Perbedaan Pelayanan Kesehatan di Poliklinik dan IGD, Ketahui Sebelum Pergi Berobat

Pernahkah Anda mendengar komentar seperti ini?

"Kenapa saya tidak dilayani dulu, padahal sudah pakai BPJS?"
"Harusnya rumah sakit mengutamakan pelayanan, bukan prosedur."
"Sudah pakai BPJS, kenapa diminta bayar di IGD?"

Mungkin Anda pernah mengalami hal serupa. Kejadian seperti ini sering terjadi karena masih banyak orang yang belum memahami prosedur pelayanan di Poliklinik dan IGD. Padahal, sebagai pasien BPJS, kita perlu tahu perbedaan pelayanan kesehatan antara kedua tempat ini. Kapan waktu yang tepat untuk pergi ke poliklinik? Kapan harus langsung ke IGD?

Mengetahui perbedaan pelayanan di poliklinik dan IGD (Instalasi Gawat Darurat) sangat penting bagi pasien BPJS, karena hal ini berkaitan dengan pertanggungan biaya. Pasien IGD adalah mereka yang membutuhkan penanganan segera, sementara pasien poliklinik biasanya mendaftar dengan sistem antrean. Jika pasien yang seharusnya pergi ke poliklinik malah datang ke IGD, bisa jadi biaya pengobatan mereka tidak akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Sebelumnya, mari kita kenali terlebih dahulu bahwa BPJS Kesehatan menyelenggarakan program JKN-KIS yang memberikan perlindungan kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap, dengan prinsip gotong royong dan nirlaba. Dana yang terkumpul digunakan sepenuhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.

Perbedaan Pasien Darurat dan Pasien Elektif

Layanan medis bagi pasien sebenarnya didasarkan pada kondisi medis mereka. Berdasarkan tingkat kesegeraan penanganannya, pasien dibagi menjadi dua kategori: pasien darurat dan pasien elektif. Pasien darurat adalah mereka yang menderita penyakit atau cedera yang jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kecacatan permanen atau bahkan mengancam nyawa. Sementara pasien elektif adalah mereka yang kondisinya bisa ditunda, seperti pemeriksaan fisik umum.

Pasien darurat perlu segera mendapatkan perawatan, baik rawat jalan maupun rawat inap. Sedangkan pasien elektif dilayani berdasarkan antrean, di mana pasien yang datang lebih awal akan dilayani lebih dahulu. Untuk mendapatkan layanan di poliklinik, pasien elektif harus mendaftar terlebih dahulu, dengan syarat tertentu. Pasien yang membayar secara tunai tentunya memiliki persyaratan berbeda dibandingkan dengan pasien yang menggunakan asuransi kesehatan, seperti BPJS. Pasien BPJS Kesehatan juga harus membawa surat rujukan sebagai salah satu syarat pendaftaran di Poliklinik rumah sakit.

Perbedaan Layanan di Poliklinik dan IGD

Lalu, di bagian rumah sakit manakah pasien darurat dan elektif dilayani? Sederhananya, pasien darurat akan ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD), sedangkan pasien elektif akan dilayani di Instalasi Rawat Jalan (IRJ), yang biasanya terdiri dari berbagai poliklinik dengan dokter spesialis. Untuk lebih memahaminya, mari kita bahas lebih dalam mengenai layanan di IGD dan Poliklinik.

Di beberapa rumah sakit, IGD juga dikenal dengan nama Unit Gawat Darurat (UGD). Seperti yang sudah disebutkan, IGD adalah tempat untuk melayani pasien yang membutuhkan penanganan segera. Jika tidak segera ditangani, kondisi pasien bisa berisiko menyebabkan kecacatan permanen atau bahkan mengancam nyawa. Oleh karena itu, pasien yang mengalami kecelakaan, bencana, atau kondisi darurat lainnya biasanya langsung dibawa ke IGD.

Setiap pasien yang masuk IGD akan melalui proses triase (penilaian prioritas). Triase ini dilakukan untuk mengelompokkan pasien berdasarkan tingkat keparahan kasus, harapan hidup, dan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dengan penanganan medis. Mengapa triase penting? Karena layanan IGD harus efisien dan efektif, sehingga dokter dan tenaga medis dapat menyelamatkan pasien sebanyak mungkin dalam waktu secepat mungkin.

Sistem Kerja Triase di IGD

Pasien IGD akan dikelompokkan berdasarkan tingkat keseriusan kondisinya, dengan kode warna merah, kuning, hijau, dan hitam.

  • Merah: Pasien yang membutuhkan penanganan darurat segera, seperti kecelakaan parah, stroke, atau gagal napas.
  • Kuning: Pasien yang kondisinya dapat ditunda, seperti luka ringan atau radang usus buntu.
  • Hijau: Pasien yang kondisinya tidak mengancam nyawa dan bisa ditunda, seperti demam ringan atau memar.
  • Hitam: Pasien yang kondisinya sangat parah, dan meskipun dilakukan tindakan medis, harapan hidupnya sangat tipis.

Misalnya, pasien dengan triase merah adalah mereka yang mengalami kecelakaan parah, stroke, atau perdarahan otak. Sedangkan pasien dengan triase hijau mungkin hanya mengalami cedera ringan, seperti memar atau luka kecil. Terkadang, ada kesalahpahaman dari keluarga pasien ketika mereka melihat pasien dengan kondisi lebih ringan didahulukan penanganannya. Padahal, kondisi pasien yang lebih parah membutuhkan penanganan segera dan lebih prioritaskan.

Layanan di Poliklinik Menggunakan Sistem Antrean

Bagaimana dengan layanan di poliklinik? Pasien yang datang ke poliklinik umumnya datang dengan keluhan yang bisa ditunda atau penyakit berulang, seperti pemeriksaan kesehatan rutin atau konsultasi dokter spesialis. Poliklinik terdiri dari layanan dokter umum dan dokter spesialis seperti dokter anak, penyakit dalam, THT, kulit dan kelamin, serta lainnya.

Karena sifatnya elektif dan tidak darurat, layanan di poliklinik biasanya menggunakan sistem antrean. Pasien yang datang lebih awal akan dilayani terlebih dahulu. Semakin banyak pasien yang datang, semakin lama waktu tunggu yang dibutuhkan.

Sebagai pasien, kita tentu bisa merasakan apakah kondisi kita sudah cukup serius atau tidak. Namun, keputusan apakah itu darurat atau tidak akan ditentukan oleh dokter berdasarkan pemeriksaan medis. Jika kondisi pasien memang darurat, dokter IGD akan segera memberikan penanganan. Sedangkan jika kondisi tersebut tidak termasuk kategori darurat, pasien akan dirujuk ke poliklinik untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami perbedaan layanan di poliklinik dan IGD, serta bagaimana prosedur BPJS Kesehatan bekerja di kedua tempat tersebut.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Perbedaan Pelayanan Kesehatan di Poliklinik dan IGD, Ketahui Sebelum Pergi Berobat"