Benarkah Perawat dan Dokter Tidak Menghargai Pasien BPJS Kesehatan?
Sering kali kita mendengar keluhan tentang pelayanan yang tidak menyenangkan, terutama dari pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan. Beberapa orang mengeluh bahwa perawat atau dokter yang melayani pasien BPJS Kesehatan tampak jutek, tidak ramah, dan tidak menunjukkan senyum atau perhatian. Bahkan ada yang merasa bahwa pelayanan yang diberikan hanya seadanya, seolah-olah tidak ikhlas. Berikut ini adalah kutipan lengkap keluhan dari seorang pasien:
"Walaupun memiliki kartu BPJS Kesehatan tapi kalau melihat ekspresi perawat-perawat melayani pasien BPJS, hmmm jutek-jutek. Makanya gak pernah pake kemarin saja anakku operasi usus buntu tidak berani pakai BPJS tuh, takut... Yah, hanya sekedar buat cadangan darurat saja kalau dah mentok. Mudah-mudahan jangan sampai kepake deh.. Padahal kalau tuh perawat pada mikir itu BPJS bukan gratis."
Tanggapan:
Pernahkah Anda merasakan pelayanan yang kurang ramah di tempat lain, misalnya saat mengunjungi rumah makan, toko, minimarket, bengkel, atau kantor pemerintah untuk mengurus surat-surat seperti KTP atau SIM? Saya sendiri sering merasakannya. Kadang pelayanan yang saya terima memuaskan, tapi di kesempatan lain, saya juga pernah merasa kecewa. Hal ini bisa terjadi di mana saja dan pada siapa saja, bahkan di tempat yang seharusnya memberikan pelayanan terbaik sekalipun.
Pelayanan di institusi kesehatan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pelayanan publik lainnya. Tentu saja, ada banyak pengalaman positif, di mana pasien merasa puas dan diperlakukan dengan baik. Namun, tak jarang juga ada pengalaman buruk, di mana pelayanan terasa kurang memadai dan mengecewakan. Ini adalah hal yang wajar dan bisa terjadi di semua sektor pelayanan.
Yang menjadi perhatian adalah bagaimana kita memandang pelayanan di era JKN-KIS BPJS Kesehatan seperti sekarang ini. Banyak pasien yang merasa lebih sensitif terhadap pelayanan yang mereka terima. Bahkan, ketika seorang perawat atau dokter terlihat kurang ramah atau jutek, hal ini bisa menjadi bahan keluhan di media sosial. Terlebih lagi, seringkali keluhan tersebut diasosiasikan dengan anggapan bahwa petugas kesehatan meremehkan status pasien sebagai peserta BPJS.
Namun, masalah ini sebenarnya lebih sederhana. Ketika seorang perawat atau dokter tampak jutek, itu bisa jadi bukan masalah dengan sistem kesehatan atau BPJS, melainkan masalah pribadi dari orang tersebut. Sama seperti kita semua, siapa pun bisa mengalami hari buruk atau merasa lelah, yang membuat mereka tidak selalu tampil dengan senyum atau sikap yang ramah. Hal ini juga berlaku di banyak sektor lainnya, seperti pelayan rumah makan yang terlihat jutek, montir bengkel yang kurang ramah, atau pegawai kantor pemerintah yang tidak bersikap baik. Ini adalah masalah yang bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja.
Baik pasien BPJS maupun pasien umum, jika berhadapan dengan orang yang sedang tidak ramah, mereka akan mengalami pengalaman yang sama. Jadi, alih-alih menganggap semua kejadian buruk tersebut sebagai diskriminasi terhadap peserta BPJS, mungkin kita perlu sedikit lebih bijak dalam memahami bahwa pelayanan buruk tidak selalu terkait dengan status kita sebagai peserta JKN-KIS.
Yang penting, kita semua tetap bisa menjaga sikap dan saling menghargai. Petugas kesehatan yang ramah dan profesional tentu sangat kita harapkan, namun kita juga harus paham bahwa setiap orang memiliki hari yang buruk. Dalam hal ini, lebih baik fokus pada solusi dan tetap menghargai upaya yang telah dilakukan oleh para tenaga medis.
Demikianlah artikel benarkah perawat dan dokter tidak menghargai pasien BPJS Kesehatan. Anda dapat mengunjungi blog Pasien Sehat untuk melihat artikel kami lainnya.
Posting Komentar untuk "Benarkah Perawat dan Dokter Tidak Menghargai Pasien BPJS Kesehatan?"