Apakah Anda Merasa Bersalah Jika Hidup dengan Penyakit Kronis?

"Maaf, aku tidak bisa."

Kalimat ini terucap, dan seketika hati Anda diselimuti rasa bersalah.

Meskipun itu adalah keputusan yang benar, bayangan rasa bersalah terus menghantui pikiran Anda. Anda merasa mereka tidak akan mengerti, hubungan tidak akan pernah sama lagi, dan apa pun yang Anda lakukan akan dianggap sebagai bentuk kekecewaan.

Kira-kira seperti itulah suara di dalam kepala Anda berbicara.

Sayangnya, banyak orang dengan penyakit kronis—seperti lupus, myasthenia gravis, atau penyakit autoimun lainnya—mengalami pikiran dan perasaan serupa. Rasa bersalah itu muncul seperti kekecewaan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, seolah-olah Anda telah gagal memenuhi ekspektasi mereka.

Misalnya, tidak bisa menghadiri kumpul keluarga saat liburan tidak hanya menimbulkan rasa bersalah karena mengecewakan orang lain, tetapi juga rasa cemburu terhadap kehidupan Anda yang dulu. Ada hari-hari ketika Anda bahkan tidak sanggup bangun dari tempat tidur.

Sebagian besar dari kita yang hidup dengan penyakit kronis juga merasa menjadi beban bagi keluarga dan teman-teman.

Saya masih ingat hari ketika penyakit saya kambuh parah, hingga saya tidak mampu melakukan apa pun sendiri. Sebagai seseorang yang terbiasa mandiri, ini adalah pengalaman yang sangat sulit. Bergantung pada orang lain bukanlah sesuatu yang saya inginkan.

Kadang-kadang, rasanya penyakit ini seperti bagian dari identitas Anda. Setiap hari, Anda berjuang melawan tubuh Anda sendiri. Namun, ada saat-saat ketika Anda merasa kalah, terutama saat rasa bersalah itu datang.

Kita semua tahu bahwa mengelola penyakit kronis bukanlah hal yang mudah. Namun, perasaan bersalah karena mengecewakan orang lain sering kali membuat penderitaan kita terasa semakin berat. Tidak bisa menghadiri undangan, acara keluarga, ulang tahun, atau pernikahan hanya menambah daftar kekecewaan yang kita rasakan terhadap diri sendiri.

Kita merasa buruk karena penyakit ini membuat hidup sulit—tidak hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. Namun, izinkan saya mengingatkan Anda: ini bukan kesalahan Anda.

Penyakit Anda memang buruk, dan dampaknya dirasakan oleh orang-orang di sekitar Anda. Tapi itu tidak berarti Anda adalah orang yang buruk.

Yang perlu Anda ingat adalah: memiliki penyakit kronis bukanlah kesalahan Anda. Saya ulangi, ini bukan salah Anda.

Tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit autoimun. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki peran besar dalam hal ini. Anda tidak memilih kartu ini, tetapi ini adalah kenyataan yang harus Anda hadapi. Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menjaga pikiran positif dan terus melangkah maju.

Penyakit ini tidak mendefinisikan siapa Anda, tetapi Anda dapat menggunakannya untuk berkembang menjadi versi terbaik dari diri Anda.

Bagaimana cara mengatasi rasa bersalah?

Rasa bersalah mungkin tidak akan pernah benar-benar hilang, tetapi ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengelolanya:

1. Jangan biarkan penyakit mendefinisikan diri Anda.

Anda bukanlah penyakit Anda. Anda hanya memiliki penyakit. Ini adalah perbedaan besar. Anda masih memiliki identitas, aktivitas, pekerjaan, prestasi, kenangan, dan cerita yang berharga untuk dikisahkan.

2. Beristirahatlah.

Ada hari-hari ketika tubuh Anda merasa baik, tetapi itu tidak berarti Anda harus memaksakan diri. Dengarkan sinyal tubuh Anda: kapan saatnya istirahat, makan makanan bergizi, tidur cukup, atau melakukan olahraga ringan.

3. Kenali batasan tubuh Anda.

Jangan memaksakan diri. Jadilah cerdas dalam mengelola energi Anda. Jika Anda merasa ragu, lebih baik beristirahat sejenak daripada memaksakan sesuatu yang dapat memperburuk kondisi Anda.

4. Tidak apa-apa untuk mengatakan "tidak."

Ada saat-saat ketika tubuh Anda mengalami flare-up atau kekambuhan, membuat Anda lebih lemah dari biasanya. Jangan merasa bersalah untuk mengatakan "tidak" pada hal-hal yang terlalu berat. Ini adalah bagian dari menjaga kesehatan Anda.

5. Ingat pentingnya memaafkan.

Orang-orang yang mencintai Anda mungkin tidak selalu memahami kondisi Anda sepenuhnya. Mereka mungkin tanpa sengaja mengatakan sesuatu yang menyakitkan. Ingatlah, tidak ada manusia yang sempurna. Memaafkan bukan berarti membiarkan semua berjalan sesuai keinginan mereka, tetapi memberi ruang untuk ketidaksempurnaan. Jangan lupa untuk memaafkan diri Anda sendiri juga. Anda tidak bisa selalu aktif 100% sepanjang waktu, dan itu tidak apa-apa.

Akhirnya, penyakit ini bukanlah akhir dari segalanya. Anda tetap bisa menemukan cara untuk menikmati hidup dan menjalani hari-hari dengan makna. Jadikan setiap momen berarti, bahkan di tengah keterbatasan Anda.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Apakah Anda Merasa Bersalah Jika Hidup dengan Penyakit Kronis?"