Cegah Risiko Serius, Ini 5 Skrining Penting untuk Bayi Prematur
Bayi yang lahir prematur memiliki kondisi tubuh yang berbeda dibandingkan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan oleh organ-organ mereka yang belum sepenuhnya matang sehingga memerlukan perhatian ekstra, termasuk dalam hal skrining kesehatan. Skrining sangat penting untuk mendeteksi berbagai risiko kesehatan sejak dini, seperti gangguan penglihatan, pendengaran, hingga kondisi organ vital lainnya. Dengan melakukan skrining tepat waktu, orang tua dapat membantu memastikan tumbuh kembang bayi prematur berjalan optimal, sekaligus mencegah komplikasi serius yang bisa terjadi di masa depan. Berikut adalah 5 skrining wajib yang harus dilakukan pada bayi prematur:
1. Skrining ROP (Retinopathy of Prematurity)
Skrining ini bertujuan memeriksa kesehatan mata bayi prematur dan bersifat WAJIB. Jika terlambat dilakukan, risiko kebutaan dapat meningkat. Pemeriksaan ROP tidak cukup dilakukan sekali, tetapi harus diulang hingga bayi mencapai usia post-menstrual sekitar 50 minggu. Skrining dapat dilakukan saat bayi masih dirawat di rumah sakit oleh dokter spesialis mata.
2. Skrining Pendengaran
Pemeriksaan pendengaran, seperti tes OAE (Otoacoustic Emissions), juga WAJIB dilakukan sebelum bayi keluar dari rumah sakit. Jika diperlukan, pemeriksaan lanjutan seperti BERA wajib dilakukan, terutama jika ada indikasi gangguan. Skrining ini dilakukan oleh dokter spesialis THT.
3. Skrining Jantung
Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung bawaan (PJB). Oleh karena itu, skrining Echo Jantung sangat penting dilakukan. Beberapa PJB bisa membaik sendiri, tetapi ada juga yang membutuhkan pemantauan lebih lanjut atau tindakan medis. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter spesialis anak subspesialis jantung atau dokter spesialis jantung subspesialis jantung anak.
4. Skrining Kepala
Bayi prematur rentan terhadap pendarahan otak akibat guncangan. Karena itu, mereka harus ditangani dengan sangat hati-hati. USG kepala dapat dilakukan sesuai indikasi untuk memeriksa adanya pendarahan atau kondisi lain. Jika terdapat gangguan tumbuh kembang, dokter dapat mempertimbangkan pemeriksaan lebih lanjut seperti MRI kepala, juga sesuai indikasi.
5. Pemeriksaan Sistem Pernapasan dan Saluran Cerna
Rontgen biasanya menjadi prosedur standar di rumah sakit untuk memantau paru-paru bayi prematur yang belum matang. Kondisi seperti Hyaline Membrane Disease/Infant Respiratory Distress Syndrome dapat didiagnosis melalui rontgen dada. Selain itu, masalah serius pada sistem pencernaan seperti Necrotizing Enterocolitis (NEC) juga bisa terdeteksi lewat pemeriksaan ini.
Pentingnya Kesadaran Orang Tua dan Tenaga Medis
Diharapkan setiap dokter dan tenaga kesehatan dapat menyarankan skrining ini kepada orang tua bayi prematur. Orang tua juga tidak perlu ragu untuk bertanya atau meminta jadwal pemeriksaan yang diperlukan.
Mari sebarkan informasi ini agar lebih banyak dokter dan orang tua memahami pentingnya skrining bagi bayi prematur.
Semoga artikel ini bermanfaat!
Sumber tulisan: Facebook dr. Agung Zentyo Wibowo.
Posting Komentar untuk "Cegah Risiko Serius, Ini 5 Skrining Penting untuk Bayi Prematur"