Perbedaan Campak Dengan Roseola

Apa sih bedanya Campak atau Roseola?

Beberapa orang tua datang memeriksakan anaknya dengan riwayat demam, dan ruam kemerahan di tubuh, orang tua pun bertanya, apakah ini campak?

Seringkali ada kasus yang diduga sebagai campak, tapi ternyata adalah roseola. Ya, karena itu sebaiknya orang tua juga jangan sampai salah memahami penyakit ini, akhirnya beranggapan, sudah di imunisasi campak pun masih terkena. Roseola infantum, adalah infeksi virus yang umumnya menyerang anak usia 7-13 bulan, dan 90 persen kasus roseola terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun. Penyebab roseola adalah human herpes virus (HHV) type 6.

Gejala roseola diawali dengan demam tinggi, yang berlangsung sekitar 3—7 hari. Anak bisa tampak rewel dan nafsu makannya menurun. Sebagian anak tampak dengan gejala batuk pilek, atau pembesaran kelenjar di leher, mirip dengan kondisi selesma biasa. Setelah fase demam ini terlewati, biasanya anak sudah mulai tampak sehat dan normal kembali. Demam pada roseola turun dengan tiba-tiba. Nah, saat inilah seketika muncul ruam berwarna pink kemerahan di dada, dan menyebar ke seluruh tubuh. Sebagian orang tua lalu berpikir, inilah campak... padahal bukan.

Anamnesis mengenai riwayat demam, bisa cukup menjelaskan apakah ini roseola atau campak. Pada roseola, ruam kemerahan mulai muncul tepat saat demam sudah turun, anak pun tampak sehat, normal. Pengobatan roseola hanya untuk meredakan gejalanya, yaitu saat anak mengalami demam, perbanyak minum untuk menghindari dehidrasi.

Sementara pada campak, gejala awalnya bisa berupa demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan mata bisa menjadi merah dan berair. Setelah beberapa hari, ruam merah-kecoklatan muncul dan menyebar ke seluruh tubuh, yang bisa berlangsung sekitar 5 hari. Anak tetap terlihat sakit ketika ruam ini muncul, dan masih disertai demam. Pada campak juga bisa ditemukan koplik spot, yaitu titik kecil yang ada di dalam rongga mulut, di bagian pipi yang berwarna kemerahan dengan warna biru-putih ditengahnya.


Seperti halnya roseola, tidak ada pengobatan spesifik untuk campak. Pasien harus istirahat untuk memulihkan kondisi, banyak minum, dan pereda nyeri boleh diberikan supaya lebih nyaman. Namun, pada sebagian kasus campak, sekitar sepertiganya, bisa terjadi komplikasi; pneumonia (infeksi paru-paru), infeksi telinga, diare, dan ensefalitis (radang otak). Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah juga bisa terkena pneumonia berat. Gejala campak akan membaik seperti urutannya ketika muncul, yaitu ruamnya mulai menghilang, lalu demam, dan juga gejala lain mulai membaik, saat inilah pasien merasa lebih sehat.

Semoga bisa lebih jelas ya perbedaan antara campak dan roseola. Lakukan imunisasi campak di usia 9 bulan, ulangan di usia 2 tahun dan 6 tahun, penting sebagai upaya pencegahan dari penyakit campak yang bisa terjadi komplikasi berat.

Demikianlah artikel perbedaan campak dengan reseola. Semoga bermanfaat.
Oleh: dr. Agung Zentyo Wibowo | facebook.com/azwibowo

Posting Komentar untuk "Perbedaan Campak Dengan Roseola"