Perlukah Tranfusi dengan Penghangat Darah?
Penghangatan darah merupakan praktik yang muncul dari kebutuhan yang saling bertentangan. Dari sisi keamanan dan pelestarian, darah perlu didinginkan selama penyimpanan dan pengiriman, hingga saat darah tersebut siap ditransfusikan. Namun, dalam kasus darurat yang membutuhkan transfusi cepat (massive transfusion), penurunan suhu tubuh atau hipotermia bisa terjadi, yang juga berbahaya. Oleh karena itu, darah yang dingin perlu dihangatkan sebelum ditransfusikan dengan kecepatan tinggi.
Meski demikian, penghangatan darah membawa risiko tersendiri dan tidak boleh dilakukan tanpa indikasi klinis yang jelas.
Metode Penghangatan Darah
Sistem penghangat yang umum digunakan saat ini adalah metode 'in-line'. Namun, sebagian besar alat yang tersedia tidak cukup memadai untuk mendukung proses transfusi cepat (massive transfusion).
Pada transfusi darah yang tidak terlalu cepat, penghangatan darah jarang diperlukan, bahkan pada pasien dengan reaksi 'autoagglutinins dingin'. Tidak ada bukti bahwa penghangatan darah bermanfaat bagi pasien yang ditransfusikan dengan kecepatan lambat. Pada tingkat transfusi lebih dari 50 mL/menit (3 liter/jam), darah yang dingin dapat berkontribusi pada gagal jantung. Oleh karena itu, menjaga pasien tetap hangat lebih penting daripada menghangatkan darah.
Kapan Penghangatan Darah Diperlukan?
Penghangatan darah diperlukan saat transfusi dilakukan dengan kecepatan sangat cepat (massive transfusion), yaitu:
- Dewasa: lebih dari 50 mL/kg/jam
- Anak-anak: lebih dari 15 mL/kg/jam
Sementara itu, transfusi darah merah biasanya dilakukan dengan kecepatan 2-5 mL/kg/jam.
Cara yang Tepat untuk Menghangatkan Darah
Jika penghangatan darah diperlukan, darah tidak boleh dipanaskan menggunakan air panas, microwave, atau radiator penghangat. Pemanas yang tidak terkontrol dapat merusak sel darah merah dan transfusi dengan darah yang rusak (hemolisis) dapat menyebabkan reaksi transfusi yang parah.
Proses Penyimpanan dan Transportasi Darah
Sel darah merah disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2-6 derajat Celsius, dan selama proses transportasi dari bank darah ke rumah sakit, darah disimpan dalam box pendingin pada suhu 2-10 derajat Celsius.
Darah yang sudah dikeluarkan dari lemari pendingin harus segera ditransfusikan dalam waktu 30 menit setelah keluar dari pendingin dan selesai ditransfusikan dalam waktu kurang dari 4 jam. Jika lebih dari 4 jam, transfusi sebaiknya dihentikan dan sisa darah tidak digunakan lagi.
Sumber:
- Iserson KV, Huestis DW. Blood warming: current applications and techniques. Transfusion. 1991 Jul-Aug;31(6):558-71.
- Clinical Transfusion Practice, WHO
- Artikel ini disadur dari postingan Facebook/Tien En, Thalasemia Indonesia
Posting Komentar untuk "Perlukah Tranfusi dengan Penghangat Darah?"