Kenapa Setelah Nikah, Saya Harus Lepas KIS PBI? Nggak Masuk Akal Banget!
Pindah domisili setelah nikah tuh ternyata nggak semudah kelihatannya, lho! Salah satu yang sering jadi drama adalah ngurus Kartu Indonesia Sehat (KIS). Ada cerita menarik dari seseorang yang dulunya punya KIS PBI alias yang gratis dari pemerintah karena masih terdaftar sebagai "kurang mampu".
Setelah menikah dan ikut suaminya pindah ke Purworejo, tiba-tiba dia diminta untuk melepas KIS PBI dan beralih ke KIS Mandiri. Ribet banget, kan? Awalnya dia sempat nggak terima karena merasa masih butuh KIS PBI. Tapi setelah ngobrol sama petugas BPJS, baru deh dijelaskan kalau statusnya udah berubah.
Jadi begini ceritanya: suaminya kerja di perusahaan dengan gaji UMR, yang berarti dia nggak lagi memenuhi syarat untuk pakai KIS PBI. Ada aturan kalau istri karyawan swasta bisa masuk ke BPJS PPU (tanggungan suami) atau daftar BPJS Mandiri. Intinya, KIS PBI itu cuma buat yang benar-benar nggak mampu.
Apa Sih KIS PBI Itu?
Oke, pertama kita bahas dulu KIS PBI. Jadi, KIS PBI itu jaminan kesehatan gratis dari pemerintah yang dikhususkan buat orang-orang yang kurang mampu. Semua iurannya dibayarin negara, jadi pemilik KIS PBI nggak perlu keluar uang sepeser pun buat ke dokter atau rumah sakit.
Tapi ada syarat penting nih: penerimanya harus masuk kategori miskin atau nggak mampu secara ekonomi. Data orang-orang yang layak dapet KIS PBI ini diambil dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Kementerian Sosial. Kalau data kamu ada di situ, ya udah otomatis dapet.
Nah, masalahnya, kalau kondisi ekonomi kamu berubah—kayak misalnya nikah sama orang yang kerja dengan gaji UMR kayak si suami di atas—otomatis status KIS PBI kamu bakal dicabut. Kenapa? Karena menurut pemerintah, kamu dianggap udah mampu buat bayar BPJS sendiri atau masuk ke BPJS PPU lewat perusahaan suami.
Kenapa Harus Lepas KIS PBI? Emangnya Nggak Boleh Dipake Lagi?
Jawabannya: iya, kamu harus lepas KIS PBI kalau udah nggak memenuhi syarat lagi. Aturan ini dibuat supaya bantuan pemerintah cuma fokus ke orang yang bener-bener butuh. Kalau kamu sekarang punya suami yang gajinya tetap, pemerintah nganggap kamu udah bisa mandiri, minimal lewat suami.
KIS PBI itu didanai dari pajak kita semua, jadi kalau kamu udah mampu tapi masih pakai fasilitas ini, artinya kamu “mengambil” hak orang lain yang lebih membutuhkan. Emang rasanya kayak nggak rela, sih, apalagi kalau sebelumnya kita udah nyaman pake KIS PBI. Tapi coba deh pikirin, mungkin ada orang lain yang lebih susah dan bener-bener butuh bantuan itu.
Alternatif Setelah Lepas KIS PBI
Santai aja, lepas KIS PBI bukan berarti kamu nggak bisa dapet layanan kesehatan. Kamu masih punya beberapa opsi:
1. Jadi Tanggungan Suami di BPJS PPU
Kalau suami kamu kerja di perusahaan yang daftar karyawannya ke BPJS PPU (Pekerja Penerima Upah), kamu bisa didaftarin jadi tanggungannya. Ini lebih untung karena biasanya perusahaan yang bayarin iurannya. Jadi, kamu tetep dapet layanan kesehatan tanpa harus keluar biaya.
2. Daftar BPJS Mandiri
Kalau suami kamu nggak bisa atau nggak mau daftarin kamu jadi tanggungan di BPJS PPU, kamu bisa daftar ke BPJS Mandiri. Tapi, ini berarti kamu harus bayar iurannya sendiri setiap bulan. Ada tiga kelas yang bisa dipilih sesuai kemampuan:
- Kelas I: Rp150.000/bulan
- Kelas II: Rp100.000/bulan
- Kelas III: Rp35.000/bulan
Meski harus bayar sendiri, fasilitas kesehatannya tetep sama kok. Bedanya cuma di kamar rawat inap aja.
3. Gunakan Asuransi Tambahan Kalau Mampu
Kalau keuangan kamu memungkinkan, nggak ada salahnya pakai asuransi kesehatan tambahan selain BPJS. Ini buat jaga-jaga kalau ada kebutuhan kesehatan yang nggak ditanggung BPJS.
Apa yang Harus Dilakuin Kalau Harus Pindah KIS?
Kalau kamu ngalamin situasi kayak gitu—mau pindah domisili terus disuruh lepas KIS PBI—ini langkah-langkah yang bisa kamu lakuin:
1. Datang ke Kantor BPJS Kesehatan
Jangan panik, langsung aja dateng ke kantor BPJS Kesehatan sesuai domisili baru kamu. Bawa dokumen penting kayak KTP, KK terbaru, surat nikah, dan surat pindah domisili. Jelasin situasi kamu ke petugas biar mereka bantu kasih solusi.
2. Urus Jadi Tanggungan Suami di Perusahaan
Kalau suami kamu kerja di perusahaan yang punya fasilitas BPJS PPU, mintalah dia urus ke HRD-nya. Biasanya mereka bakal minta dokumen kayak KK dan KTP kamu buat dimasukin sebagai tanggungan.
3. Daftar BPJS Mandiri Kalau Nggak Bisa Jadi Tanggungan
Kalau opsi pertama nggak memungkinkan, kamu bisa langsung daftar ke BPJS Mandiri. Daftarnya gampang kok, bisa online lewat aplikasi Mobile JKN atau dateng langsung ke kantor BPJS.
4. Jangan Nunda-nunda!
Pastikan kamu nggak ada jeda dari status peserta KIS PBI ke status BPJS Mandiri atau PPU. Soalnya kalau ada jeda, kamu bakal kesulitan dapet layanan kesehatan di masa transisi itu.
Pelajaran yang Bisa Diambil
Awalnya emang bikin kesel pas tau harus lepas KIS PBI. Tapi kalau dipikir-pikir, aturan ini sebenernya masuk akal. Pemerintah pengen bantu orang yang bener-bener nggak mampu, sementara kita yang udah dianggap mampu ya harus belajar mandiri.
Sebagai warga yang baik mari kita sadar kalau ini bukan masalah dipersulit atau nggak. Tapi lebih ke tanggung jawab sosial—dan pastinya buat kebaikan kita juga. Jadi, buat kamu yang lagi ngalamin situasi kayak gini, jangan langsung marah-marah, ya. Yuk, ikutin prosedur yang ada dan tetap bersyukur karena kita masih punya akses ke layanan kesehatan.
Kesehatan itu mahal, guys. Jadi, pastiin kamu tetep punya jaminan kesehatan, apapun jenisnya. Karena nggak ada yang lebih penting dari menjaga tubuh tetap fit dan siap menghadapi hari-hari yang penuh tantangan!
Anda dapat membaca artikel seputar BPJS Kesehatan lainnya di sini :
- Gimana Kalau Punya Tunggakan BPJS Mandiri, Tapi Sekarang Jadi Peserta PBI?
- Apakah USG untuk Ibu Hamil Ditanggung BPJS Kesehatan?
- Mau Periksa Mata Sensitif Cahaya dengan BPJS? Begini Cara Simpel Buat Kamu
- Mudahnya Berobat Cuma Pakai KTP, Nggak Perlu Ribet Lagi!
- Mau Pindah dari BPJS Perusahaan ke KIS Pemerintah Setelah Resign? Begini Caranya!
Posting Komentar untuk "Kenapa Setelah Nikah, Saya Harus Lepas KIS PBI? Nggak Masuk Akal Banget!"