Nyeri Perut Pada Anak, Apakah Berbahaya?
Ilustrasi nyeri perut pada anak |
Salah satu keluhan yang cukup sering ditemui saat anak sakit adalah nyeri perut. Lokasinya bisa beragam. Ada beberapa penyebab dari nyeri perut, bisa karena masalah susah buang air besar, adanya infeksi, terkait dengan makanan, dan sebab khusus lainnya yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Ada juga nyeri perut yang memang sulit diketahui penyebabnya meski sudah dilakukan beberapa pemeriksaan. Biasanya dokter menunggu beberapa waktu sambil mengamati perkembangan tanda dan gejalanya.
Nyeri perut bisa datang dengan mendadak, atau secara bertahap. Anak juga bisa mengalami gejala seperti muntah, diare, atau demam. Gejala-gejala ini bisa berkaitan dengan nyeri perut. Pemeriksaan lanjutan yang bisa jadi diperlukan misalnya tes darah, urine, feses, rontgen, dan USG jika diperlukan. Dokter akan menanyakan riwayat penyakitnya dan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu sebelum menyarankan perlunya pemeriksaan penunjang.
Saat dirumah orang tua bisa tetap memberikan minum bagi anak. Minum adalah salah satu yang terpenting, untuk mencegah dehidrasi. Untuk makanan, pilihlah makanan yang disukai oleh anak, misal nasi, pisang, atau roti. Anak memang menjadi lebih pemilih dan lebih susah makan saat sedang sakit. Saat sudah lebih sehat, nafsu makan ini akan kembali membaik.
Selain itu pastikan anak memiliki jadwal ke toilet yang rutin. Buang air besar terkadang bisa meringankan nyeri perut. Saat sedang kesakitan, orang tua bisa sedikit menggosok lembut perut anak, dan mengalihkan perhatiannya dengan hal yang menarik. Parasetamol boleh saja diberikan jika nyeri perut sangat mengganggu. Pastikan aturan minumnya dan dosis yang sesuai dengan berat badan anak.
Apakah setiap nyeri perut sebuah tanda berbahaya? Pada sebagian besar kasus nyeri perut, akan membaik dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan khusus. Sebabnya pun bisa tidak diketahui dengan pasti. Tapi jika muncul tanda dan gejala lain yang lebih mengarah ke kondisi penyakit tertentu, pengobatan yang spesifik bisa diberikan. Jika di pemeriksaan awal belum diketahui, kontrol kembali ke dokter jika ada tanda dan gejala lain yang ditemukan.
Ada sebagian anak yang memiliki riwayat nyeri perut berulang, ini sering membuat orang tua menjadi cemas. Sebagian kasus tetap tidak ditemukan adanya sebab khusus, pengaruh dari psikis dan stres juga bisa memicu munculnya nyeri perut. Coba perhatikan kondisi lingkungan anak, di rumah, tempat bermain atau sekolah, adakah masalah khusus dengan lingkungan/temannya? Ini bisa menjadi salah satu pemicu.
Tanda waspada nyeri perut pada anak adalah jika:
- Nyeri perut yang terus-menerus selama 24 jam.
- Nyeri yang sangat berat, meskipun sudah diberikan obat pereda nyeri (misal parasetamol)
- Nyeri yang muncul secara konsisten dan berulang.
- Anak tampak tidak mau bergerak/tidak aktif.
- Demam yang tinggi, lebih dari 38,5.
- Tampak pucat, berkeringat, lemas, dan tampak sakit berat.
- Anak sama sekali tidak mau minum.
- Muntah berulang dalam 24 jam, dan tidak ada cairan yang masuk. Muntah berwarna hijau.
- Ada darah pada muntahan atau saat BAB.
- BAK yang lebih sedikit dari biasanya.
- Nyeri pada daerah lipatan paha.
- Ruam pada kulit yang nyeri.
- Mengalami trauma/benturan, misal jatuh dari sepeda.
- Atau ada hal lain yang dirasa mengkhawatirkan oleh orang tua.
Secara umum, nyeri perut pada anak pada sebagian besar kasus akan membaik dengan sendirinya. Penyebab nyeri perut bisa saja tidak diketahui dengan pasti, dan baru bisa lebih tampak jelas seiring dengan waktu. Bawa periksa anak jika ada tanda dan gejala nyeri perut yang harus diwaspadai, atau anak tampak sakit berat.
Sumber: The Royal Children’s Hospital Melbourne
Sumber: dr. Agung ZW
Posting Komentar untuk "Nyeri Perut Pada Anak, Apakah Berbahaya?"