Virus Zika: Musuh Lama yang Muncul Kembali

Virus Zika

Para ahli terkejut ketika pemerintah Brasil mengumumkan pada akhir tahun 2015 adanya lonjakan drastis kasus mikrosefali pada bayi baru lahir. Mikrosefali adalah kelainan kongenital yang ditandai dengan gangguan perkembangan otak, sehingga kepala bayi terlihat lebih kecil. Pada saat yang sama, ditemukan pula penyebaran virus Zika. Muncul dugaan kuat (yang saat ini masih diselidiki) bahwa infeksi virus Zika pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi. Selain itu, virus Zika kini juga dikaitkan dengan kejadian Guillain-Barré Syndrome (GBS), penyakit autoimun.

Sebenarnya, virus Zika bukanlah virus baru. Ditemukan pertama kali di Uganda pada tahun 1947, virus ini sudah beberapa kali menyebabkan wabah di berbagai negara. Secara taksonomi, virus Zika masih satu keluarga dengan virus Dengue, penyebab demam berdarah. Gejalanya mirip, seperti demam, nyeri otot, nyeri sendi, dan muncul bintik-bintik merah di kulit. Keduanya juga ditularkan oleh perantara yang sama, yaitu gigitan nyamuk Aedes. Secara klinis, keduanya sulit dibedakan. Indonesia sebagai negara dengan endemis demam berdarah, secara teori, sangat rentan terhadap penyebaran virus Zika.

Virus Zika pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1977-1978 di Jawa Tengah, dengan tujuh orang terinfeksi. Setelah lama tidak terdengar, virus Zika muncul kembali pada tahun 2013, ketika seorang turis Australia dinyatakan positif setelah mengunjungi Jakarta. Pada Mei 2015, seorang turis Australia lainnya terinfeksi setelah digigit monyet di Bali. Yang terbaru, pada November 2015, lembaga biologi molekuler Eijkman melaporkan satu kasus infeksi virus Zika di Jambi.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada langkah pencegahan spesifik untuk mencegah penularan virus Zika. Vaksin untuk virus ini belum tersedia, dan pengembangan vaksin diperkirakan membutuhkan waktu 5-10 tahun. Yang dapat dilakukan adalah menjaga pola hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari gigitan nyamuk Aedes.

Sebagian besar infeksi virus Zika sebenarnya bersifat ringan, dan pengobatannya bersifat suportif, seperti pada demam berdarah. Namun, beberapa kasus dapat berujung fatal dan menyebabkan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa saat ini virus Zika telah menyebar ke berbagai negara dan benua. Oleh karena itu, kita perlu bersiap dan meningkatkan kewaspadaan, karena virus ini bisa muncul kembali kapan saja.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Virus Zika: Musuh Lama yang Muncul Kembali"