini. Belakangan kejadian seperti ini terjadi malam hari dan akhirnya membuat kami tidak bisa tidur. Kalaupun bayi reda tangisnya, tapi kami selalu saja khawatir, jangan-jangan kembali berulang’.

Demikian gambaran curhat seorang ibu pada dokternya tentang bayinya yang suka menangis berkepanjangan dan rewel luar biasa.

Seringkali seorang dokter anak dihubungi oleh ibu muda baik lewat telefon atau sms sehubungan dengan bayinya yang menangis berkepanjangan tanpa sebab semacam ilustrasi diatas tadi. Bayi tiba-tiba menangis keras seperti kesakitan, berlangsung lama, bisa terjadi pagi, siang atau malam, tapi terutama pada malam hari. Keadaan demikian tentu saja membuat panik keluarga, utamanya ibu. Sikap ibu yang panik adakalanya membuat bayi makin menjadi tidak nyaman. Kondisi yang demikian bisa jadi adalah kolik pada bayi atau kolik infantil.

Apa saja yang bisa menyebabkan bayi menangis berlebihan ?

Bayi menangis dapat disebabkan beberapa hal, antara lain : keadaan lapar/haus, keadaan tidak nyaman seperti basah karena mengompol/BAB. Keadaan tidak nyaman yang lain : udara yang terlalu panas atau dingin, cahaya yang terlampau terang menuju matanya atau gigi bayi yang baru mulai tumbuh.

Bayi dapat juga menangis karena mengalami kelelahan (terlalu lama dalam perjalanan), bayi yang ‘kesepian’ (merasa sendiri),mereka ingin diangkat/dipeluk sehingga merasa dekat dengan seseorang. Bayi menangis dapat juga karena merasa bosan terlalu lama ditaruh di kereta dorong atau tempat tidurnya sehingga butuh alat permainan atau orang di sekitarnya. Sebagian bayi lagi menangis karena tidak menyukai ruangan yang terlalu gelap atau mendengar suara bising atau ribut.

Tetapi seorang bayi yang menangis berlebihan dapat merupakan petunjuk bahwa bayi tsb menderita beberapa penyakit atau keadaan tertentu. Bayi yang menangis berlebihan dapat karena keadaan sebagai berikut : infeksi telinga tengah, infeksi saluran kemih, volvulus (usus berputar), invaginasi (satu bagian usus masuk menjepit bagian usus yang lain), hernia inkarserata/strangulata (kondor yg terjepit, tidak bisa masuk kembali), torsio testis (buah zakar yang melentir) dan akut abdomen (gawat perut). Pada penyebab seperti itu, biasanya ditemukan gejala atau tanda-tanda lain.

Selain dari keadaan yang diatas, bayi menangis dapat karena adanya gangguan saluran cerna, bayi yang lapar atau sebaliknya : bayi dengan pemberian minuman/makanan berlebihan , banyak menelan udara, kesalahan teknik menyusui atau pemberian susu botol serta bayi yang mengalami sembelit.
Bila tidak ditemukan penyebab-penyebab seperti diatas, maka bayi yang menangis berlebihan besar kemungkinan adalah kolik atau kolik infantil. Untuk memastikan bahwa kondisi tsb tidak disebabkan oleh penyebab organik, dokter yang memeriksa yang akan memastikannya.

Bagaimana lebih spesifiknya gejala bayi yang kolik ?

Dimulai dengan wajahnya yang memerah, mimik wajah yang terlihat aneh, kaki ditarik ke atas (lutut ditekuk ke arah dada), lalu diikuti menangis kuat dan panjang dalam waktu yang lama, bisa sampai beberapa jam. Tangis sukar dihentikan saat serangan terjadi. Serangan kolik ini biasanya terjadi pada bayi berumur beberapa minggu dan berakhir atau sembuh dalam waktu 3-4 bulan. Meski timbulnya kolik sering pada waktu malam, tetapi dapat juga terjadi pada waktu siang hari secara terputus putus. Di luar waktu serangan kolik, bayi tetap aktif, mau minum dan dapat tidur dengan nyenyak.

Per definisi kolik infantil adalah keadaan dimana bayi menangis terus menerus secara berlebihan lebih 3 jam sehari, paling sedikit 4 hari dalam seminggu, selama 3 minggu lebih. Kolik dikatakan terjadi pada sekitar 20 % bayi.

Apa penyebab kolik pada bayi ?

Sampai sekarang belum jelas benar penyebabnya. Ada yang mengkaitkan dengan belum matangnya fungsi sistim saluran cerna bayi, ada yang mengkaitkannya dengan gangguan saluran cerna bayi akibat mengejangnya otot dinding usus dan adanya udara dalam usus, sebagian lagi mengkaitkan dengan kemungkinan intoleransi laktosa atau alergi susu sapi. Ada juga yang mengatakan bahwa kolik adalah perwujudan dari tidak berhasilnya upaya anak dalam berkomunikasi dengan orang tuanya. Meski begitu, mekanisme spesifik penyebab kolik pada bayi belum diketahui pasti.

Bagaimana upaya orang tua untuk mencegah kolik ?

Walau belum diketahui secara jelas penyebabnya, beberapa hal dapat dilakukan untuk mengurangi anak terkena serangan kolik, misal dengan memastikan posisi mulut sudah pas waktu menetek atau minum susu, sehingga tidak banyak udara yang tertelan. Hal lain dengan membiasakan sendawa dengan benar sehingga tak ada udara yang masuk ke dalam usus. Sebelumnya, pastikan kebutuhan bayi terpenuhi, jangan sampai bayi terlalu lapar/haus dan harus menunggu lama untuk disusui.
Mengingat penyebab kolik infantil dapat dikarenakan alergi susu sapi, maka ibu disarankan untuk tidak mengkonsumsi susu sapi. Bila kondisi anak membaik maka diet bebas susu sapi dilanjutkan sampai beberapa minggu ke depan.

Pada bayi yang minum susu formula, perlu diperhatikan tehnik pemberian susunya apakah sudah betul. Pastikan pengenceran susu sudah sesuai dengan rekomendasi pabrik, susu yang encer membuat bayi cepat lapar, sedangkan susu yang pekat dapat menimbulkan diare dan kembung. Perhatikan juga kecukupan susu yang dikonsumsi bayi (bayi minum sedikitnya 150 cc/kgBB dalam 24 jam). Hal lain yang harus diperhatikan pula ; apakah dot yang dipakai sudah cocok untuk mulut bayi, lobang dot apakah sudah cukup lebar untuk mengalirkan susu. Lobang yang terlalu sempit mebuat bayi terlihat seperti ‘rakus’ menghisap , tetapi justru membuat udara banyak yang tertelan.

Apa yang orang tua bisa lakukan untuk menenangkan bayinya yang mendapat serangan kolik ?

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menenangkan bayi yang mengalami serangan kolik, tiap anak bisa saja berbeda penanganannya.
  • Gendong bayi sambil mengelus-elus punggungnya, agar bayi bersendawa.
  • Gendong sambil diayun perlahan sehingga bayi merasa aman dan nyaman sambil berjalan di sekeliling ruangan.
  • Gendong bayi dengan posisi tegak, sehingga dapat membantu pengeluaran gas yang berlebih.
  • Dekapkan bayi ke dada agar bayi merasa hangat.
  • Peluklah sang bayi sehingga ia merasa nyaman dan nikmati kontak kulit ke kulit.
  • Jika kulitnya agak dingin, kenakan sarung tangan, kaus kaki dan selimut untuk menghangatkan badan.
  • Bersikaplah tenang, kepanikan orang tua dapat dirasakan oleh bayi juga dan membuatnya semakin rewel. Istri dan suami dapat berkerjasama untuk secara bergantian menenangkan bayi yang sedang kolik. Bila orang tua sudah lelah, letakkan sementara bayi di tempat aman yang dapat diawasi. Menenangkan bayi dengan perasaan tertekan dan lelah berlebihan bukanlah hal yang baik.

Cara-cara lain : mengayun bayi di buaiannya, mengusap lembut perut bayi, meletakkan bayi di pangkuan sambil memijat punggungnya dengan lembut, menaruh botol hangat di perutnya, memandikan bayi dengan air hangat, memperdengarkan lagu spt lagu nina bobo atau memutar CD musik bayi/anak, membawa bayi ke ruangan yang lebih redup dan bersuasana tenang.


Hal-hal apa yang harus diwaspadai bila kolik pada bayi, bukan ‘kolik yang biasa’ ?

Harus dipikirkan untuk membawa ke dokter bila anak menangis mencerminkan rasa sakit (melengking atau tangis yg melemah). Hal-hal lain harus diwaspadai bila :
  • Bila pertumbuhan berat badan bayi terhambat.
  • Gejala kolik dibarengi dengan demam, muntah, diare, ada darah pada tinja atau keadaan bayi yang lemah.
  • Orang tua tidak yakin bayinya mengalami kolik infantil.

Bila dijumpai keadaan-keadaan yang harus diwaspadai itu, orang tua diminta membawa anaknya untuk diperiksa lebih lanjut. Dokter pemeriksa akan memastikan tidak ada penyebab organik yang menjadi penyebabnya, adakalanya dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan radiologi seperti USG. Bila ternyata dicurigai penyebab bedah dan pertu ditangani dengan tindakan bedah segera, bayi akan ditangani bersama oleh dokter bedah anak, dokter anak dan ahli lain yang dibutuhkan.

[Disadur dari artikel berjudul "Kolik pada bayi yang membuat ortu ikut kolik" yang ditulis oleh dr. Mohammad Muchlis SpA]

Posting Komentar untuk "Penyebab Kolik Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya"